Walau sebelumnya telah melihat spanduk yang dipasang di depan rumah Gina. Tapi, ketika pagi itu menyiapkan armada gokilnya dan melihat kembali spanduk itu, Saodah jadi kesal lagi. Apalagi sekarang ada tambahan tulisan Discount 50% bagi 5 pelanggan pertama setiap harinya. Jangan-jangan nanti langganannya pindah ke rumah Gina semua. Tau aja kan kalau kata-kata "discount" itu bisa bikin ibu-ibu kalap. Barang yang harganya mahal kalau ada tulisan discount pasti akan langsung diserbu.
Pikiran yang kalut karena langganannya, khususnya di akhir pekan banyak yang protes, ditambah tetangga yang ikutan buka jasa gosok keliling membuat Saodah kesal. Ngga kreatif banget sih jadi orang. Ngga bisa apa cari usaha yang lain. Malah ikut-ikutan buka gosok keliling.
Saodah masuk ke rumah dengan tampang tertekuk. Ngga enak banget deh lihatnya.
"Kenapa, Mak?" tanya Bagas yang pertama kali melihat tampang kusut Saodah.
"Itu tuh..tetangga sebelah. Ikut-ikutan kita buka usaha gosok keliling juga."
"Masa sih, Mak?"
"Noh...lihat saja sendiri. Kemarin di depan rumahnya sudah ada spanduk sekarang ada tambahan tulisan gede
"Discount 50% bagi 5 pelanggan pertama setiap harinya". Sudah ada armada gosok kelilingnya juga," kata Saodah kesal.
"Biarin aja, Mak. Namanya usaha yang baru merintis tentu langganannya ngga sebanyak kita." Somad mencoba menenangkan.
"Tapi...dari kemarin Emak belum menerima panggilan. Padahal biasanya kan tiap hari ada saja yang menghubungi Emak bikin janji," kata Saodah kesal.
"Jangan-jangan usaha kita disabotase, Mak," kata Arum menduga-duga. "Soalnya kata Mbak Ratih, akhir-akhir ini yang ngantar gosokan ke rumah juga makin dikit," sambungnya lagi.
"Gimana ngga makin dikit kalau tetangga sebelah buka jasa gosok keliling dengan discount 50% bagi 5 pelanggan pertama setiap harinya. Kayaknya langganan kita pindah ke sebelah semua deh," Saodah tampak putus asa. "Spanduk memang baru dipasang, tapi kita kan ngga tau mereka sejak kapan mulai nyabotasenya."
"Mak, yang namanya usaha itu ada pasang surutnya. Kadang rame, kadang sepi. Itu sih hal yang biasa." Somad menengahi.
"Iya..tapi menurut Emak yang bikin aneh itu karena yang nelpon untuk bikin janji dengan "Saodah Gokil" juga makin dikit," kata Saodah. Wajahnya terlihat murung.
Tiba-tiba Saodah menatap Bagas dan Satrio. Wajah Saodah begitu serius.
"Emak mau bicara serius sama kalian berdua."
Bagas dan Satrio saling berpandangan. Pandangan Bagas seolah bertanya ada apa ke Satrio. Tapi Satrio hanya mengedikkan tanda ia pun tak mengerti apa yang akan dibicarakan oleh Saodah.
"Mau ngomong apa, Mak?" Akhirnya Satrio memutuskan bertanya.
"Duduk disini." Emak menepuk kursi di sebelahnya. Bagas dan Satrio menurut.
Saodah menarik nafas dalam-dalam.
"Beberapa pekan ini, Emak menerima protes dari langganan. Katanya Gokil weekend sering terlambat. Dari sisi pengerjaan juga sering buru-buru. Ada yang mau kalian sampaikan pada Emak?"
Bagas dan Satrio saling sikut. Emak geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua anak lanangnya itu.
"Emak itu nanya, bukan nyuruh kalian sikut-sikutan."
"Mas Satrio tuh, Mak..."
"Ehhh..kok aku?" tanya Satrio sambil menunjuk wajahnya. "Bukannya kamu tuh..."
"Mas..."
"Kamu..."
"Mas..."
"Kamu..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Gokil
HumorYang namanya keluarga itu harus saling mendukung kan? Ngga mungkin banget kalau sebuah keluarga itu adem ayem terus. Pasti ada pasang surutnya. Namun, yang paling penting dari itu semua adalah bagaimana mereka saling dukung, saling bantu, dan bekerj...