Yuhuu... Bab 3 udah tayang ya, part kali ini hasil keringat #eh hasil tulisan Mba titiek_septiningsih 😁 yang setelah jadi, masih harus di godok lagi lewat rundingan virtual haha... selamat menikmati manteman 🤗
Pagi itu Somad bangun lebih pagi dari biasanya. Jam 03.30 WIB. Bahkan Rambo ayam jago tetangga pun kalah cepat dengan Somad. Sebenarnya Somad masih mengantuk. Tapi, menyadari statusnya sekarang sudah menjadi pengangguran membuat matanya sulit terpejam kembali.
Somad memandang Saodah yang masih tertidur pulas. My beautiful princess katanya sambil tersenyum. Walau saat itu Saodah tidur dengan mulut menganga dan iler menetes di sudut bibirnya, ditambah suara dengkuran yang lumayan memekakkan telinga (padahal sih Somad juga mendengkur tidurnya. Tapi orang tidur kan ngga bisa dengar suara dengkurannya sendiri😁), tapi sedikit pun hal itu tak mengurangi rasa cintanya pada Saodah.
Somad pun beranjak ke luar kamar. Mumpung belum ada yang bangun dia akan membuat kejutan untuk semua anggota keluarga. Ia akan membantu meringankan pekerjaan Saodah.
Sambil bersiul kecil Somad mengambil handuk. Mandi subuh-subuh pasti bisa menyegarkan badan dan pikiran.Sebelum mandi perut Somad mendadak mules. Panggilan alam nih. Bergegas Somad masuk ke kamar mandi.
Kamar mandi dan toilet di rumah Somad jadi satu. Dan di rumah itu hanya ada satu kamar mandi. Bisa dibayangkan ketika satu rumah mules bersamaan?? Dan itu pernah terjadi waktu mereka makan jengkol balado yang pedesnya minta ampun. Nikmat sih apalagi pas makannya dengan nasi yang masih mengebul asapnya.Somad ingat dia sampai tambah beberapa kali makannya. Tapi besoknya seisi rumah langsung heboh mencari toilet. Akhirnya numpang ke tetangga dan masjid dekat rumah. Untungnya Saodah pintar masak jengkol. Jadi toilet tetangga dan masjid bebas dari polusi.
Enaknya bangun pagi ya gini. Bisa buang air tanpa rasa was-was pintu akan digedor-gedor. Sambil menunggu saluran pencernaannya bersih, Somad sibuk mengatur rencana hari ini. Kemarin temannya yang juga ikut di PHK mengajaknya untuk melamar kerja di stasiun TV jadi OB. Katanya mereka lagi butuh OB. Belum tahu juga sih berapa orang yang diperlukan. Tapi siapa tahu jodoh kan?Trus...habis itu rencana berikutnya Somad mau nyoba-nyoba dagang. Jualan minuman dan gorengan gitu di sore dan malam hari. Nanti biar Saodah yang menyiapkan gorengannya. Makanya mau sekalian survei tempat. Modalnya bisa menggunakan sebagian uang pesangonnya.
Dug...dug...dug...
Pintu kamar mandi digedor-gedor.
"Oi...siapa di dalam. Gantian dong. Udah kebelet nih," suara cempreng Saodah terdengar tidak sabar.
Somad tersentak. Baru sadar ternyata dari tadi dia ngelamun sambil jongkok. Rasa mules di perutnya pun sudah tidak terasa. Cepat-cepat Somad cebok dan mengguyur tubuhnya.
Saat ke luar, Saodah sudah menunggu dengan tampang kesal. Somad hanya bisa nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Maaf ya Ayang," kata Somad ganjen sambil mencium pipi Saodah. Muka Saodah yang awalnya tertekuk menahan mules, langsung berubah ceria. Sambil tersenyum Saodah pun segera masuk menggantikan posisi Somad.Tak lama, satu per satu penghuni rumah pun mulai bangun. Dan niat Somad untuk memberi kejutan terpaksa ditunda.
***
"Hati-hati ya, ayang Bebeb. Semoga sukses," kata Saodah sambil mengantar kepergian suaminya.
Somad menatap Saodah dengan penuh haru. Semoga hasilnya seperti yang diharapkan. Akhirnya motor Somad pun berlalu.
Dengan mantap, ia menuju ke stasiun TV yang dimaksud. Sebenarnya letak stasiun TV itu tidak begitu jauh dari rumahnya. Hanya saja karena sekeliling kampung mereka sudah dibatasi oleh tembok-tembok perusahaan besar yang banyak dibangun disekitar perkampungan mereka, akses ke luar kampung jadi terbatas. Hanya ada satu gang kecil yang menjadi akses keluar masuk warga. Terpaksa untuk menuju ke stasiun TV tersebut Somad harus memutar cukup jauh mengikuti rekayasa lalu lintas yang sudah ditetapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Gokil
HumorYang namanya keluarga itu harus saling mendukung kan? Ngga mungkin banget kalau sebuah keluarga itu adem ayem terus. Pasti ada pasang surutnya. Namun, yang paling penting dari itu semua adalah bagaimana mereka saling dukung, saling bantu, dan bekerj...