The Power of Emak

28 2 0
                                    

Begal. Hanya itu yang terpikir di benak Saodah saat kendaraannya dihadang. Jantung Saodah berdebar kencang. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. “Aduhh…orang-orang ini mau apa ya?” batinnya kalut.

Matanya melirik ke kanan dan kiri berharap ada orang yang bisa dimintai tolong tapi jalanan itu benar-benar sepi.

“Mau apa kalian?” tanyanya pura-pura sangar. Padahal kakinya sudah bergetar tidak karuan. Perutnya pun sudah mulai terasa mules.
Bukannya menjawab, orang-orang itu malah menertawakan Saodah.

Dari dulu Saodah paling tidak suka bila ada yang menertawakannya. Karena itu, emosinya langsung naik ke ubun-ubun melihat kelakuan dua orang di hadapannya. “Dasar sableng!” makinya.

Tanpa berpikir panjang Saodah langsung menyeruduk salah satu dari dua orang penghadangnya sekuat tenaga. Tidak menyangka akan mendapat serangan dari Saodah membuat orang itu terlempar jauh ke belakang.

Badan Saodah yang gempal jelas bukan tandingan pria bertubuh ceking yang menghadangnya. Orang itu tampak mengerang kesakitan sambil memegang dadanya.

Saodah berkacak pinggang sambil menatap orang yang satunya lagi.

“Apa lo…,” tantangnya. “Lo pikir gue takut? Beraninya sama perempuan. Cuih….” kata Saodah sambil meludah.
Sebenarnya Saodah dulu pernah ikut karate. Tapi cuma sampai sabuk kuning. Itupun saat  masih SD. He..he..Postur tubuhnya yang pendek dan gempal membuatnya sering menjadi bulan-bulanan. Karena tidak tahan diledek akhirnya Saodah mogok latihan. Sebuah keputusan yang saat ini sangat disesalinya.

Tapi kalau sekedar gerakan kihon, kata, dan kumite saja sih dia masih ingat. Setidaknya dengan menunjukkan sikap dasar ini orang-orang yang berniat jahat padanya akan pikir-pikir dulu karena akan  menyangka kalau Saodah itu bisa ilmu bela diri. Padahal jurus yang terpikir di benaknya saat ini cuma jurus langkah seribu alias kabuurr. 

“Berani juga ya…, tapi mari kita lihat sampai mana keberanianmu”
Benar-benar pertarungan yang tidak seimbang. Badan lawannya tinggi besar, sementara badan Saodah mungil walaupun tidak bisa dikatakan imut.

Saodah terlihat komat-kamit. Bukan untuk mengucapkan mantra, tapi mengucap doa apa saja yang teringat olehnya. Doa makan, doa masuk WC, doa mau tidur, pokoknya doa apa saja yang terlintas di kepala sambil beringsut mundur mendekati motornya. Dengan gerakan tak terlihat Saodah menyalakan kompor yang biasa digunakan untuk mengalirkan uap ke setrikanya.

Lelaki bermasker itu mendekati Saodah perlahan membuat jantung Saodah berdebar semakin kencang. Ketika jarak mereka hanya tinggal 1 meter, cepat Saodah menyambar setrika dan menyemprotkan uap panasnya tepat ke wajah yang spontan membuat lelaki itu berteriak kesakitan. Saodah mengulang serangan itu beberapa kali hingga lelaki tersebut tidak mampu berbuat apa-apa lagi.

Cepat Saodah mengambil ponsel dan berlagak seolah menelpon kantor polisi. Tindakan Saodah jelas membuat penyerangnya belingsatan dan mundur teratur. Lelaki yang diseruduknya mendekati kawannya sambil tetap memegang dadanya yang terasa sakit. “Cepat kabur, sebelum kita ketahuan.”
Sambil terus memegang wajahnya yang kesakitan akibat terkena uap panas, lelaki tadi memaksa dirinya untuk bisa naik ke atas motor dan segera kabur bersama rekannya. Sebelum kedua motor itu jauh,

Saodah sempat mengambil foto kedua kendaraan yang tadi menghadangnya.
Saat kedua orang itu tidak terlihat, Saodah langsung terduduk lemas. Kakinya seolah tidak mempunyai tenaga. Selama menjalankan usaha gokil, ini adalah pengalamannya yang paling menegangkan. Sambil menangis sesenggukan, Saodah menghubungi Somad dan menceritakan semuanya. Setelahnya Saodah pun menghubungi Arum, dan memintanya menghandle beberapa pelanggan yang sudah membuat janji dengan “Saodah Gokil”.
****
“Wah…Emak hebat bisa melawan dua orang begal. Kalau Bagas mungkin sudah lari terbirit-birit,” kata Bagas setelah mendengar kisah heroik Ibunya siang tadi.

Keluarga GokilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang