Hyunsuk sedang duduk sambil melamun sendirian di bangku taman rumah sakit. Dia masih tidak bisa melupakan apa yang terjadi tadi siang padanya. Dan juga Hana. Semua cerita Hana membuatnya sangat sedih dan juga marah. Dari cerita Hana, Hyunsuk bisa menyimpulkan bahwa orang tua Hana benar-benar membenci Hana. Bahkan bisa jadi sampai sekarang. Mengingat bagaimana reaksi Hana ketika orang tuanya pulang ke rumah dan bagaimana Hana bisa berakhir menghabiskan seluruh tenaganya dengan berenang.
Hyunsuk teringat bagaimana Hana pingsan di kolam renang sebelumnya, bahkan tubuhnya sampai kejang-kejang dan bergetar hebat. Untunglah Hyunsuk sempat menangkap tubuh Hana, sehingga tubuhnya tidak terbentur ke kursi dan lantai. Lebih beruntung lagi, dokter Jennie datang tepat waktu, sehingga dia bisa memberikan pertolongan pertama pada Hana.
Saat sedang merenungkan semua kejadian itu, tiba-tiba seseorang duduk di sebelahnya. Hyunsuk menolehkan kepalanya dan mendapati Jennie yang sedang memegang dua gelas kertas berisi kopi. Jennie lalu menyodorkan salah satu gelas itu pada Hyunsuk.
"Thanks" kata Hyunsuk sambil menerima gelas berisi kopi itu lalu meminumnya perlahan.
Jennie hanya mengangguk sambil tersenyum di sebelahnya, lalu ikut meminum kopi miliknya. Setelah hening beberapa saat, akhirnya Hyunsuk membuka pembicaraan.
"Gimana hasil rontgen nya udah keluar?" -Hyunsuk
"Udah. Kayanya Hana lebih banyak pake gerakan tangan daripada kaki, jadi lututnya baik-baik aja. Cuman tetep aja terlalu dipaksa buat bergerak, jadi lumayan bengkak. Tapi udah ditanganin kok, jadi kayanya besok pagi juga udah baikan" -Jennie
"Dulu emang cederanya separah apa?" -Hyunsuk
"Tulang lututnya hancur Suk, dua-duanya. Jadi kita harus operasi. Tapi masih bisa ketolong, jadi dia tetep bisa jalan. Cuman emang susah banget kalo harus dipake buat kegiatannya sebagai atlet" -Jennie
Hyunsuk memejamkan matanya sambil memijat-mijat pelipisnya. Pantas saja Hana sampai berkata bahwa hidupnya hancur. Tidak terbayangkan, berapa banyak derita yang Hana rasakan.
"Kak?" -Hyunsuk
"Hmm?" -Jennie
"Kok bisa sih, ortu Hana sebenci itu sama dia? Gimana pun, Hana itu anaknya kan?" tanya Hyunsuk sambil menoleh ke arah Jennie. Jennie diam sejenak, sambil menatap lurus ke depan.
"Hana itu dulu anak tunggal. Butuh perjuangan buat kedua orangtunya untuk dapet anak lagi setelah Hana. Ibunya sampe 3 kali keguguran buat dapet adeknya Hana. Sampe akhirnya, mereka ikut program bayi tabung dan punya bayi kembar. Proses kehamilannya susah banget. Harus dijaga baik-baik. Tapi meskipun mereka udah ngejaga calon bayi nya dengan sangat baik, mereka tetep kehilangan salah satunya, ga berapa lama setelah lahir. Makannya, mereka jadi sayang banget sama bayi satunya yang masih bertahan. Mungkin karena itu, orang tuanya terpukul banget pas tau anak kesayangannya meninggal karena kecelakaan" jawab Jennie.
Hyunsuk masih diam, mencoba mencerna semuanya.
"Tapi Kak, Hana juga anak mereka. Kenapa bisa mereka sampe sebenci itu sama Hana? Aku bener-bener ga ngerti" tanya Hyunsuk lagi. Masih tidak bisa mengerti dengan semua yang terjadi.
"Pikiran sama perasaan orang kan beda-beda. Kita gatau, apa yang ada di pikiran orang tuanya Hana. Kita juga gatau, perasaan mereka yang sebenernya tuh kaya gimana. Aku yakin kok, mereka sebenernya sayang sama Hana. Tapi mungkin, mereka masih butuh waktu buat nerima kenyataan" jawab Jennie. Lalu mereka berdua kembali diam, tenggelam dalam pikiran masing-masing.
"Yang aku khawatirin justru abis ini. Aku ga tega kalo ngebiarin Hana tinggal sendirian di rumah setelah kejadian ini. Pasti dia bakal kesepian terus tenggelam sama kesedihannya sendiri. Aku takut lama-lama trauma dia muncul lagi" kata Jennie.
"Hmm.. kalo itu gampang lah Kak. Aku punya ide" kata Hyunsuk, lalu mereka mulai membicarakan hal-hal yang harus mereka lakukan.
Setelah selesai mengobrol, Hyunsuk dan Jennie langsung pergi menuju kamar tempat Hana di rawat. Ketika sampai di depan pintu, mereka terheran-heran melihat kaca kecil yang berada di tengah-tengah pintu kamar, tertutup oleh selembar kertas dengan tulisan 'DON'T DISTURB'. Karena penasaran, mereka berdua memutuskan untuk masuk saja kedalam. Dengan satu sentakan kuat, Hyunsuk membuka pintu kamar itu.
"AWW!!" pekik seseorang dari dalam. Hyunsuk memang merasa, pintunya tertahan dan menabrak sesuatu ketika di dorong ke dalam. Saat pintu sudah bisa terbuka sepenuhnya, Hyunsuk dan Jennie segera masuk ke dalam.
Mereka hanya bisa menganga, melihat 11 orang pemain HKFC, ditambah Hana, sedang duduk lesehan di lantai kamar sambil memakan nasi bungkus. Kasur yang tadinya digunakan untuk Hana tidur, kini sudah bergeser posisi ke sudut ruangan. Mereka duduk berhimpitan, bahkan Mashiho yang sepertinya tidak kebagian tempat duduk, terlihat duduk di bawah kasur.
"Astaga!! Kalian ngapain?? Yaampun malu-maluin banget" teriak Hyunsuk kaget.
"Yaampun!! Dikira ini rumah nenek kalian apa? Kok pada makan sambil lesehan disini? Hana juga. Kok kamu ikutan duduk di bawah Han? Lutut kamu ga sakit emang ditekuk gitu?" timpal Jennie yang juga berteriak.
"Stttt!! Jangan berisik Bang. Ntar kita jelasin. Tapi plis tutup dulu pintunya. Malu diliat orang" kata Jihoon. Lalu dengan cepat Haruto dan Jeongwoo menarik Jennie dan Hyunsuk agar menggeser posisinya. Setelah itu, Jeongwoo yang berada dekat dengan pintu langsung menutupnya.
"Tuh kan Wo, kata gue juga apa, harusnya pintunya di kunci aja" -Junkyu
"Iya nih. Sosoan mau di tahan pake badan. Taunya ke pentok juga kan lu sama pintu? Rasain!" -Jaehyuk
"Ya sori, gue duduknya terlalu depan, jadi masih ada space, makannya si Bang Hyunsuk bisa buka pintu" -Jeongwoo
"Terus gimana? Sakit?" -Haruto
"Pake nanya lagi. Sakit banget tau. Coba liat, berdarah ga" -Jeongwoo
"Halah lebay amat, segitu doang mah gaakan berdarah" -Jihoon
"Heh! Malah ribut sendiri. Ini jelasin ada acara apaan disini?" -Hyunsuk
"Tadi Kak Hana disuruh makan sama suster, tapi gamau kalo sendirian. Karena kita udah dibeliin nasi bungkus sama Bang Asahi, jadi kita temenin Kak Hana makan disini" -Yedam
"Iya, aku kok yang mau. Lagian lucu juga liat mereka makan sempit-sempitan disini. Apalagi Mashiho" kata Hana sambil tersenyum geli melihat Mashiho. Sementara Mashiho masih sibuk makan, tidak memperdulikan situasi di luar sana.
"Tapi kaki kamu ga sakit Han?" tanya Jennie, masih berdiri berdempetan dengan Hyunsuk di dekat pintu. Dia ingin mendekat ke tempat Hana, tetapi terlalu banyak halangan di depannya.
"Ngga apa-apa kok Kak, lagian ini sebentar lagi kita juga selesai" jawab Hana masih tersenyum. Jennie dan Hyunsuk hanya bisa tersenyum lega melihat Hana. Di dalam hati, mereka senang melihat keadaan Hana yang ceria, berkat para pemain HKFC.
"Yaudah, cepet abisin makannya. Terus beresin lagi kamarnya. Taro barang-barangnya ke tempat semula. Keburu ada yang dateng, tar di usir kita" -Hyunsuk
"Siap Bang" -Yoshi
"Oh iya Han, hasil pemeriksaan kamu udah keluar. Hasilnya bagus. Kamu udah boleh pulang besok" kata Jennie sambil melihat ke arah Hana.
"Iya Kak. Makasih" jawab Hana. Tiba-tiba senyumnya hilang dari wajahnya. Membayangkan dirinya harus kembali sendirian di dalam rumah membuatnya kembali sedih.
Hyunsuk menyadari perubahan ekspresi wajah Hana. Lalu dia menoleh ke arah Jennie. Mereka berpandangan sebentar, lalu Jennie mengangguk singkat pada Hyunsuk. Hyunsuk pun mulai menjalankan rencananya.
to be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To Me || TREASURE (END)
FanfictionJaehyuk : Bakal ada siapa emang? Haruto : Manager baru Bang. Jaehyuk : Ce/Co? Haruto : Cewek. Cantik. Banget. Gimana rasanya menjadi manager untuk 12 orang pemain sepak bola yang bobroknya super banget? Start 8 Okt 2020 Finish 5 Des 2020