Seperti biasa pagi ini Hana pergi ke asrama untuk membuat sarapan. Para pemain akan bertanding lagi lusa, jadi mereka diperbolehkan untuk tidak latihan dan istirahat di rumah.
Sedari tadi Hana hanya diam melamun di dapur. Tangannya memang sedang mengocok telur, tetapi pikirannya melayang entah kemana. Setelah semalam Hyunsuk menceritakan segalanya padanya, dia jadi terus memikirkan Hyunsuk. Dia paham betul, bagaimana rasanya meninggalkan impian karena terpaksa. Bagaimana rasanya kehilangan kesempatan bagus yang sudah berada di depan mata karena keterbatasan kemampuan dirinya sendiri. Dan yang pasti, dia tau bagaimana rasa hampa yang tertinggal setelah dia meninggalkan semua rutinitasnya.
"YAAMPUN!!"
Teriakkan seseorang menyadarkan Hana. Dia menoleh ke sumber suara, lalu melihat Mashiho sedang mematikan kompor dengan wajah panik. Seketika dia menyadari kalau dapur sudah dalam keadaan gelap karena asap.
"Kak ini kok ga dimatiin sih kompornya? Sampe udah abis gini airnya! Kalo meledak gimana?" kata Mashiho sambil menghampiri Hana.
"Eh? Sorry sorry. Sorry banget, gue kelupaan" jawab Hana. Masih setengah bingung.
"Kak, lu cuman berjarak dua langkah dari kompor, masa lu ga sadar sih ini panci udah gosong? Itu juga. Liat itu telurnya tumpah kemana-mana. Heeeehhh. Jorok!!" timpal Mashiho. Buru-buru dia mengambil lap dan mulai membersihkan meja yang kini sudah belepotan dengan telur.
"Maaf.." kata Hana lemas sambil tertunduk.
"Lu emang lagi mikirin apa sih Kak? Sampe ngelamunnya kenceng banget. Gasadar keadaan sekitar" lanjut Mashiho, masih mengelap-ngelap meja dapur.
"Gue..." Hana bingung harus mengatakan apa. Hyunsuk sudah berpesan padanya untuk tidak mengatakan ini pada siapapun. Tetapi dia juga tidak ada ide untuk mengelak dari pertanyaan itu.
"Tunggu dulu. Bang Hyunsuk gapapa kan?" tiba-tiba Mashiho menghentikan kegiatannya dan langsung menatap lurus ke mata Hana. Hana yang ditatap begitu jadi gelagapan.
"Eh.. itu.. hmm.. itu.." Hana benar-benar tidak tau harus menjawab apa.
"Udah cukup Bang Hyunsuk nutupin lukanya selama ini. Gaboleh ada lagi yang dia sembunyiin dari kita semua. Ayo Kak, kita obrolin di depan sama yang lain" tiba-tiba Mashiho menarik tangan Hana ke ruang tengah. Lalu dia mendudukkan Hana di sofa. Hana hanya diam, bingung harus berbuat apa.
Setelah itu Mashiho berkeliling ke semua kamar sambil mengetuk pintu itu satu per satu, membuat semua pemain bangun dan berkumpul di ruang tengah.
"Ada apaan sih? Masih pagi nih. Ayam juga belum berkokok" -Junkyu
"Ayam piaraan lu doang kali yang belum berkokok. Liat noh matahari udah terbit. Ayam tetangga mah udah pada kerja kali sekarang" -Jihoon
"Tapi kan Bang, kata Coach Daesung hari ini kita boleh bangun siang" -Haruto
"Ho'oh" -Jeongwoo
"Ada yang harus di obrolin" -Mashiho
"Soal apaan Bang?" -Yedam
"Bang Hyunsuk" -Mashiho
"Lah emang kenapa Bang Hyunsuk?" -Doyoung
"Gue juga gatau. Makannya ini gue mau nanya ke Kak Hana" jawab Mashiho sambil menoleh menatap Hana. Semua orang jadi ikut menatap kearah Hana sekarang.
"Eh? Hmm.. aduh.. gimana ya.." kata Hana gugup dan terbata-bata.
"Kak, beneran deh, ada apa sih sebenernya? Ngeliat Kakak kaya gini gue jadi tambah kepo" -Yedam
"Apa jangan-jangan Bang Hyunsuk bilang ke Kak Hana supaya ga bilang-bilang ke kita?" -Mashiho
"Biar kita ga khawatir gitu? Halah, berita lama itu mah. Mulai sekarang, apapun yang terjadi, kita semua harus tau. Kan kita tim. Iya ga?" tanya Jihoon sambil menatap semua orang satu-persatu. Lalu semua mengangguk setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
Come To Me || TREASURE (END)
FanfictionJaehyuk : Bakal ada siapa emang? Haruto : Manager baru Bang. Jaehyuk : Ce/Co? Haruto : Cewek. Cantik. Banget. Gimana rasanya menjadi manager untuk 12 orang pemain sepak bola yang bobroknya super banget? Start 8 Okt 2020 Finish 5 Des 2020