Hana dan Hyunsuk masih diam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hana yang jadi mengingat kembali masa lalu yang ingin dilupakannya. Dan Hyunsuk yang masih terkejut mendengar cerita Hana. Hyunsuk tidak menyangka, dibalik sifat Hana yang ceria dan terlihat kuat, dia sebenarnya menyimpan suatu trauma yang sangat mengerikan.
Air mata mulai menetes di pipi Hana.
"Habis ngomong gitu, nyokap gue langsung ngamuk-ngamuk sambil nangis histeris. Bokap gue langsung pergi keluar, gatau kemana. Dokter sama suster coba nenangin nyokap gue dan ngejauhin dia dari gue. Gue abis kena cakar, gampar, bahkan nyokap gue juga masih sempet-sempetnya narik rambut gue kenceng banget pas lagi ditarik sama suster. Dari situ gue sadar, kalo ternyata ade gue ga selamat dari kecelakaan itu" lanjut Hana. Air mata terus jatuh di pipinya. Tangannya mulai bergetar, mengingat semua kejadian itu.
"Gue... Gue pembunuh Suk. Gue udah bunuh ade gue. Gara-gara ke tolol an gue, gara-gara gue goblok banget waktu itu, ade gue... ade gue..." lanjut Hana. Tangisnya pecah, tangannya bergetar hebat. Hyunsuk yang melihat hal itu langsung kaget. Dengan cepat dia memegang tangan Hana, berusaha menghentikan getaran hebat di tangannya itu.
"Han, lu ga salah kok Han. Lu ga sengaja" kata Hyunsuk, sambil berusaha menenangkan Hana. Kini Hana mulai menangis kencang sambil menunduk. Hyunsuk merasa, tangan Hana semakin bergetar. Hyunsuk mempererat genggaman tangannya pada tangan Hana.
"Gue yang salah Suk. Semua salah gue. Karena itu gue di hukum. Hidup gue hancur. Ortu gue benci sama gue. Kaki gue hancur. Gue gabisa jadi atlet lagi. Gue gaberani keluar rumah. Gue.. gue gabisa. Hidup gue udah hancur" lanjut Hana lagi sambil masih terus menangis.
Hyunsuk lalu berlutut di hadapan Hana yang sedang duduk, sambil terus menggengam tangannya. Hana yang menyadari kalau kini Hyunsuk sudah berada di depannya, menolehkan wajahnya ke arah Hyunsuk. Hyunsuk tersenyum, lalu mengusap air mata di pipi Hana perlahan.
"Han, lu ga salah. Mungkin memang dulu lu salah ambil keputusan, tapi itu semua wajar, karena lu manusia. Dan dulu lu masih muda. Lagian, gue percaya, semua ini takdir. Memang udah takdirnya ade lu harus meninggal di kecelakaan itu. Tuhan pasti lebih sayang sama dia" kata Hyunsuk lembut. Hana mulai tenang, dan perlahan tangisannya mereda.
"Tapi.. Gue.. Gue udah hancur Suk.. Hidup gue.." kata Hana disela isakannya.
"Stttt lu gaboleh ngomong gitu. Ini semua ujian buat lo. Dan gue yakin, lo pasti bisa hadepin ini semua. Tenang, lu ga sendiri, ada gue" kata Hyunsuk, menyela perkataan Hana. Tangannya masih mengusap-ngusap pipi Hana dengan lembut.
Lalu Hyusuk bangkit berdiri, kepala Hana ikut mendongak mengikuti gerakannya. Tatapan mereka tidak lepas satu sama lain. Hyunsuk sedikit menunduk dan mengusap pipi Hana dengan kedua tanganya.
"Udah ya nangisnya, lu jelek kalo lagi nangis" kata Hyunsuk sambil tersenyum. Lalu tangannya beralih, memegang kepala Hana sambil mengacak-acaknya. Mata mereka masih saling menatap. Tatapan mereka menjadi semakin dalam.
Tiba-tiba kenyataan menghantam mereka. Jantung keduanya berdegup kencang. Wajah Hana mulai memerah. Sementara tangan Hyunsuk yang sedari tadi mengacak-acak pelan rambut Hana kini mendadak berhenti. Lalu dengan cepat Hyunsuk menarik tangannya.
"Udah ah, mending kita keluar, cari makan. Lu pasti belum makan kan? Bahkan kayanya belum minum" kata Hyunsuk kikuk, lalu berbalik dan berjalan menjauh. Hana masih terdiam disana, sambil terus menatap Hyunsuk.
Hyunsuk yang sudah agak jauh, tiba-tiba berhenti dan membalik badannya, ke arah Hana.
"Kok masih diem? Ayo! Keburu siang nih" kata Hyunsuk sambil tersenyum cerah. Melihat itu, Hana jadi ikut tersenyum lalu mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Come To Me || TREASURE (END)
FanfictionJaehyuk : Bakal ada siapa emang? Haruto : Manager baru Bang. Jaehyuk : Ce/Co? Haruto : Cewek. Cantik. Banget. Gimana rasanya menjadi manager untuk 12 orang pemain sepak bola yang bobroknya super banget? Start 8 Okt 2020 Finish 5 Des 2020