30

1.9K 303 51
                                        

Hana bergeming di depan pintu rumahnya. Jantungnya berdetak cepat. Tangannya bergetar hebat. Dia sangat takut untuk masuk kedalam. Dia masih belum bisa memprediksi apa yang akan dilakukan atau dikatakan oleh kedua orang tuanya nanti. Tetapi bagaimanapun, mereka adalah orang tua Hana. Jadi dia tetap harus masuk dan menemui mereka.

Setelah menenangkan diri dengan menarik nafas dalam-dalam berkali-kali, Hana memberanikan diri untuk membuka pintu lalu melangkah masuk. Saat masuk ke dalam, rumah sepi, tidak ada siapapun disana. TV masih mati. 

"Mungkin langsung pada masuk kamar" batin Hana.

Lalu dengan langkah perlahan dia duduk di sofa. Menunggu kedua orang tuanya datang menghampirinya.

Tak berapa lama, salah satu pintu kamar terbuka, dan seorang wanita paruh baya keluar dari kamar tersebut. Hana segera menoleh dan mendapati ibunya yang sedang berjalan menuju dapur, tanpa melihat ke arah Hana.

"Udah pulang Ma?" tanya Hana pelan. Suaranya sedikit bergetar.

"Kalo udah ada disini, berkeliaran disini, ya berarti udah pulang" jawab Ibunya.

Hana hanya diam sambil menenangkan dirinya. Ternyata perlakuan ibunya masih belum berubah sejak waktu itu. Beliau masih dingin padanya. Hana memang sudah menduga hal ini. Lagipula wajar saja kalau orangtuanya bersikap seperti itu padanya. Semua ini memang salahnya.

Hana bangkit berdiri dan mengikuti ibunya pergi ke dapur.

"Papa juga udah pulang Ma?" tanya Hana lagi, mencoba membuka percakapan.

"Udah. Papa lagi tidur" jawab Ibunya. Masih dengan nada yang dingin.

"Mama mau bikin teh? Sini biar Hana aja yang bikin. Mama istirahat aja" kata Hana sambil berusaha mengambil gelas yang baru saja dikeluarkan ibunya dari lemari.

"Udah gausah. Mama bisa sendiri" jawab ibunya sambil menepis tangan Hana.

Hana hanya bisa pasrah dan diam berdiri disana. Memperhatikan ibunya yang sedang menyeduh teh.

"Kamu habis darimana?" tanya ibunya. Matanya tidak beralih dari gelas yang sedang dia pegang.

"Baru pulang dari tempat magang Ma" jawab Hana pelan.

"Terapi? Hah. Enak banget hidup kamu" lanjut ibunya lagi sambil tersenyum sinis. Air mata sudah menggenang di pelupuk mata Hana.

"Udah sana masuk kamar. Mama bisa sendiri" kata ibunya lagi, masih tidak menatap Hana sedikitpun.

"Iya Ma. Hana masuk kamar dulu ya" jawab Hana, lalu segera bergegas masuk ke kamarnya. Air mata mulai mengalir di pipinya. Dia hanya diam berdiri di kamarnya. Menatap kosong ke arah jendela. Rasanya dia ingin menjerit sekeras-kerasnya.


~~~~~~~~~~


Hyunsuk yang sedang tertidur pulas tiba-tiba terbangun mendengar pintu kamarnya di ketuk dengan keras dari luar.

Saat keluar, dia bisa melihat Manager Yoon yang sedang berkeliling mengetuk pintu kamar yang lain sambil berteriak.

"BANGUN WOY BANGUN! JANGAN MENTANG-MENTANG LIBUR LATIHAN, KALIAN BISA BANGUN SIANG SEENAKNYA. BANGUN!!!" teriak Yoon yang kini sudah berlalu menuju lantai atas.

Hyunsuk mengucek matanya sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum. Saat sampai di dapur, dilihatnya Coach Daesung yang sedang memasak di dapur.

Come To Me || TREASURE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang