Jika 1

8.6K 714 12
                                    

Bab 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 1

***

Salsha bekerja di sebuah perusahaan make up paling terkenal di negaranya. Produk-produknya dikenal banyak orang. Influencer-influencer yang digandeng pun bukan orang-orang biasa.

Dia masuk ke Ton Eleven satu tahun lalu, tepat setelah dirinya menyelesaikan kuliah di umur dua puluh empat tahun.

Dan kalau kalian ingat, dia sempat memanggil Abhi, suami Mbak Seva dengan sebutan 'Pak', itu karena lelaki itu juga bekerja di sini, Ton Eleven, di Kantor yang sama dengannya.

Dengar-dengar dari beberapa rekannya saat mereka sibuk menggosip, jabatan yang diambil alih oleh Pak Abhi ini ternyata milik Kakaknya. Edwyn Subrata, Founder sekaligus CEO pertama dari Ton Eleven. Sebelum Edwyn akhirnya memilih hengkang dan mengembangkan bisnisnya yang lain.

Salsha bahkan sampai geleng-geleng kepala. Tidak mengerti dengan isi kepala anak-anak orang kaya. Mereka merintis karier, sukses, kemudian menghibahkannya ke sanak saudara, lalu kembali merintis lagi dari nol hanya untuk memenuhi kepuasan. Buang-buang waktu saja.

"Cha, sampel yang dikirim sama si Yuni udah lo revisi?" Mas Satria, senior sekaligus kepala divisi di kelompoknya itu berdiri di samping kubikel.

"Oh, udah, Mas." Salsha dengan gesit mengetik di papan laptopnya. "Udah gue kirim ke email lo."

Satria mengangguk beberapa saat sebelum menepuk puncak kepala Salsha dua kali. "Good," gumamnya sebelum kembali ke kubikelnya sendiri.

Salsha tersenyum. Ya dia adalah Mas Satria yang dirinya bicarakan dengan Mbak Seva. Satria Andaru, laki-laki hangat yang sudah mencuri perhatian Salsha sejak pertama dirinya masuk kerja. Dan setelah satu tahun, pria itu berhasil mencuri hatinya.

Lalu bagaimana caranya dia bisa menerima tawaran dari Seva sedangkan dirinya sendiri saja kesusahan mengalihkan pandang.
Salsha tersadar dari lamunannya saat ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja bergetar singkat.

[Mbak sampai rumah jam berapa?]


Nia. Adiknya yang mengirim pesan.
Salsha segera mengetik balasan.


[Kayak biasa, Dek. Jam lima. Tapi kalau kamu capek langsung istirahat aja.]

[Aku nunggu Mbak Chaca aja.]

[Oke kalau gitu. Tapi jangan maksain diri, ya. Kamu harus banyak istirahat.]

[Siap ^^]

Second Wedding  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang