Jika 6

6.1K 622 24
                                    

Bab 6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 6

***

Tengah malam, entah pukul berapa.

Karena dilanda kehausan, Salsha terbangun. Tatapannya menyipit saat menyadari ada orang lain yang juga berbaring disisinya.

Dia yang sudah kembali memakai piama tidurnya menapakkan kaki di lantai. Berjalan dengan mata kuyu yang mengantuk.

Dan perbedaan itu sangat terasa. Perbedaan pada rasa tidak nyaman pada pangkal paha. Dia berjalan menuju dapur.

“Sepertinya berhasil, Mbok.” Suara tawa Seva sayup terdengar. “Tapi kayaknya ngasih Mas Abhi obat perangsang sedikit berlebihan. Saya sedikit merasa bersalah.”

“Makanya, Nduk. Nggak usah gegabah pakai obat perangsang segala macam. Biasanya kalau laki sama perempuan ada di satu ruangan sepi, apalagi dua-duanya sadar udah sah, ya pasti yang lainnya akan jalan sendiri.” Mbok Asih membalas dengan cekikikan.

Pembicaraan keduanya membuat Salsha enggak melanjutkan langkah. Rasa hausnya hilang entah kemana. Matanya terasa tersengat. Dadanya tiba-tiba sesak setelah mengetahui fakta bahwa Abhi yang terlihat menginginkannya hanyalah Abhi dengan bantuan obat perangsang.

Dia memutar langkah. Berbalik menuju kamarnya berusaha tanpa diketahui. Lalu menutup pintu dengan hati-hati.

Pria itu berbaring telungkup di sana. Selimut menggulung di pinggangnya menampilkan otot bahunya yang liat.

Salsha mendekat seraya menggigit bibir. Dia ... Harus memastikan sesuatu.

Katakan dirinya gila atau apapun. Salahkan karena dirinya mendengar perkataan Mbak Seva di dapur yang sedikit banyak mempengaruhinya.

Mempengaruhi tangannya untuk menyingkap selimut yang menutupi sebagian tubuh pria itu. Membuat Salsha bisa melihat seluruh belakang tubuhnya tanpa tertutup apapun.

Dan gerakan itu menyadarkan Abhi ternyata. Pria itu sedikit mengerjap setelah merasakan hawa dingin tiba-tiba menyergap.

Dia menoleh. Sedikit mengernyit saat menyadari ada seseorang berpiyama hitam berdiri di samping ranjangnya.

Siapa?

“Ayo kita lakukan sekali lagi.” Seseorang itu bersuara.

Abhi yang masih 30% tenggelam dalam kantuknya mengucek mata. Ah, Salsha ternyata.

“Ada apa?” tanyanya dengan suara parau.

“Ayo kita melakukannya sekali lagi. Bapak pengen semuanya cepet selesai, kan?”

Entah kenapa, Abhi bisa mendengar suara wanita itu menajam. Dirinya sedikit terkejut saat Salsha dengan gerakan cepat menaiki kasur.

Abhi buru-buru meraih selimut, sedikit memberi jarak.

Second Wedding  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang