Bab 23 : Kurusu Mia 09

288 17 0
                                    

Ciuman ketiga sangat bergairah.
Kami menumpuk bibir kami di atas satu sama lain seperti kami bernafsu tak terpuaskan satu sama lain.

Aku duduk di sebelah Kurusu, dan sebelum aku menyadarinya, aku telah memeluknya.

Kurusu juga berusaha melingkarkan lengannya di tubuhku sambil bernapas dengan kasar melalui hidungnya.

Hidung kami saling bertabrakan dan gigi kami saling bertabrakan berulang kali. Namun, setelah beberapa saat, kami menjadi lebih ahli dalam hal itu. Bibir kami bersatu.

Air liur kami bercampur saat suara mesum bergema di ruang klub.

「N, Kuchu, Nchu, Fuah, N, Nah, N」

Aku membutuhkan sedikit keberanian tetapi aku mengulurkan lidahku.
Aku memaksa membuka bibir Kurusu yang tertutup rapat.

Ada beberapa perlawanan pada awalnya, tetapi Kurusu sedikit membuka bibirnya. Mengincar celah itu, aku memasukkan lidahku dalam satu pukulan.

「Nnnnn」

Kurusu berkata dengan suara terkejut dan teredam.

Mengabaikan itu, aku mencari lidah Kurusu. Mendorong jalanku melalui lautan air liur di mulutnya, aku mencari lidah Kurusu yang dia sembunyikan di suatu tempat.

Itu ciuman paling intens pertamaku. 

「Nchu, Ah, Noo, Nn, Ah」

Dengan napas pendek, Kurusu menundukkan kepalanya dari ciumanku.
Namun, aku tidak akan membiarkan dia pergi.

Menggantung di atasnya yang berbaring di sofa, aku terus mengisap bibirnya. Dan aku terus melanggar bagian dalam mulutnya dengan lidahku.

Aku menemukan lidah kecil Kurusu.
Terus-menerus mengejarnya, aku menjalin milikku dengan miliknya.

Kesenangan mengalir melalui tubuhku seperti mulutku sendiri telah menjadi zona sensitif seksual.

Kesadaranku pusing karena diterpa gelombang kenikmatan. Badanku terasa lemas seperti saya menderita anemia.

Meskipun kami berdua mengeluarkan suara tidak senonoh, kami menghibur diri hanya dengan ciuman.

「Ah ... Okutani-kun ...」

Kurusu memalingkan wajahnya.

Secara alami sejak ciuman selesai, keheningan yang canggung muncul.

Aku mengangkangi Kurusu.
Rambutnya yang acak-acakan dan berwarna kastanye menyebar di atas sofa.

Itu adalah sebuah karya seni.
Siapapun pasti memuji wajah Kurusu seperti itu. Dan aku berada diatasnya.

「Kamu terlalu intens…」

Bibir lembabnya bersinar manis.

「Maaf…」

Mendapatkan kembali sedikit ketenanganku, aku turun dari atas Kurusu.

Saat aku duduk di sofa, aku memberitahunya seolah aku sedang membuat alasan.

「Kamu ... terlalu cantik ...」
「Aku mengerti, hal seperti itu」

Cara bicaranya sepertinya dia cemberut.
Namun tidak ada sedikitpun rasa tidak senang denganku.

Kurusu meregangkan kakinya ke arahku.
Dua kaki yang mempesona terentang dari roknya.

Sandal sekolah putih dan kaus kaki biru lautnya. Pahanya yang terbuka mulus dan pantatnya yang tersembunyi di balik roknya.

Tanpa sengaja, tanganku mengulurkan tangan ke arahnya.

Erocom【R18】 (Bahasa indonesia)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang