Bab 38. Di dalam dekap

2.5K 344 63
                                    

Setelah satu Minggu berlalu banyak sekali hal-hal baru yang terjadi. Adhipura yang di jatuhi penjara seumur hidup, Aldeo yang mulai membuka hati dan berbaik sikap pada Vano.

Bahkan kemarin Aldeo sempat mengajak Vano berkeliling di taman rumah sakit dan membelikan anak itu permen kapas bewarna merah muda.

Seiring berjalannya waktu, tali-tali hubungan tak kasat mata yang awalnya putus kini telah kembali terhubung lewat perantara Vano. Cinta lama yang Viktor dan Yumna kubur dan coba untuk mereka lupakan nyatanya semuanya gagal. Mereka masihlah orang yang sama, yang dulu saling mencinta satu sama lain.

Leo dan Rajen yang selalu ada di sisi Vano. Walau Rego jarang menjenguk karena dia sibuk mengurus kelulusan sekolah.

Sampai detik ini yang Vano tau ada dua orang yang belum mengunjunginya. Hanya Rosa dan Emily. Kedua orang itu seolah tak ingin menatap Vano lagi.

Walaupun cuaca hari ini terik. Namun, senyum Vano tidak pudar. Apalagi saat Viktor sempurna meminang Yumna. Semua orang bertepuk tangan gembira. Termasuk dirinya.

Hari ini Vano baru saja keluar Rumah sakit. Acara ini pun sangat dadakan. Vano yang meminta semua di percepat.

Awalnya, Aldeo menentang semua ini karena dia ingin tinggal dan membesarkan Vano. Terlebih, Vano adalah anak nya. Tapi, setelah anak itu bertutur. 'Vano anak Ayah Aldeo. Nggak peduli sama siapa Vano tinggal, Ayah tetep Ayahnya Vano.'

Ya sebening itulah hati Vano. Seolah dengan mudahnya memaafkan semua orang walau orang-orang itu yang hampir membuatnya menyerah dalam menapaki hidup.

Seolah semua itu menyiratkan. Tidak penting dengan siapa Yumna bersanding. Tidak akan ada yang dapat merubah ikatan darah.

Vano mengulum senyumnya, walau lukanya masih tersisa. Vano mengingat semuanya. Perlakuan orang-orang di sekitarnya yang menyakitkan. Tapi lagi-lagi Vano di tuntut untuk tidak egois. Dia hanya perlu ikhlas menerima segalanya dan membuat lembaran baru bersama orang-orang yang dulu melumurinya dengan lara.

Vano terlihat sangat tampan, mengenakan setelan formal. Dengan jas hitam dan kemeja putih. Duduk di kursi roda dengan Rajen sebagai ajudannya.

Pernikahan ini memanglah keputusan besar, harus segera di laksanakan. Besok, Vano akan menjalani operasi. Setelah satu minggu, ginjal yang cocok untuknya di temukan. Vano membuang napas. Selepas operasi, mungkin dia bisa menjalani hari yang bahagia bersama Yumna dan Viktor serta Arga.

Mereka bersenda gurau dengan pengantin baru. Di meja putih bundar. Semuanya hadir kecuali Rosa dan Emily. Sesekali Vano mengangguk atau menggeleng. Dia juga akan ikut tertawa. Dia merekam semua ini, selama ini dan sebelum ini. Bahkan lintasan memori saat Viktor memeluknya dan menangis meminta maaf. Menceritakan semuanya yang terjadi dengan perlahan.

Vano tidak bisa berbuat apapun selain memberi maaf  saat semua orang datang dan meminta maaf dengan derai air mata serta memeluknya penuh kehangatan.

Ada sedikit penyesalan yang Vano miliki. Yaitu kenapa dia tidak melupakan semua ingatannya saja. Agar Vano mudah membuka lembaran baru tanpa memori menyakitkan.

Yumna duduk di samping Vano. Menggenggam tangan anak itu yang kian lama semakin dingin. Lalu Viktor yang juga berada di sisinya. Acara foto keluarga, komplit.

Vano sungguh bahagia. Walau sesekali ada sakit yang tidak bisa di bagi. Tidak bisa dia jelaskan bahkan pada Rajen sekalipun. Kini Vano memiliki orang tua yang akan memperlakukannya dengan baik, sungguh ini adalah hari yang paling membuat semesta Vano berbahagia.

Hiraeth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang