Bab 27. Kadang yang diam justru mengetahui kebenaran

2.3K 315 28
                                    


"Ya ampun!! Lo abis dari mana sih Van? Celana kotor, baju kotor, tangan juga kotor. Lo di ajakin di Fathur main masak-masakkan pake tanah? Gue di rumah khawatir nungguin lo!"

"Cepet mandi sana! Entar gue bawain makan ke kamar lo. Lo sih pulangnya telat, jadi kelewat makan malem."

Begitulah kiranya sambutan yang di dapat Vano saat membuka pintu utama keluarga Aldeo.

Kedua tangan Leo bertengger di pinggang. Dia sok menjadi kakak dadakan. Halah tidak tau apa kalau tingginya saja jauh di bawah Vano.

Matanya juga sok nyalang seperti emak - emak, tapi Vano suka. Dia suka perhatian yang Leo berikan. Dia suka saat Leo mengomel -rap ketika dia melakukan sesuatu yang sedikit menyeleweng.  Masih ada Leo yang selalu memperhatikannya. Setidaknya untuk saat ini.

"Iya bang, oke. Gue mandi dulu."

"Eh? Lo bilang apa barusan?"

"Abang." Jawab Vano singkat.

"DEMI APA??? MAMAA...VANO PANGGIL LEO ABANGG!!"

Leo lantas berlari menubruk Rosa dari belakang, padahal sang Ibu sedang sibuk memasak.

Vano masih di pintu, melihat sembari tersenyum lekat. Sesak sekali, mau bagaimana pun Leo adalah kakaknya. Sekarang dia masih memiliki Leo. Apakah Leo masih akan terus di sampingnya meski dia tau perpecahan di keluarganya terjadi, karena Vano?

Vano kelewat paham dan siap. Vano tau, kebenaran yang di sembunyikan tidak akan bertahan lama. Semua ini pasti akan terungkap kapan saja. Dan Vano harus siap akan konsekuensinya, salah satunya dia akan kehilangan sosok Leo.

"BERISIK!!!" Itu suara yang terdengar dari balik pintu kamar Rego . Dia pasti sangat terganggu dengan suara menggelegar Leo.

•••

Seorang pelayan membawakan kopi hitam pekat untuk sang majikan dengan tangan bergetar.

"Silakan tuan."

Sang tuan hanya mengulas senyum miring dan mengangguk dengan pandangan masih terpaku pada dinding.

"Cepat keluar!"

Tentu saja tanpa membantah lagi  pelayan itu langsung beringsut keluar. Karena ini bahaya. Hanya sang pelayan itu dan sang tuan yang mengetahui tempat itu.

Ruangan tersembunyi di mansion, sangat tersembunyi. Jika ingin menemukannya kau harus membawa senter untuk menembus kegelapan terlebih dahulu, seperti terowongan di bawah tanah.

Di sana sang tuan tampak bangga akan pencapaian.  Dia memainkan catur seorang diri. Sambil terus mengulas senyum miring.

"Bocah ingusan ke sini."

'Tuk-tuk-tuk'

Dia melajukan kuda (catur).

"Lalu bomm.  Meledak."

"Lalu bocah ingusan ke sini dan meledak juga."

"Selesai."

Sang tuan, biar ku beri tahu barang sedikit. Dia seorang lelaki, bergelimang harta itu pasti. Dan dia memiliki misi.

Sang tuan berjalan mendekat pada papan dengan beberapa foto tertempel di sana. Ukurannya sekitar 10R. 

Dan lihat!  Disana ada foto Yumna, Rosa  dan....dan ada foto Vano juga. Entah apa yang akan lelaki itu lakukan, namun sepertinya bukanlah hal yang baik. Ini sangat buruk, foto Yumna sudah terlebih dahulu mendapat coretan silang spidol merah.

Hiraeth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang