23 : Don't Quit

153 37 14
                                    


BGM : Mr. Dawn and Recording Studio - Nam Hye Seung

"Satu helai daun.. mendarat di bahu. "

Suara Suji memasuki penfengaran Jungkook ketika ia masuk ke ruangannya. Pria itu menghentikan langkahnya, mencari sumber suara.

Langkah kakinya kemudian bergerak ke arah Jimin yang sedang duduk di tempatnya. Pria itu mematikan rekaman suara Suji begitu melihat Jungkook berjalan ke arahnya.

"Well, aku penasaran," kata Jimin setelah Jungkook sampai di hadapannya. 

"Apa?"

"Lee Suji. Titik reaksi Jeon Jungkook. Keputusasaan yang meningkatkan kemampuannya hingga ekstrem," ucapnya dengan nada bercerita.

"Mungkinkah orang ini.. Kalau benar, setiap penelitian akan dimulai dengan Lee Suji. Alat Lee Suji telah diuji, dan petunjuk tentang tahap selanjutnya mungkin ada di sini," lanjutnya dengan nada semangat.

"Hapus," ucap Jungkook tegas, membuat Jimin sedikit bingung.

"Hapus semuanya di depanku," ulang Jungkook lagi.

"Kau dan Seokjin selalu memulai penelitian baru, tapi tidak memberi tahu apapun padaku. Aku minta maaf kalau sudah lancang, aku hanya penasaran."

Alih-alih menanggapi Jimin, Jungkook kembali mengucap dengan yakin, "Sekarang. Juga."

Jimin melirik Jungkook berulang kaliㅡmempertanyakan ucapannya, tapi mata pria itu mengatakan bahwa ia tidak sedang main-main. Ia menarik nafas pelan, lalu mengetik sesuatu di atas keyboard komputernya. File-file yang penuh kode tulisan itu perlahan terhapus satu per satu.

"Sudah selesai," ucap Jimin.

"Aku tidak mengerti," lanjutnya sambil meletakkan kedua tangannya di meja.

Seokjin tiba-tiba datang sambil menatap Jungkook dan Mingyu bergantian, lalu menghela nafas.

"Tentu saja," ucapnya pada Jimin, "Itu pasti sangat membuat frustrasi karena kau tidak dapat mengerti bahkan dengan otak pintarmu."

Seokjin memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan menatap Jimin sambil tersenyum, "Tidak apa-apa. Kau tidak harus tinggal di sini. Sana, kau bisa pergi ke tim 2. Mereka akan menyukainya jika kau pergi ke sana."

"Tidak mau," elak Jimin. Jawabannya tegas. Jenis yang berarti, 'Aku tidak akan pergi kemana-mana tanpa Jeon Jungkook dan Kim Seokjin.'

Namun ia segera memasang wajah penasaran lagi, "Tapi.. siapa itu Lee Suji? Siapaㅡ" Ucapannya terputus ketika pandangannya bertemu dengan Seokjin, pria itu kini menatapnya seperti akan menembakkan laser dari matanya.

"Aku bahkan tidak penasaran," lanjut Jimin lalu mengatupkan bibir rapat dan beralih memakai headphone miliknya.

Seokjin menepuk bahu Jungkook, kemudian berjalan ke arah pantry. Sementara Jungkook mengikutinya dari belakang, langkahnya terlihat sempoyongan. Ia memijat pelipisnya selagi berjalan.

Seokjin mengambil gelas, mulai menuang bubuk kopi dan air panas. Tangannya sibuk mengaduk sambil mengoceh.

"Jimin, bocah itu, punya kemampuan deduksi yang baik. Dia pintar. Tentang titik reaksi.. itu tidak akan berubah. Tapi itu harus sesuai kondisiㅡ"

Seokjin menoleh ke arah Jungkook ketika mendengar suara dentuman. Jungkook sudah terduduk di lantai dengan kepala yang menunduk.

"Astaga," keluhnya. Seokjin meletakkan sendok di meja dan langsung berjalan ke arah Jungkook, "Bersandar ke belakang."

half of a half ㅡ jungkook;sinb ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang