"Yewon, menurutmu satu persen itu potensi atau harapan palsu?"
Eunbi merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, ponselnya ia letakkan di sampingnya.
Suara Yewon terdengar melalui speaker. Ia terkekeh, sudah lama tidak mendengar Eunbi seperti itu. "Ada seseorang yang memberimu harapan palsu?"
Eunbi merengut mendengar tanggapan Yewon, ia kini duduk di pinggir tempat tidurnya.
Yewon bergumam sebentar, "Kalau kau berpikir satu persen itu adalah seluruh persen yang kau punya, itu potensi. Tapi kalau kau berpikir kau tidak punya lagi selain satu persen itu, itu harapan palsu."
Eunbi tertegun mendengar jawaban Yewon, kemudian mengangguk-angguk walau wanita itu tidak bisa melihatnya.
"Apa ini.. jadi siapa dia?" tanya Yewon.
"Ada, seseorang," sahut Eunbi. Kemudian ia merebahkan tubuhnya kembali di atas tempat tidur.
"Lakukan saja seperti biasanya," ucap Yewon, "Kau tahu yang terbaik."
"Aku akan membiarkannya," balas Eunbi, membuat Yewon bertanya-tanya.
"Aku akan melepas satu persenku di luar sana dan melihat bagaimana itu akan bertahan atau itu akan jatuh begitu saja."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yerin mengulang terus mengucapkan nama Eunbi selagi masuk ke ruang studio sementara yang dipanggil hanya mengernyit heran.
Yerin baru saja mendapat telepon dari Jaehyun dan langsung berlari ke lantai dua untuk menyampaikan berita baim itu pada Eunbi.
"Pak Jaehyun bilang dia akan mengerjakan albumnya denganmu."
Yerin menepuk dadanya sendiri, "Aku yang mengusulkan itu."
Wanita itu mulanya tertawa pelan, lalu berteriak heboh seakan ia baru saja memenangkan piala dunia.
Dengan begitu, ia pergi lagi sambil terus membanggakan dirinya meninggalkan Eunbi yang masih kebingungan di dalam.
Setelah akhirnya memproses kabar dari Yerin yang mendadak itu di kepalanya, sudut bibirnya terangkat naik. Ia membuka ponselnya, lalu mengirim pesan singkat pada Jaehyun.
Pak Jaehyun, ini aku Hwang Eunbi. Aku mendengar dari Manajer Jung. Aku akan berusaha yang terbaik. Sampai bertemu nanti sore.
Pesan Eunbi masuk ke notifikasi Jaehyun tepat ketika pria itu sampai di rumahnya.
Jaehyun meletakkan tas kerjanya di meja, kemudian duduk di kursi. Ia membaca pesan Eunbi sekilas, hampir membalas pesan itu sampai matanya menangkap deretan nomor telepon yang tertera di kolom pengirim.
Seperti merasa tidak asing, ia berjalan cepat ke arah boks-boks di mana ia menyimpan barang-barang Suji. Ia mengambil kertas yang terakhir kali ia letakkan di atas salah satu boks, bertuliskan sederet angka.