Jaehyun memutuskan untuk pergi. Dari jendela ruang studio, Jungkook dapat melihat seorang pria berjalan kaki ke luar dari gedung, semakin menjauh. Jungkook tidak tahu seperti apa dan siapa Jaehyun yang disebut Yerin, tapi ia berasumsi bahwa pria itu adalah orang yang dimaksudnya. Ia membuka tirai jendela lebih lebar sebelum akhirnya pergi dari sana dan menyusuri jalan sampai ke jalan besar.
Tak selang beberapa lama, Eunbi dan Yerin sampai di gedung studio. Mereka turun setelah menyerahkan pembayaran pada supir taksi. Eunbi masuk duluan ke dalam, berusaha menyiapkan diri sambil menaiki tangga ke lantai dua. Ia membuka pintu studio, namun ruangan itu telah kosong.
"Astaga, ke mana mereka pergi?" Yerin yang berada di belakang Eunbi menghela nafas panjang, "Kurasa aku gagal lagi."
Ia kemudian ke luar, membiarkan Eunbi sendiri dan turun ke bawahㅡke ruangannya. Eunbi berjalan pelan masuk ke dalam ruang rekaman dan menutup pintunya rapat.
Tangannya menggenggam erat ponselnya, kemudian menghubungi Jungkook.
Jungkook mengangkat telepon dari Eunbi sambil berjalan, tapi langkahnya sekonyong-konyong berhenti seiring wanita itu bicara. Suaranya terdengar bergetar.
"Mungkin dia akan kembali jika dia hancur. Mungkin dia akan menghubungi jika dia menderita. Kemungkinan.. Secercah harapan."
Eunbi menarik nafas pelan, "Hentikan itu. Hentikan cinta satu pihakmu yang tak pernah berakhir." Eunbi menahan baik-baik isi hatinya, dadanya terasa sesak hampir frustrasi.
"Benar.. Kau bilang kau tidak tahu apa artinya bahwa kau harus berhenti dan kenapa kau harus, bukan?"
Jungkook terdiam, tidak memberikan balasan pada Eunbi.
"Cinta bertepuk sebelah tangan yang aku rasakan.. punya setidaknya satu persen kesempatan. Siapa yang bilang aku punya satu persen?" Suara Eunbi meninggi. "Karena kau hidup," lanjutnya.
"Kau bahkan tidak punya satu persen itu.. Jadi, hentikan itu.."
Eunbi berhenti, mengatur nafasnya yang sedikit terengah. Pria yang tersambung dengannya hanya diam di seberang sana.
"Maafkan aku, tapi.." Ucapan Eunbi terputus sejenak, tadinya ragu namun akhirnya ia lanjutkan dengan tegas.
"Aku tahu aku harus minta maaf.. Jadi, aku akan berhenti juga. Aku akan berhenti karena aku hanya punya satu persen. Tapi kau.."
"Kau seharusnya sudah berhenti sejak lama," tutupnya sebelum memutus sambungan teleponnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkook melanjutkan perjalanannya hingga ia benar-benar sampai pada jalan besar di mana ia bisa melihat jembatan penyeberangan.
Pikirannya bekecamuk sekarang, kembali pada beberapa kejadian, apa yang membuatnya menjadi seperti ini.
