BGM : Is it coincidence? - Park Sang Hee, Nam Hye Seung
Yerin bernafas selagi menutup matanya. Ia menghirup dalam aroma alam itu. Setidaknya ia melakukan yang harusnya ia lakukan meskipun sudah lelah. Ladang memang satu-satunya tempat ia memulihkan diri.
"Benar, aku sudah mendapatkan sinar matahari dan menyiram diriku sendiri."
Namun tanaman dan manusia benar-benar berbeda. Sinar matahari dan air tidak akan membuatnya lebih baik dengan cepat. Tidak ada yang akan melakukannya untuknya. Ia melakukannya sendiri. Lama akhirnya ia tersadar, hanya satu penyelesaiannya.
Yerin mengeluarkan ponsel miliknya, memutuskan untuk menghubungi Jungkook. Sudah tiga panggilan yang ia buat, namun tidak kunjung dijawab oleh pria itu.
Kemudian diawali dengan tawa canggung ia mulai berlatih, "Hei, nenek menghubungimu, kan? Aku memintanya untuk menghubungimu. Ini tidak seperti aku tidak mengkhawatirkanmu sama sekali."
Begitulah, ia mulai bicara bahkan sebelum Jungkook mengangkat panggilannya dan ketika Jungkook benar-benar menjawabnya, ia tersentak.
"Astaga, kau mengejutkanku. Aku tidak berpikir kau akan mengangkatnya."
"Haruskah aku tidak mengangkatnya?"
"Bukan begitu.." sahut Yerin cepat, "Apa kau.. baik-baik saja?"
Tidak ada jawaban selama beberapa saat.
"Bagaimana aku bisa baik-baik saja?"
Yerin menunduk, terdiam.
"Maaf," ucapnya akhirnya.
"Beri tahu aku apa tepatnya yang membuatmu minta maaf," balas Jungkook.
Yerin bergumam bingung, "Apa kau bersikap jual mahal?"
"Kau harus menyesal dengan benar. Aku minta maaf karena 'ini dan itu.'"
Yerin menghela nafas pasrah, "Aku minta maaf atas semuanya. Aku pasti tidak waras."
"Jadi sekarang kau sudah waras lagi?" sahut Jungkook.
Yerin mendengus, "Kau tahu aku kadang tidak berpikir dengan benar ketika menyukai seseorang."
"Dengan orang itu?"
"Jangan khawatir, aku sudah membuangnya jauh-jauh."
"Itu hanya perasaan yang sangat singkat," lanjutnya, "Bahkan itu bukan kata yang tepat, kurasa aku benar-benar hanya ingin membantunya."
Yerin menarik nafas sejenak, "Benar, aku lah masalahnya. Bagaimana aku bisa melakukan itu padamu?"
"Tetap, aku bersyukur," lanjutnya, "Bagaimana aku bisa punya paman sepertimu?"
Jungkook tersenyum tipis, "Kau berlebihan."
"Jangan mati sebelum aku." tambah Yerin cepat, yang dibalas keluhan Jungkook, "Cukup."
Yerin tersenyum kecil, kemudian menarik nafas panjang lagi sebelum bicara.
"Waktu aku datang menemuimu karena nenek, itu hal terbaik yang pernah aku lakukan. Kalau aku tidak datang membawakanmu kimbap, kau tidak akan menjadi kau yang sekarang. Aku melakukan sesuatu yang berharga, bukan?"
"Kau adalah keluarga terdekat satu-satunya bagiku," balas Jungkook, membuat Yerin sedikit berkaca-kaca.
"Kau benar-benar berharga."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.