12 : Suji's Reminiscence

194 36 0
                                    


BGM : Rêverie - Claude Debussy, Alain Plaines

Masih ada beberapa jam hingga malam hari. Langit masih terang, cukup untuk menerangi setiap sudut ruangan di rumah itu walau Jungkook juga menyalakan beberapa lampu meja.

Lutut Eunbi menekuk rapat, tangannya memeluk lututnya. Jungkook juga menekuk lututnya tidak rapat, tangannya ia posisikan di atas lutut, yang kiri memegang pergelangan tangan satunya. Selanjutnya Jungkook meletakkan alat percakapan di lantai, di tengah-tengah mereka.

Jungkook mengganggukkan kepalanya, memberi isyarat pada Eunbi. Wanita itu mengerjapkan matanya beberapa kali lalu melirik ke kanan sekilas, berpikir sebelum mengeluarkan kata-kata dari mulutnya. "Halo.. Ini aku. Bagaimana kabarmu?"

Untuk sesaat, tak ada reaksi dari alat itu. "Kau tahu kafe di ujung jalan? Aku meninggalkan bunga di sana," lanjutnya.

"Aku baik-baik saja. Aku akan melihat ke kafe."

Eunbi mendongak, menatap pria di hadapannya. Hanya dengan mendengar suara Suji keluar dari alat itu sudah terasa sangat menakjubkan bagi Eunbi.

"Itu hanya suara Suji. Fungsinya adalah untuk percakapan seperti yang kita kenal, seperti Siri."

"Kau mengubah sejarah pribadi Suji menjadi data, lalu melapisi suaranya di atasnya," ucap Eunbi pelan, memastikan.

"Apa yang kau bayangkan?" tanya Jungkook.

"Percakapan dengan Suji yang sebenarnya." 

Eunbi melihat ke samping, ke depan, lalu ke sekliling. Dahi Jungkook berkerut, bingung apa yang dilakukan wanita itu.

"Ada apa?"

Eunbi bergumam, "Di sini dingin."

"Ah.. aku tidak punya pemanas."

Eunbi melebarkan matanya tidak percaya, "Apa kau tidak merasa dingin?"

"Dingin," sahut Jungkook.

"Dan kau tetap tinggal di sini?"

Jungkook memiringkan kepalanya sedikit, berpikir. "Mungkin aku harus membeli kompor," ucapnya sambil menatap ke bawah.

"Kau bisa meminta kota untuk menyalakan gas," sahut Eunbi. Pandangan Jungkook dengan cepat beralih ke Eunbi.

"Mereka akan segera datang jika kau menelepon." Pria itu membuka mulutnya kecil seakan mendapat pelajaran baru, lalu mengangguk-anggukan kepalanya.

Eunbi tersenyum tipis. Pria seperti Jungkook yang punya perusahaan AI ternama di Korea, ternyata butuh banyak bantuan.

"Di sini paling aman," ucapnya lagi, "Tidak ada yang tahu tempat ini."

Pria itu menyatukan kedua tangannya, membuatnya sebagai alas untuk menopang dagunya. Ia menatap Eunbi lurus. Eunbi yang ditatap seperti itu menjadi gugup. Matanya bergerak bingung mencari-cari, lalu berhenti ke arah luar. 

"Bisakah kau ceritakan tentang kapan kau terakhir melihatnya?"

Eunbi menurunkan pandangannya perlahan ke bawah, menarik nafas pelan sebelum akhirnya menjawab. "Suji datang ke studio sebelum pergi. Dia berteriak padaku di hari kalian berdua tidak bertemu. Mungkin dia merasa tidak enak."

"Suji tidak mungkin berteriak," jawab Jungkook pelan. 

"Aku tidak bermaksud dia mengutuk atau meninggikan suaranya. Dia bicara dengan nada yang lebih tinggi dari biasanyaㅡ" Eunbi berhenti, lalu menatap Jungkook, "Kau tahu ini berat bagiku untuk membicarakan tentang ini."

Jungkook menurunkan tangannya ke bawah, kepalanya mengangguk kecil namun mulutnya bicara lagi.

"Aku dengar bahwa kau adalah orang terakhir yang bicara dengannya di telepon?"

half of a half ㅡ jungkook;sinb ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang