46 : Precious Person

232 36 15
                                    


BGM : But it's Destiny - 10cm

Jungkook duduk diam di mejanya, tidak beranjak ke luar dari ruangannya. Taehyung dan beberapa anggota tim lainnya malah asik saling berbisik.

Apa yang terjadi dengan Jungkook? Atau apa yang membuatnya seperti itu?

Baru saja beberapa hari belakangan pria itu berubah drastis, dari yang biasanya tidak pernah mengucapkan salam ketika datang atau pergi dari kantor. Pria itu bahkan terkadang membuat mereka pulang lebih cepat, tentu saja itu membuat mereka senang bukan main. Namun kini ia sepertinya kembali lagi ke dirinya yang lama.

Seokjin masuk ke ruangan dan meletakkan segelas kopi di meja Jungkook, membuat pria itu menoleh sekilas.

Seokjin menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya melihat Jungkook tidak bisa melepaskan tangannya dari ponselnya.

Jungkook menggenggam ponselnya erat selagi menatap Seokjin serius, "Dia akan menghubungiku."

"Aku tidak bertanya," balas Seokjin. Kemudian ia berdecak gemas, "Kau sangat percaya diri. Itu menyedihkan."

"Aku tidak bisa menjelaskannya," balas Jungkook, "Tapi kami tidak bisa putus."

Seokjin hanya mendelik dan menganggukkan kepalanya seolah ia mengerti. Ia mengambil gelas berisi kopi yang tadi ia letakkan di meja.

"Bawa ini," katanya sambil menyodorkan itu pada Jungkook.

"Ayo ke luar. Mereka begitu ingin kau kembali menjadi kau yang belakangan ini. Bukan kembali menjadi 'hantu'."

Jungkook mengambil gelas itu dari tangan Seokjin, kemudian beranjak berdiri, "Hantu? Aku?"

Seokjin berjalan ke luar mendahului Jungkook, "Benar. Itu julukanmu."

"Kau selalu datang dan pergi tanpa mengucapkan salam. Kau tak pernah terlihat, tapi semua pekerjaan selalu beres, bahkan sukses besar."

Jungkook hanya mendengarkan selagi berjalan ke luar dari ruangannya, tidak terlalu mempedulikannya.

Tapi kemudian ia berhenti, "Siapa yang membuatnya? Julukanku."

Seokjin ikut berhenti. Waktu yang tepat.

Ia kemudian menunjuk Taehyung yang sedang lewat di depan mereka, "Dia."

Taehyung menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan bingung, "Aku?"

Jungkook mengangguk seolah ia mengerti selagi menatap Taehyung. Tapi seketika Taehyung merasa tidak beres, seakan ia akan terkena masalah jika bicara lebih.

Ia tertawa canggung kemudian berjalan cepat ke ruang tengah di mana anggota timnya sedang berkumpul.

"Apa kita sudah memiliki subjek tes terakhir?"

Seokjin dan Jungkook mengikuti di belakangnya.

"Bukannya itu kau?" sahut seorang pria pada Taehyung, perawakannya tidak terlalu tinggi jika dibanding orang-orang yang ada di sana. Tanda pengenal yang tergantung di lehernya bertuliskan 'Park Jimin'.

"Oh, Jungkook ada di sini," lanjut Jimin, membuat seluruh anggota tim yang duduk di sana ikut menyambut Jungkook seakan ia seseorang yang hanya muncul satu tahun sekali.

"Kita sudah sepakat tidak menggunakan aku," balas Taehyung.

"Itu teknisi suara itu, bukan?"

Seokjin duduk di sofa dan menyandarkan tubuhnya, "Katanya titik reaksinya adalah sebelum fajar."

Jungkook terlihat terkejut, hanya sedikit. Tapi kemudian ia ikut duduk sambil tersenyum tipis.

"Sebelum Fajar," ucapnya, "Sebelum Fajar membuat Eunbi keluar. Masuk akal."

half of a half ㅡ jungkook;sinb ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang