Ia terbangun di sebuah padang rumput. Sinar mentari membuat pandangan matanya silau. Sepertinya, hari beranjak siang. Tiba-tiba ia melihat sesuatu. Ada seorang, tidak, ada dua orang. Tepatnya, ada seorang anak kecil dan seorang wanita. Mereka berdiri membelakanginya. Si wanita memegangi kepala anak kecil. Sedangkan, si anak kecil melihat ke arahnya. Anak berjenis kelamin laki-laki itu melambai-lambaikan tangan kepadanya seraya mengucapkan sesuatu. Entah apa. Setelah itu, mereka berjalan menjauh. Dia mencoba menggerakkan kakinya, bermaksud mencegah kepergian mereka. Tapi kemudian, tiba-tiba situasi berubah. Dia mendapati dirinya ada di dalam sebuah kamar. Kamarnya sendiri. Itulah pertama kali ia mendapatkan mimpi itu, tujuh tahun lalu. Setelah itu, dia kerap mendapatkan mimpi yang sama. Meski tidak setiap hari, tapi cukup sering. Alfarizki tidak tahu apa arti mimpinya itu. Apakah itu sebuah memori dari masa lalu? Atau hanya sekedar bunga tidur saja.