💫 S e v e n 💫

4.7K 656 32
                                    

Sore ini seperti biasa Winter duduk di teras depan rumahnya sambil memainkan gitar kesayangannya. Tapi jujur saja Winter masih memikirkan ucapan teman-temannya yang kemarin saat di sekolah. Dan parahnya hari ini dia mendengar gosip yang tidak masuk akal dari murid-murid yang lain.

"Gue ngga tau banyak, serius deh! Yang gue tau selesai pemakamannya, kakak gue sama temen-temennya yang lain nyusulin kak Karina ke rumahnya,"

"Pantesan waktu itu rumahnya rame banget," gumam Winter menatap rumah di sebelahnya dan tepat setelah itu salah satu penghuninya keluar.

"Ngapain liat-liat?" sahutnya

"Dih, siapa juga yang liatin kamu! Ge-er banget jadi orang," ketus Winter lalu kembali memainkan gitarnya tapi tidak lama kemudian Winter kembali menatap Karina yang sedang menyiram tanaman.

"Banyak sih yang bilang kalau kak Karina yang bunuh temennya itu, karna ngga mungkin tiba-tiba anaknya lompat dari atap gedung sekolah,"

"Kak Karina juga kan yang ada di lokasi pas kejadian itu,"

"Kenapa malah aku yang kepikiran sih? Tau ah, bodoh amat!" celoteh Winter sambil memukul-mukul kepalanya pelan.

"Emang bener udah gila anaknya," lirih Karina menatap Winter yang heboh sendiri.

"Loh, Rachel kamu satu kompleks sama Karina?"

"Iya, kan kamu udah sering ke rumah aku juga,"

Baik Karina dan Winter langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah dua gadis yang berdiri di antara pagar pembatas antara rumah keduanya.

"Yah kan aku ngga pernah lihat Karina disini, jadi aku ngga tau,"

"Rachel baru aja selesai les-nya?" seru Karina

"Eh? Iya Rin. Sekalian nungguin Emily juga tadi," balas Rachel sembari menunjuk gadis di sebelahnya.

"Rin, aku mau nanya deh. Emang bener ya yang di ceritain sama anak-anak lain kalau Giselle meninggalnya karna kamu?"

"Emily! Kamu apa-apan sih? Kok nanyain yang kayak gitu?" tegur Rachel

"Loh, kan aku nanya doang, Chel. Aku kan ngga nuduh,"

"Udah ah, ayo ke rumah aku!"

"Bentar chel, aku ma--aaakhhhh! Siapa sih yang main nyiram aja?"

"Ups! Sorry, air dari selang aku kayaknya lagi bocor," sahut Winter. "Lagian ngapain sih berdiri depan rumahnya orang, ngga sopan tau. Apalagi sengaja nyindir yang punya rumah,"

"Ck, siapa juga yang lagi nyindir,"

"Alesan terus. Udah pergi sana! Atau mau aku siram lagi biar otaknya ikut tumbuh subur kayak tanaman aku?"

"Emily, ayo! Atau aku bakal tinggalin kamu sendiri disini?"

Winter menatap Emily dengan datar sampai akhirnya anak itu menghilang dari pandangannya.

"Nambah-nambah urusan aja," omel Winter lalu meletakan selangnya.

"Winter!"

"Apa? Ngga usah bilang makasih,"

"Siapa juga yang mau bilang makasih?" ujar Karina

"Lain kali kalau ada orang yang aneh kayak tadi tuh di omelin bukan di diemin aja. Giliran ke aku aja ngomelnya udah kayak mau di ajak perang dunia,"

"Yaiyalah, orang kamu yang selalu mulai kok,"

"Apaan dih? Suka ngga ngaca emang! Udah, masuk sana!"

If It Is You[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang