Sepertinya memang benar apa yang di katakan Ryujin tempo hari, menyukai seseorang itu tidak pernah memandang gender, tidak pernah memandang mau itu teman kecil atau malah musuh bebuyutanmu.
Dan itu yang sedang di rasakan Winter sekarang.
Kalau kata Ryujin sih Winter itu...
"Calon-calon bulol sih lo, Win!"
"Bulol?"
"Bucin tolol." Setelah itu botol tupperware Winter mendarat tepat di kepala Ryujin.
Lusa acara ulang tahunnya sekolah akan di laksanakan, malam ini Winter berniat untuk berlatih sendiri di balkon kamarnya, karena kalau dia latihan di bawah kakak, mama dan papa-nya pasti berisik. Awalnya dia cuman sendiri tapi 10 menit yang lalu ada Karina yang ikut duduk memperhatikan Winter bernyanyi dari balkon kamarnya.
"Emang ngga takut kalau suaranya ilang sebelum tampil nanti?" tanya Karina sambil menyanggah dagunya dengan kedua tangannya.
"Ngga bakal ilang, lagian kan aku udah kurang-kurangin minum es," jawab Winter
"Nanti mau nyanyiin apa aja?"
"Way back home, bukan bintang biasa sama mirrors. Tau lagunya ngga?"
"Tau, Haechan sama Seoyeon sering nyanyiin kalau lagi di kelas." Winter tersenyum simpul menatap Karina dengan rambut panjangnya yang di gerai itu.
"Mama papa kamu dimana? Rumah kamu kayak sepi," sahut Winter
"Mama lagi nonton di bawah bareng sama kak Jeongyeon, kalau papa tadi sih pamit keluar ngga tau mau kemana,"
"Kamu ngga ikut nonton?"
"Tadinya sih mau nyusulin ke bawah, tapi dengerin kamu lagi nyanyi yaudah ngga jadi," seru Karina sambil tersenyum.
Ah, akhir-akhir ini Karina jadi lebih sering tersenyum di banding yang sebelum-sebelumnya. Sejak Winter mengajaknya ke lapangan kompleks Karina jadi penuh semangat.
"Bentar ya, Yunseong nelfon," Winter mengangguk kecil sambil tersenyum awkward saat Karina menyebut nama orang yang tidak ingin di dengarnya.
Winter kembali memainkan gitarnya saat melihat Karina yang tampak antusias bertelfonan dengan teman--ah bukan teman, mungkin crush-nya?. Yah mau di lihat dari sudut manapun Winter merasa kalau Yunseong memang lebih banyak unggulnya dari dirinya.
"Ngomongin apaan? Kayaknya seru banget," ujar Winter yang berusaha bersikap biasa saja.
"Ah, lagi bahas soal penampilan kita nanti sih," balas Karina. "Win, bisa nyanyiin satu lagu ngga? Apa aja deh,"
"Buat kamu?" Karina mengangguk antusias sambil tersenyum.
Winter tampak berfikir sejenak, dia tidak terfikirkan untuk menyanyikan lagu di luar lagu untuk penampilannya nanti.
"Aku mulai ya," ucap Winter lalu mulai memetik senar-senar gitarnya.
Mungkin ini memang jalan takdirku
Mengagumi tanpa di cintai
Tak mengapa bagiku asal kau pun bahagia
Dalam hidupmu, dalam hidupmu(Telah lama kupendam perasaan itu
Menunggu hatimu menyambut diriku
Tak mengapa bagiku cintaimu pun adalah
Bahagia untukku, bahagia untukku)(Ku ingin kau tahu diriku di sini menanti dirimu
Meski ku tunggu hingga ujung waktuku
Dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya)(Dan ijinkan aku memeluk dirimu kali ini saja
Tuk ucapkan selamat tinggal untuk selamanya
Dan biarkan rasa ini bahagia untuk sekejab saja)
KAMU SEDANG MEMBACA
If It Is You[✔]
Fiksi PenggemarApa jadinya jika kamu jatuh cinta pada anak dari musuh bebuyutan orang tuamu sejak dulu? Yang tadinya juga sering berseteru dan saling pamer kehebatan untuk saling memanas-manasi tapi tiba-tiba saja malah jatuh cinta? Present! Karina aespa Winter ae...