💫 F o r t y o n e 💫

4.6K 572 26
                                    

Setelah kurang lebih 4 hari 4 malam mereka mengadakan perkemahan rutin tahunan itu, mereka kembali ke aktivitas sehari-harinya. Sepulang dari perkemahan Winter langsung istrahat seharian full di kamarnya, keluar cuman buat sarapan habis itu balik lagi ke kamarnya karena energinya benar-benar terkuras selama 4 hari di sana.

Lebih naasnya lagi ketika pulang dia malah duduk bersebelahan dengan Karina di bus, awalnya sendirian aja karena dia masuk bus paling pertama, pas udah setengah perjalanan Winter kaget melihat Karina duduk di sebelahnya karena saat masuk bus Winter langsung tidur sambil menutup wajahnya dengan jaket jadi dia tidak tahu jika Karina akan duduk di sebelahnya.

"Win, turun! Jangan ngedekem di kamar mulu!" teriak Nayeon dari lantai bawah. "Mama aja deh yang minta anaknya turun, kalau aku mana mau dia turun,"

Jessica mendengus kecil melihat putri sulungnya ini. Tanpa berlama-lama wanita paruh baya yang masih terlihat seperti remaja 20-an itu naik ke lantai atas lebih tepatnya ke kamar putri bungsunya.

"Winter, ayo sana mandi habis itu kita ke rumah sebelah!" sahut Jessica

"Udah ma, aku baru aja selesai mandi," balas Winter dengan suara seraknya.

"Ck, masa habis mandi langsung tiduran lagi! Ayo bangun ah udah mau malam tuh,"

"Ngantuk Ma! Mama ih!" decak Winter kesal setelah di tarik paksa oleh Jessica untuk bangun.

"Heh! Udah dari kemarin kamu tiduran terus, ayo bangun!" omel Jessica

"Lagian mau kemana sih? Kalau mau keluar aku di rumah aja ngga apa-apa,"

"Ish kamu nih! Tante Tiffany ngundang kita buat barbeque-an di rumahnya, ayo cepetan siap-siap,"

"Ya ampun, Ma, emang ngga bisa gitu pergi aja tanpa aku?" dengus Winter

"Ya ngga bisa dong! Kan yang di undang sekeluarga. Sana cepetan siap-siap mama tunggu di depan, awas ya kalau ngga keluar mama ngga kasih jajan kamu!" ancam Jessica lalu keluar dari kamar Winter.

Winter melirik jam dinding, 17.45. Emang Mama-nya tuh suka banget ngancem biar dia ngga alasan terus.

"Winter cepetan!"

"Astaga, iya Ma! Aku mau cuci muka dulu, mama duluan aja deh!" teriak Winter

"Tapi beneran ya harus dateng!"

"Iya iya astaga! Bawel banget mama ih!"

Winter mendengus kesal mendengar teriakan Mama-nya itu. Takutnya nanti malah kedengeran sama tetangga sebelah kamarnya, siapa lagi kalau bukan Karina.

Winter menghabiskan waktu sekitar 25 menit di dalam kamar mandi, selain mencuci wajahnya dia juga menggosok gigi dan menyelesaikan panggilan alam sebagainya. Barulah setelah Winter memakai sweater creamnya tanpa harus mengganti piyamanya dia segera menuju ke rumah tetangga sebelah.

"Nah ini anaknya baru muncul!" seru Jeongyeon yang baru saja dari dapur membawa beberapa barang di tangannya.

"Malam kak, sini aku bantuin!" Winter mengambil alih beberapa barang yang berada di tangan Jeongyeon tadi dan mengikutinya dari belakang.

"Loh, kok ngga di ganti sih piyamanya?" sahut Jessica.

"Males Ma, lagian aku juga udah makai sweater kok," balas Winter.

"Kamu nih," dengus Jessica.

Winter mengedarkan seluruh pandangannya ke setiap sudut halaman belakang rumah tetangganya ini seolah-olah sedang mencari seseorang. Tapi orang yang di carinya ngga ada di tempat.

"Nyariin siapa? Karina?" sahut Jeongyeon. Winter terkekeh pelan lalu mengangguk.

"Ada tuh di kamarnya, pagi tadi sih badannya panas ngga tau kalau sekarang," jelas Jeongyeon

Selepas menata daging serta sayuran di atas meja Winter pamit dan masuk lagi ke dalam rumah, tepat saat Winter berada di depan tangga Tiffany turun sambil membawa gelas yang sudah kosong.

"Malam tante!" sapa Winter. Di depan camer jadi harus sopan, cieelaaah🤭

"Eh, Winter! Mau nemuin Karina ya?"

"Iya tante! Tadi kata kak Jeongyeon Karina sakit ya, tan?"

"Iya, dari kemarin selepas pulang dari perkemahan katanya udah lemes terus badannya juga panas makannya langsung di bawa ke dokter buat di cek. Semalam udah sempet turun demannya, pas pagi malah naik lagi tapi sekarang udah lumayan katanya." jelas Tiffany

"Aku boleh ke atas ngga, tan?"

"Boleh boleh! Kali aja setelah kamu samperin anaknya langsung sembuh."

Winter tertawa canggung mendengar candaan dari teman mamanya itu, mana ada bisa langsung sembuh?.

Winter mengetuk pintu kamar Karina sebelum akhirnya membuka dan mengintip sekilas. Karena tidak ada suara Winter masuk, bisa dia lihat Karina sedang terlelap tidur di kasurnya.

Dengan pelan-pelan Winter berjalan dan duduk di tepi kasur tepat di sebelah Karina, sebisa mungkin dia duduk perlahan agar Karina tidak terbangun tapi nyatanya Karina malah membuka matanya setelah merasa ada yang duduk di tepi kasurnya.

"Winter? Ngapain?" ujar Karina

"Nengokin kamu, katanya kamu sakit jadi aku kesini karena kebetulan mama kamu ngundang mama buat barbeque-an di halaman belakang," balas Winter

"Aku sakit mama malah barbeque-an!" gumam Karina

"Kok bisa sakit?"

"Kecapean aja, soalnya sempet tidur telat di perkemahan kemarin."

"Pusing ngga?" tanya Winter

"Ngga terlalu sih....dikit aja," jawab Karina

"Masih panas ngga? Panasnya panas banget atau udah agak mendingan?"

Karina bingung karena orang yang duduk di sebelanya ini melayangkan pertanyaan bertubi-tubi. Baru saja mau menjawab Karina di buat kaget karena Winter menggeser tempat duduknya agar lebih dekat lagi dan kemudian mengecek suhu tubuhnya dengan kedua tangannya.

"Masih anget, kamu harus istrahat. Kalau perlu besok izin ngga masuk aja, nanti aku bilangin ke temen kelasnya," ucap Winter.

"Ng-ngga apa-apa, nanti juga besok udah baikan. La..lagi pula besok aku ada kuis,"

"Ck, bandel banget!" decak Winter. "Dahinya udah ngga sakit lagi kan?"

Karina sempat berfikir sebentar sebelum akhirnya paham dengan pertanyaan Winter. Sembari mengusap dahinya pelan Karina mengangguk menjawabnya.

Baru saja sempat di buat kaget sebentar kini Karina lagi-lagi di kagetkan oleh Winter yang tiba-tiba saja menangkupkan kedua tangannya di wajah mungilnya. Lebih kagetnya lagi Winter perlahan mendekatkan wajahnya membuat Karina langsung menutup kedua matanya.

CHU!

Karina merasakan sebuah kecupan singkat di hidungnya, jantungnya sudah bergemuruh hebat akibat ulah Winter barusan.

"Nga...ngapain? Ka-kamu tadi ngapain?" tanya Karina yang membeku di tempatnya.

"Kata mama aku kalau ada yang lagi sakit harus di cium hidungnya biar cepet sembuh. Aku juga sering di gituin sama mama kalau lagi sakit," jawab Winter dengan wajah polosnya.

YA ITU KAN KAMU! Begitulah jeritan hatinya Karina setelah mendengar jawaban Winter.

Bukannya membaik wajah Karina malah makin panas sekarang ini, saking panasnya Winter bisa melihat wajah Karina yang merah.

"Eh? Panas kamu naik lagi ya? Kok merah mukanya?" seru Winter panik ajaib sembari mengecek kembali suhu tubuh Karina dengan tangannya.

Karina langsung menepis tangan Winter dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Bisa-bisanya Winter memberikan jawaban dan bertanya dengan tampang polos tak berdosanya setelah melakukan hal yang barusan. Tidak tahu saja dia kalau ada yang jadi sangat malu karena kelakuannya itu.












〰️〰️〰️〰️

If It Is You[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang