💫 E l e v e n 💫

4.5K 626 6
                                    

Karina mendengus kesal melihat notif handphonenya yang penuh dengan pesan dari Winter. Tiap menit ada saja yang di tanyakan anak itu, iya dia tau kalau Winter bakal nanyain dia ngapain aja tapi dia ngga pernah duga kalau Winter bakal se-cerewet ini.

"Liat aja ya kalau ketemu!" dumel Karina sambil menuruni anak tangga.

Kali ini rasa kesalnya tidak bisa di tahan lagi dan berhubung hari ini semua staff guru sedang rapat Karina berniat untuk menemui Winter di kelasnya. Setelah sampai di depan kelasnya Karina berhenti dan sedikit mengintip ke dalam kelas.

"Eh, kak? Nyariin siapa?" sahut Ryujin yang tiba-tiba keluar dari kelas.

"Engh, Winter ada ngga?" tanya Karina

"Winter? Tadi sih keluar anaknya, ngga tau kemana," jawab Ryujin "Penting banget ya? Kalau penting nanti gue cariin deh kak anaknya,"

"Ngga usah, ngga apa-apa,"

Beberapa detik setelahnya murid-murid berlarian dengan heboh di koridor-koridor, bukan hanya yang di lantai 2 saja tapi di lantai 1 dan 3 pun sama hebohnya.

"Ini kenapa pada lari-larian? Emang ada yang bakal confess ke crush-nya ya?" ujar Ryujin menatap anak kelas lain yang berlarian dengan heboh

"Eh ini pada kenapa sih? Kok pada lari-lari?" sahut Chaeryeong

"Gak tau,"

"Ryujin! Shin Ryujin!" Teriakan menggelegar itu membuat Ryujin dan teman-temannya serta Karina kaget.

"Gak usah teriak-teriak, gue gak budek," omel Ryujin

"Jin, Winter...temen lo anjir!"

"Ya iya Winter temen gue, kenapa sih?"

"Rin! Lo kemana aja sih? Gue nyariin lo dari tadi tau ngga?" celetuk Chaeyeon dengan nafasnya yang terengah-engah

"Kenapa? Kok kamu sama hebohnya kayak yang lain, emang ada apaan?"

"Winter, anak yang sering berantem sama lo lagi berdiri noh di atap gedung sekolah, gak tau mau ngapain!" ungkap Chaeyeon.

Mendengar itu Karina ikut berlari mengikuti murid-murid lainnya, Ryujin dan teman-teman kelasnya juga ikut kaget dan berlari di belakang Karina. Murid-murid yang lain heboh melihat Winter yang sedang berdiri di atap gedung sekolah, masa iya ada yang mau bunuh diri siang-siang begini?

"Itu anak ngapain disana sih anjir? Udah bosan hidup apa gimana?" omel Yuri

Karina terpaku melihat pemandangan di depan sana, seketika sekelebat ingatannya tentang kejadian 1 tahun yang lalu berputar kembali di kepalanya seperti kaset rusak.

Ngga! Ini ngga boleh terulang lagi. Dengan cepat Karina berlari memutar kembali, melewati koridor-koridor kelas dan berlari menaiki tangga.

Sementara murid-murid masih heboh, disinilah Winter berdiri. Sebenarnya tujuan dia ke roftop sekolah karena dia ingin melihat isi sekolahnya dengan jelas dari atas sini, tapi saat sampai dia tidak sengaja melihat anak kucing di pinggiran atap gedung sekolah. Winter sudah memanggilnya dengan lembut agar anak kucing itu turun, tapi sepertinya anak kucing itu terlalu takut untuk bergerak.

Winter tambah frustasi saat anak kucing itu mulai berjalan mendekatinya tiba-tiba saja anak kucingnya oleng dan membuat dia hampir jatuh ke bawah kalau saja tidak ada tali sebagai wadah yang di pakai anak kucing itu untuk bertahan. Karena ngga tega akhirnya Winter mencari sesuatu untuk pijakannya naik ke atas, tapi yang ada hanya kursi kecil.

"Ahh yang penting ada lah, keburu anak kucingnya jatoh nanti," ujar Winter lalu naik ke atas pembatas roftop.

Dengan perlahan tapi pasti Winter berjalan mendekati anak kucing yang sedang menggelantung di tali.

"Meong, tenang ya jangan banyak gerak, nanti jatoh," ucap Winter. "Got it!"

"Lain kali jangan main di atas sini, bahaya tau ngga! Kalau kamu jatoh gimana?"

"Kim Minjeong!"

Mendengar namanya di panggil, Winter otomatis berbalik menatap orang yang memanggilnya, sedetik kemudian dia kaget melihat Karina yang berlari ke arahnya dan langsung menarik dirinya dengan kencang membuat keduanya jatuh ke lantai.

Orang-orang yang mengikuti Karina tadi kaget saat melihat kedua orang itu sudah berada di lantai.

"Apa-apaan sih? Sakit tau ngga!" omel Winter setelah berdiri dan merapihkan seragamnya.

"Kamu yang apa-apaan? Udah gila ya berdiri di atas sana? Kalau jatuh gimana?!" bentak Karina. Sungguh, ini pertama kalinya dia di bentak oleh Karina.

"Kok jadi kamu yang marah? Harusnya aku yang marah! Lihat, karna kamu luka aku berdarah lagi!"

"Masih untung luka kamu yang berdarah, kalau kepala kamu yang bocor karna jatuh di bawah sana gimana?" omel Karina "Kamu tuh bego apa gimana sih?"

"Ngga usah ngatain aku bego!"

"Yaudah kalau ngga bego ngapain berdiri di atas sana!" teriak Karina yang di barengi dengan tangisannya.

"Apa kamu ngga mikirin gimana perasaan keluarga kamu kalau aja kamu jatuh di bawah sana? Pernah ngga...sekali aja kamu ngerasin gimana perasaannya seseorang yang mungkin ngga bisa nolongin kamu?" lirih Karina. "Seseorang mungkin selamanya hidup dalam rasa bersalahnya karna ngga bisa nyelamatin kamu,"

Winter terdiam mendengar kalimat yang keluar dari mulut Karina, dia juga tidak tau kenapa padahal tadinya dia akan mengomeli Karina lagi.

"Rin, udah dia ngga apa-apa kok," sahut Heejin menghampiri Karina, tapi tangisannya semakin keras membuat teman-temannya jadi khawatir.

"Rin, udah udah! Ini bukan salah lo kok, udah yah. Lo udah ngelakuin hal yang bener, udah ngga usah nangis lagi," bujuk Chaeyoung sembari memeluk Karina dan mengusap-ngusap punggung dan bahunya.

"Winter! Kamu mau mati apa gimana sih? Ngapain berdiri di atas sana? Kalau jatuh ke bawah gimana? Kamu mau mati muda?" omel Minjoo

"A-aku tadi cuman mau nyelamatin anak kucing yang mau jatoh tadi,"

"Anak kucing lo pikirin! Kalau nyawa lo yang melayang gimana? Aduh, punya temen kenapa bego banget sih," gerutu Ryujin.

"Gue antar ke UKS ya? Lo istrahat dulu disana buat nenangin diri," ujar Chaeyoung

"Iya di antar ke UKS aja, Gue takut nanti Karina kenapa-kenapa," ucap Chaewon yang akhirnya membantu Chaeyoung mengantar Karina ke UKS.

Sementara Heejin, Nakyung, Lia dan Yiren masih tetap berada di roftop. Lia dan Yiren tentu saja mengawasi Heejin dan Nakyung yang sepertinya akan mengomeli Winter.

"Baru aja kemarin kita ke makamnya Giselle buat 1 tahunannya, sekarang kamu malah nambah trauma-nya Karina," seru Heejin

"Kalau mau lompat lain kali jangan di siang bolong apalagi di atap sekolah," omel Nakyung "Karina masih trauma jadi jangan nambah-nambahin lagi, kalau anaknya jadi stress gimana?"

"Kyung, udah ah! Lagian dia kan ngga maksud," lerai Yiren

"Udah ayo balik, kita susulin Karina ke UKS," sahut Lia yang menarik kedua temannya itu untuk pergi.

"Lo juga ke UKS gih, tuh luka lo darahnya keluar terus," Winter hanya mengangguk mengiyakan ucapan teman-temannya.

Sekarang dia ngerti kenapa Karina menangis malam setelah dia kembali dari makam temannya itu, dia juga ngerti kenapa murid-murid lain mengatakan hal yang seperti itu seminggu belakangan ini.


















〰️〰️〰️〰️

If It Is You[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang