Sudah 1 minggu ini Winter tidak berinteraksi lagi dengan Karina. Setiap Pagi dia menunggu di depan pagar seperti biasa tapi Karina tidak pernah keluar saat dia menunggu, tiap malam Winter juga selalu ke balkon kamarnya berharap ada Karina yang keluar atau sekedar duduk di lantai balkon kamarnya seperti yang kemarin-kemarin tapi hasilnya nihil. Di sekolah pun dia jarang melihat Karina, ketemuannya pas di kantin aja itupun Karina makan bareng teman-temannya, di tungguin setiap pulang sekolah juga sama saja Karina selalu pulang bersama dengan teman cowoknya siapa lagi kalau bukan Yunseong. Jadi setelah itu Winter memilih untuk berangkat dan pulang lebih awal dari Karina karena tau ada yang mengantar jemputnya ke sekolah dan ke rumah.
"Eh, anak Mama udah pulang! Gimana sekolahnya?"
"Mama kok tumben pulang cepet?" sahut Winter sambil mendorong sepedanya masuk ke halaman rumah.
"Ngga kok, ada berkas penting yang ketinggalan tadi,"
"Ma, aku main keluar bareng temen-temen aku ngga apa-apa kan? Pulangnya malem,"
"Of course! Asalkan handphone kamu bisa di hubungin, jangan di matiin,"
"Iya Ma," balas Winter
Beberapa saat kemudian terdengar suara motor yang berhenti tepat di sebelah rumahnya. Iyap, itu adalah Karina yang baru saja di antar oleh Yunseong.
"Makasih ya udah anterin aku," ucap Karina
"Sama-sama! Besok aku jemput lagi kan?" Winter menatap jengah pada dua remaja itu. Bola matanya berputar seolah mengisyaratkan bahwa dirinya capek melihat adegan itu setiap hari.
"Eh, Karina udah pulang juga!" Karina sedikit kaget lalu kemudian tersenyum tipis melihat musuh bebuyutan Ibunya atau mungkin sekarang teman Ibunya keluar dari pintu pagar di sebelahnya.
"Iya tante," balas Karina "Tante udah pulang juga? Kok tumben jam segini udah pulang?"
"Engga, ini cuman mau ngambil berkas doang yang ketinggalan. Tante fikir kamu baliknya bareng sama Winter,"
"Mama ngapain sih masih disitu? Udah sana balik lagi ke butik!" teriak Winter dari teras rumah.
"Iya iya! Bawel banget kamu tuh," ucap Mamanya "Tante duluan ya sayang,"
"Iya tante hati-hati,"
Setelah kepergian Ibunya Winter Karina kembali menatap Yunseong yang masih stay disana.
"Gimana?"
"Ehmm, tunggu nanti aja deh. Kalau besok kakak aku gak bisa anterin aku ke sekolah nanti aku chat kamu," jelas Karina
"Oke, yaudah kalau gitu aku pamit ya," Karina mengangguk dan melambaikan tangannya menatap Yunseong yang mulai menghilang.
Saat dirinya melangkah masuk dia mendapati Winter yang masih berdiri di teras depan rumah sambil menatapnya.
"Ngeliatin siapa?" tanya Karina. Bukannya menjawab Winter malah nyelonong masuk ke dalam rumahnya tanpa ngomong apa-apa.
"Dasar aneh," gumam Karina lalu masuk ke dalam rumahnya.
••••
Jangan fikir Winter biasa saja saat masuk ke dalam rumahnya tadi. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin di tanyakan Winter ke Karina tadi dan mungkin sekalian untuk minta maaf, tapi dia masih terlalu denial untuk melakukannya.
"Heh! Diem mulu dari tadi! Kesambet setan tau rasa lo," celetuk Beomgyu
"Diem! Berisik banget ih, makin mirip Ryujin lama-lama," omel Winter
"Galak banget pawangnya si Sungchan," lirih Beomgyu "Chan! Sungchan! Pawang lo nih galak banget jadi cewek, takut gue di makan sama nih anak,"
"Udah tau galak, ngapain malah di gangguin? Sini lo, bantuin gue sama Jaehyuk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
If It Is You[✔]
FanfictionApa jadinya jika kamu jatuh cinta pada anak dari musuh bebuyutan orang tuamu sejak dulu? Yang tadinya juga sering berseteru dan saling pamer kehebatan untuk saling memanas-manasi tapi tiba-tiba saja malah jatuh cinta? Present! Karina aespa Winter ae...