💫 S i x t e e n 💫

4.4K 601 12
                                    

•••

Winter meletakan dagunya di atas meja sambil menatap kosong papan tulis di depannya, dia tidak memperdulikan Ryujin yang berceloteh ria sejak kepergian Pak Kyungsoo dari kelas. Pikirannya masih melayang dengan kejadian tempo hari saat di rumah Karina.

Flashback <<

"Rin bangun, ngga mau makan dulu apa?" seru Winter mengatur pesanan mereka di meja sambil memukul lengan Karina. "Tidur apa lagi latihan mati sih? Kok susah banget di bangunin?"

Winter berniat untuk mengambil air dan mencipratkannya di wajah Karina, tapi listriknya masih belum menyala. Handphonenya baru saja mati, kalau senternya di bawa Winter yakin Karina akan berteriak karena gelap.

"Bangun heh! Kalau ngga bangun aku habisin sendiri nih makanannya!"

Winter mendengus kesal, bisa-bisanya ada manusia seperti Karina yang tidur seperti latihan mati. Lampu senternya juga sudah mulai redup, jika Karina belum juga bangun bisa di pastikan mereka makan dalam gelap.

Dengan mengumpulkan keberaniannya Winter menepuk-nepuk pipi Karina yang baru dia sadari kalau seluruh wajahnya sudah penuh dengan keringat. Winter mengernyit saat Karina bergumam kecil dengan ekspresi wajahnya yang seperti ketakutan.

"Heh! Bangun! Jangan bercanda bisa ngga? Karina bangun!"

Panik, Winter menepuk kedua pipi Karina dengan keras agar bangun tidak lupa juga dia mengguncang bahunya.

"Karina bangun hey! Jangan bikin panik dong!" seru Winter dengan suara bergetar.

Demi apapun Winter sangat panik sekarang, di rumah hanya ada mereka berdua.

"Maaf...maaf! Cuman ini satu-satunya cara!" gumam Winter lalu menampar Karina dengan kedua tangannya dengan keras.

Bersamaan dengan Karina yang membuka matanya listrik di rumah Karina pun menyala. Kedua mata mereka saling bertatapan dengan lamat.

Karina mengerjap-ngerjapkan matanya menyadari posisi kedua telapak tangan Winter yang menempel di pipinya dengan jarak wajah mereka yang cukup dekat.

"Ma..maaf! A-aku ngga maksud nampar kamu," celetuk Winter yang langsung mengubah posisi duduknya ke tempat semula.

Flashback off >>

"Aakkhh! Bisa gila aku lama-lama!"

"Heh! Kenapa lo? Uring-uringan sendiri kayak cacing kepanasan!" celetuk Ryujin

"Ke kantin aja yuk! Kepala aku pusing kalau di pakai mikir terus," ujar Winter

"Ayo! Kebetulan gue juga udah lapar!" seru Ryujin "Chaer! Joo! Ke kantin yuk, Winter yang traktir!"

"Ayo mah kalau di bayarin!"

Winter melotot kaget mendengar ucapan Ryujin, bukannya bikin reda sakit kepalanya malah bikin tambah sakit.

"Terserah kalian aja deh!" pasrah Winter lalu berjalan mengekori Ryujin, Chaeryeong dan Minjoo.

Selama di perjalanan menuju kantin Winter hanya menjadi pendengar setia ketiga temannya yang asik mengobrol.

If It Is You[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang