💫 T h i r t y s e v e n 💫

4.1K 555 11
                                    

Malam pertama perkemahan hanya di isi dengan acara-acara kecil, seperti bernyanyi bersama, mengobrol dan lain sebagainya. Ada beberapa murid yang berkelompok dan ada juga yang berdua, yah mungkin itu yang sedang berkencan.

Winter berjalan menuju ke tempat api unggun dengan 2 gelas coklat panas di tangannya, yang satu untuknya dan yang satu lagi sebenarnya untuk Karina tapi melihat Karina sedang bersama Yunseong dengan segelas coklat panas di tangannya Winter memberikan coklat panas yang satunya lagi pada Ryujin.

"Wiiih, tumben ngasih gue secara cuma-cuma!" seru Ryujin

"Ngga mau? Yaudah sini!"

"Eits! Ya mau lah! Sensi banget temen gue ini," tawa Ryujin. "Win, nyanyi dong! Kebetulan gue bawa gitar nih,"

"Ngga ah, males." Ryujin mencebik setelah mendengar balasan Winter. Sebenarnya Ryujin bisa kok main gitar cuman takutnya nanti pas di tengah lagu suaranya tiba-tiba crack kan gak lucu.

"Udah tau belum kalau di hari ketiga kita bakal cari jejak?" sahut Chaeryeong

"Tau dari mana?" tanya Yuri

"Kakak gue yang ngasih tau, mereka udah susun semua kegiatan-kegiatan apa yang bakal kita lakuin selama 4 hari ke depan,"

"Nanti di bagi per-kelompok kan yah?" ujar Minjoo

"Yups! Tapi tenang aja nanti gue bakal minta kak Chaeyeon supaya bikin kita berlima satu kelompok," seru Chaeryeong.

Berbeda dengan keempat temannya yang asik mengobrol perihal kegiatan mereka di perkemahan kali ini Winter justru terus menatap Karina yang sedang bersama Yunseong di depan sana, mau marah pun memangnya dia siapa?

Sedetik kemudian Winter ingat sesuatu, sebelum berangkat Mamanya sempat menitipkan sesuatu untuk di berikan pada Karina. Hembusan nafas Winter membuat Ryujin yang berada di sebelahnya menoleh.

"Kenapa lagi lo? Kayak orang lagi stres aja," celetuk Ryujin

"Jin, bantuin aku bisa ngga?" ucap Winter

"Bantuin apa nih?"

"Mama aku nitip sesuatu buat di kasih ke Karina, kamu yang anterin bisa ngga?"

Ryujin tampak berfikir sebentar, kasihan juga temannya ini setiap hari tekanan batin terus, tapi agak bego juga kenapa ngga jujur aja dari awal sebelum Karina di gandeng Yunseong?

"Kaki gue sakit, Win. Si Yuri jatohin batang pohon yang lumayan gede ke kaki gue tadi sore, kalau di pake jalan kerasa sakitnya," jelas Ryujin. "Anterin sendiri lah, kan yang di titipin itu lo bukan gue,"

"Iya iya ah, bawel!" gerutu Winter lalu bangkit dari duduknya dan menuju tenda

"Kenapa lagi tuh anak?" sahut Chaeryeong menatap heran

"Ngga tau, mau dapet kali," balas Ryujin sambil tertawa kecil.

Winter menatap botol tumbler yang berisi jus alpukat itu kemudian menatap Karina yang masih asik mengobrol dengan Yunseong.

Ahhh, harusnya dia memberikan ini pada Karina tadi saat dia sendiri. Dengan pasrah Winter berjalan menuju ke tempat Karina walaupun sebenarnya dia tidak ingin kesana saat ini.

"Rina!" panggil Winter. Karina dan Yunseong serta beberapa teman mereka menoleh secara bersamaan.

"Winter! Duduk sini, gabung sama kita," seru Jeno

"Engh, makasih kak. Aku kesini cuman mau ngasih ini ke Karina," balas Winter sambil menunjuk botol tumbler di tangannya. "Nih, mama minta aku ngasih ini ke kamu."

Karina tersenyum senang, "Bilangin ke tante makasih ya, maaf juga udah ngerepotin kamu."

"Ngga apa-apa, kalau gitu aku permisi dulu kak,"

"Loh? Ngga mau gabung dulu?" sahut Seoyeon

"Ngga usah kak, temen-temen aku lagi nungguin disana." Winter menunjuk keempat temannya yang sedang bercanda tidak jauh dari tempat mereka duduk

"Yaaah, yaudah deh, lain kali harus gabung ya," seru Yiren

"Iya kak!" Winter pamit tanpa menatap dua orang di depannya.

🌄🌄🌄


Winter menguap sambil mengangkat kedua tangannya ke atas, meregangkan badanya yang terasa sangat kaku setelah semalam tidur dengan udara yang sangat dingin. Winter menatap arloji di tangan kanannya yang menunjukkan pukul 5.30, pantas saja masih terlihat sedikit gelap.

Semalam Ryujin sempat bilang kalau tidak jauh dari tempat perkemahan mereka ada sungai kecil, Winter merapatkan jaketnya dan segera menuju ke sungai yang di maksud Ryujin karena saat ini Winter sedang mengalami panggilan alam di tambah dia belum membasuh wajahnya.

"Ahh tau gini bangunin Ryujin minta buat di temenin," gumam Winter sambil menatap sekelilingnya, walaupun sudah pagi tetap saja ini sedikit menyeramkan.

Dengan cepat Winter menyelesaikan panggilan alamnya dan segera membasuh wajahnya, dia tidak ingin berlama-lama sendirian disini. Setelah selesai membasuh wajahnya dan berkumur sebentar Winter berbalik untuk kembali ke tenda tapi baru saja melangkah Winter di kejutkan oleh seseorang yang sedang berdiri tidak jauh di belakangya, Winter sampai terjatuh saking terkejutnya.

"Karina! Ngagetin tau ngga!" dengus Winter sambil mengusap-ngusap dadanya

"Ya kan aku ngga tau kalau itu kamu," ujar Karina.

Winter bangkit dengan nafasnya yang masih tersengal-sengal karena terkejut.

"Tungguin, aku mau cuci muka. Jangan kemana-mana," ucap Karina

"Iya-iya, takut banget kenapa sih!"

Karina langsung menoleh dan menatap Winter dengan sengit. "Bukannya kamu yah yang takut?"

"A-aku ngga takut, tadi aku cuman kaget aja karena kamu tiba-tiba ada di belakang aku,"

"Alesan," gumam Karina yang kemudian mulai menggulung lengan bajunya dan berjongkok di tepi sungai.

Winter yang melihat rambut Karina tergerai itu langsung bergerak dan memegang rambutnya ke belakang agar tidak basah.

"Makasih,"

"Udah sana cepetan cuci mukanya," timpal Winter.

"Win!"

"Hm?"

"Gimana soal temen yang kamu suka? Udah coba buat ngungkapin belum?" Winter menatap punggung Karina cukup lama sebelum menjawabnya.

"Belum," jawab Winter

"Terus kapan kamu mau confess?"

"Ngga tau, mungkin besok atau lusa?"

Karina kembali berdiri setelah selesai membasuh wajahnya dan menatap Winter dengan lekat.

"Kamu udah ngga takut kalau nanti orangnya nolak kamu?"

Winter tersenyum kecil, "Kayaknya aku emang udah tau kalau dia bakal nolak, tapi seenggaknya aku udah jujur kan?"

"Yang aku takutin itu hubungan aku sama dia setelah aku jujur soal perasaan aku ke dia, tapi ngga apa-apa," ucap Winter. "Ayo balik."

Karina menatap Punggung Winter di depannya, apa sekarang aja Karina jujur perihal yang di katakan Heejin kemarin?

"Wi--"

"Karina! Lo gue cariin dari tadi malah disini rupanya! Khawatir gue tau ngga!" jerit Yeji sambil berlari mendekat ke arah Winter dan Karina.

"Udah ada kak Yeji, kalau gitu aku duluan, mau banguni Ryujin sama yang lain."

Karina mendengus pelan kemudian menatap Yeji dengan sedikit kesal.

"Apa? Kenapa? Kok ngeliatin gue kayak gitu?" ucap Yeji

Karina hanya menggeleng pelan tanpa bersuara dan berjalan meninggalkan Yeji di belakangnya. Karina harus mengatakan itu pada Winter hari ini juga, dia tidak ingin jika semakin di tunda masing-masing dari mereka malah akan saling salah paham.














〰️〰️〰️〰️

If It Is You[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang