💫 T h i r t y s i x 💫

4.2K 553 13
                                    

Sudah empat hari setelah Karina mengajak Winter untuk membeli barang-barang perkemahan bersama mereka tidak pernah berangkat atau pulang berdua lagi. Alasannya? Tanyakan pada Karina.

Seluruh murid kelas 10 kini berkumpul di halaman depan sekolah mereka di temani dengan anggota OSIS, anggota PMR dan anggota Pramuka. Hari ini mereka akan berangkat untuk melakukan perkemahan yang memang selalu dilaksanakan setiap 1 tahun sekali untuk murid-murid kelas 10. Semuanya tampak sibuk memeriksa apakah semua barang-barang keperluan mereka telah lengkap.

"Akhirnya saat yang gue tunggu-tungu dateng juga!" seru Ryujin.

"Kita mau kemah bukan piknik, study tour apalagi liburan, jangan pecicilan kalau udah di hutan." ujar Winter.

"Ngga apa-apa lah, Ryujin kan dukun ngga ada setan yang bakal berani deketin dia," canda Chaeryeong yang di tertawai oleh ketiga temannya yang lain.

"Chaer, ngomong lo sekali lagi gue lakban mulut sama tangan lo!" ancam Ryujin

"Udah, malah berantem," lerai Minjoo

"Permisi!"

Kelima orang ini otomatis langsung menoleh dengan kompak ke belakang. Mereka tersenyum ramah setelah melihat siapa orang dari pemilik suara yang baru saja menyapa mereka.

"Pagi kak Nakyung!" sapa Yuri

"Pagi juga Yuri!" balas Nakyung dengan ramah. "Kakak bisa pinjem Winter bentar ngga?"

"Winter? Boleh kak, bawa aja anaknya sekalian ngga usah di balikin, hehehe." ujar Chaeryeong

"Ngaco!" dumel Winter

"Bentar ya." Keempatnya mengangguk dan membiarkan Winter pergi dengan kakak kelas mereka itu.

"Kira-kira mau di apain ya?" tanya Yuri

"Ngga usah kepo, beresin dulu nih cemilan-cemilan kalian, nanti ketinggalan!" timpal Minjoo

Winter menatap Nakyung yang terlihat sedikit kebingungan itu. "Kenapa kak?"

"Enghh, kakak mau minta maaf soal apa yang waktu itu kakak minta ke kamu," ujar Nakyung

"Yang mana ya kak?"

"Soal Karina." Winter mengangguk pelan mengerti arah pembicaraan kakak kelasnya ini.

"Ngga apa-apa kak, lagian kan kakak cuman pengen bantuin Karina,"

"Kakak juga mau minta maaf kalau mungkin Karina bikin kamu terlalu berharap. Sekarang terserah kamu mau tetap sama pendirian kamu atau...lupain semuanya dan cari yang lain,"

"Makasih kak," ujar Winter sambil tersenyum.

🏕🏕🏕


Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh rombongan SMA Tunas Bangsa sampai di tempat perkemahan dan karena mereka sampai di sore hari staff guru yang ikut menemani kegiatan perkemahan ini meminta mereka untuk segera membangun tenda agar saat malam hari semua tenda sudah berdiri.

"Untuk yang cowok-cowok tolong bantuin yang cewek buat bangun tendanya, mau itu tenda kalian atau bukan tolong tetep di bantuin," ucap Sunwoo yang di balas dengan anggukan dari seluruh murid cowok kelas 10.

"Buat tenda panitia biar cowok-cowok aja yang kerjain, kalian cari ranting kayu tapi jangan jauh-jauh," ujar Jeno

"Buat apaan?"

"Buat mukulin kepalanya neng Chaeyoung," timpal Haechan

"Ngomong lagi gue hajar lo, Chan!"

"Udah ah, ayo, nanti keburu gelap." Karina menarik teman-teman ceweknya untuk segera mencari ranting kayu sebelum malam.

Untuk mempercepat mereka sepakat untuk berpencar, Karina sebenarnya sedikit takut berada sendiri di tengah hutan seperti ini tapi melihat ada seseorang yang juga sedang mengumpulkan ranting kayu di depannya Karina sedikit tenang.

"Butuh bantuan ngga kak?"

"Boleh, tapi ngga--Winter?" Baik Karina maupun Winter sedikit terkejut dan saling menatap satu sama lain.

"Sini, biar aku yang bawain," ucap Winter sembari meraih ranting kayu yang berada di tangan Karina.

"Kenapa sendirian? Yang lain mana?" tanya Winter

"Tadi kita barengan tapi habis itu mencar biar cepet selesai," jawab Karina

"Jangan ngehindar lagi, aku jadi ngga bisa ngomongin sesuatu sama kamu." Karina tertegun, sepertinya terlalu kentara dia menghindari Winter beberapa hari terakhir ini.

"Kamu...mau ngomongin apa?"

"Nanti aja kalau kamu udah siap," balas Winter dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

Karina mengangguk kecil dan kemudian mengekori Winter dari belakang, kini kepalanya penuh dengan pertanyaan tentang sesuatu yang ingin Winter bicarakan dengannya. Karina berdoa agar perkemahan 4 hari ke depannya ini berjalan sesuai dengan apa yang ia pikirkan.

"Makasih udah di bantuin," seru Karina setelah Winter meletakan ranting-ranting kayu-nya.

"Nih, buat luka kamu!" ucap Winter memberikan plester luka sambil menunjuk telapak tangan Karina yang tergores oleh ranting-ranting yang di kumpulkannya tadi.

"Aku balik ke tenda aku dulu, kalau ada apa-apa atau butuh bantuan bilang aja." Karina mengangguk mengiyakan ucapan Winter.

"Jadi, kapan lo mau jujur sama Winter?" celetuk Heejin yang tiba-tiba saja muncul entah dari mana.

"Jujur soal apa?"

"Soal perasaan lo ke dia yang cuman sebatas temen aja. Rin, jangan bikin Winter makin berharap terus," jelas Heejin. "Kenapa? Lo takut? Takut lo ngga bisa temenan lagi sama dia atau karena ada hal lain?"

Karina menghembuskan nafasnya dengan berat, dia juga tidak tahu hal lain apa yang membuatnya ragu untuk mengatakan bahwa dia ingin hubungannya dan Winter tetap seperti ini tanpa ada perasaan lebih.

Sementara di tenda sebelah Ryujin menatap Winter yang terlihat sedang berfikir keras itu, kalau saja Yuri tidak meneriaki namanya mungkin Winter sudah tersandung di batu yang berada di depannya.

"Heh! Jangan ngelamun, ini lagi di hutan! Kemasukan setan gue ngga tanggung jawab ya!" dengus Ryujin

"Kamu kenapa? Dari awal aku liat kayak lagi mikirin sesuatu aja," sahut Minjoo

"Kalian marah ngga kalau aku jujur sama Karina soal perasaan aku ke dia?" Ryujin, Yuri, Chaeryeong dan Minjoo terdiam dan saling menatap satu sama lain.

"Itu kan terserah kamu, Win. Aku sama yang lain cukup dukung aja apa yang mau kamu lakuin, kalau itu emang bisa buat kamu lega yaudah," jelas Minjoo

"Tapi gimana kalau...."

"Win, seenggaknya lo udah berani confess soal perasaan lo. Emang lo mau nahan sampai berapa lama lagi? Emang lo bisa?" ucap Chaeryeong

"Apapun nanti balasannya kak Karina gue sama yang lain masih ada kok buat ngedukung lo," sambung Yuri

Winter menatap Ryujin seolah meminta pendapat atau masukan darinya. Tanpa menjawab dengan kata-kata Ryujin hanya tersenyum sambil mengangguk. Ryujin memang tipe teman yang selalu tau apa yang terbaik buat temannya ini.
















〰️〰️〰️〰️

If It Is You[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang