💫 Epilog 2 💫

10.1K 695 35
                                    

Karina sebenarnya tahu kalau pacarnya ini salah satu murid terpintar di sekolahnya tapi Karina tidak pernah tahu kalau pacarnya ini juga ternyata gila belajar.

Seperti saat ini contohnya, Karina meminta Winter untuk datang dan menemaninya malam ini tapi anak itu malah sibuk dengan buku-bukunya. Karina yang baru saja selesai mandi itu mendengus kecil melihat pacarnya yang sibuk dengan dunianya sendiri.

"Udah ijin sama mama belum?" tanya Karina yang kini duduk di belakang Winter.

Posisinya sekarang itu Winter duduk di lantai dengan buku-buku dan mackbooknya di letakan di meja belajar lipatnya Karina.

"Udah, kata mama kalau perlu di temenin seminggu. Tapi mama kamu malah bilang balik ke rumah aja kalau emang ngga bisa tidur di kosan," jawab Winter.

"Ngga ah, kalau aku balik ke rumah nanti ngga punya alasan lagi buat minta kamu tidur disini!" ujar Karina.

"Ya ngga apa-apa juga sih, lagian rumah aku juga malah sering di datengin pacarnya kak Nayeon. Mama sama Papa jarang pulang ke rumah."

Winter masih sibuk dengan buku-bukunya dan Karina juga malah sibuk lihatin Winter. Padahal niat Karina minta Winter dateng tuh karena pengen di ajak jalan.

Sejak Karina sudah mulai kuliah mereka jarang jalan berdua, paling 2 minggu sekali doang. Di saat Karina free malah Winter yang sibuk dan di saat Winter free malah Karina lagi yang sibuk.

"Winter!" sahut Karina sambil meletakan dagunya di bahu kanan Winter dan melingkarkan tangannya di pinggang pacarnya itu.

"Hm?" gumam Winter yang tidak menoleh sama sekali.

"Minjeongie!"

"Iya."

Lagi-lagi Winter tetap menatap layar mackbook dan setumpuk bukunya.

"Sayang!" panggil Karina sekali lagi dengan sedikit manja agar di notice. Jika kali ini di abaikan lagi, Karina akan tidurnya saja, masa bodoh dengan jalan-jalannya.

"Iya, kenapa sih? Kok hari ini manja banget pacarnya aku hm?" seru Winter yang langsung membalikkan badannya menatap Karina.

Berhasil!

"Ya kamu sibuk banget, aku panggil-panggil malah di cuekin," protes Karina. "Pacaran aja sana sama buku-bukunya!"

"Gemes banget kenapa sih!" seru Winter mencubit kedua pipi Karina.

"Iihh Win, aku serius!"

"Yaudah iya, kamu mau apa? Laper? Mau makan?"

"Jalan-jalan, kita udah lama ngga jalan. Masa udah setahun pacaran tapi jalannya sekali doang sebulan," ucap Karina.

"Bilang dong kalau mau jalan, lagian aku kan nyesuain sama jadwal kamu juga," balas Winter.

"Yaudah ayo jalan, nanti keburu malam!"

"Iya iya, aku ganti baju dulu. Tunggu bentar!" Karina mengangguk sambil tersenyum lebar.

Jarang-jarang Winter langsung mau kalau di ajak jalan, biasanya juga ngeluh capek terus pengen di kasur aja seharian bareng sama Karina.

Setelah mengganti pakaian dan bersiap-siap keduanya pergi dengan style casual mereka. Hari ini katanya sih naik taksi aja biar bisa gandengan terus kalau kata Winter, padahal aslinya bensin mobilnya tinggal sedikit dan dia belum di kirim uang bensin sama mama atau papanya.

Kencan mereka tidak ada yang spesial, paling cuman jalan-jalan ke taman bermain yang mana Winter sering di kira adiknya Karina karena tinggi badannya yang sedikit lebih kecil dari Karina. Sepanjang jalan Winter mendengus kesal pada orang-orang yang menganggapnya sebagai adik Karina, lebih kesal lagi saat ada cowok-cowok yang mendekati dan meminta nomor Karina bahkan ada yang meminta berfoto bersama dan Winter yang jadi korban untuk di minta memotret mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If It Is You[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang