Pagi ini jika biasanya Winter yang menunggu Karina di depan pagar rumahnya, kali ini giliran Karina yang sudah berdiri menunggu Winter keluar dari rumahnya.
Keputusannya sudah bulat, harus dia sendiri yang mencari tahu tentang semua pertanyaan-pertanyaan dan berbagai dugaan yang ada di kepalanya saat ini.
"Karina? Ngapain?" Karina tersentak mendengar suara Winter yang menyapanya.
"Ahh...hai!" ujar Karina yang sedikit terlihat kaku bagi Winter.
"Kenapa? Kok kayak kaget ngeliatin aku?"
"Ngga, ngga kok. Mau ke sekolah kan? Bareng aja sama aku,"
"Emang ngga di jemput sama kak Yunseong?" tanya Winter
"Ngga, semalam udah aku chat kalau hari ini aku berangkatnya sama kamu," jawab Karina
Winter mengangguk paham, "Yaudah ayo naik!"
Karina tersenyum kecil dan mengangguk pelan sebelum akhirnya duduk di belakang.
"Win, aku boleh nanya ngga?"
"Boleh, tanya aja."
Karina menelan salivanya dengan berat sembari memikirkan pertanyaan apa yang akan dia keluarkan berhubung ada begitu banyak pertanyaan yang ada di dalam kepalanya sejak semalam.
"Kamu, ngga ada gitu suka sama temen kamu di sekolah?" Karina meringis pelan mendengar pertanyaan bodoh yang dia keluarkan.
"Eumm, gimana yah! Kok kamu tiba-tiba nanya?" seru Winter
"A-aku cuman penasaran aja, kamu kan lumayan banyak yang suka juga di sekolah,"
"Ngga sebanyak kayak yang suka sama kamu lah," tawa kecil Winter, "Ada, tapi lumayan susah sih."
"Susah? Susah kenapa?"
"Aku ngga berani jujur sama orangnya langsung dan kayaknya dia juga sukanya sama orang lain, jadi aku makin ngga berani," jelas Winter dengan senyuman yang terukir di wajahnya.
"Kok gitu? Kamu suka banget ya sama orangnya?" sahut Karina. Winter mengangguk kecil.
"Kalau gitu kenapa harus takut? Kalau emang suka ya nyatain perasaan kamu ke orangnya, gimana mau dapat balasan kalau kamu-nya aja belum ngungkapin?" Winter tertawa kecil mendengar ocehan Karina, entah kenapa di satu sisi dia seneng tapi di sisi lain juga agak miris.
"Jadi aku harus tetep nyatain perasaan aku? Gimana kalau orangnya ngga punya perasaan yang sama kayak aku?"
"Ishh! Kan belum di coba! Emang kamu udah tau kalau orangnya bakal bilang gitu?" omel Karina
"Enghh gimana kalau ternyata orang yang aku suka itu udah punya pacar?" tanya Winter sambil melirik Karina sekilas.
"Yaa...seenggaknya kamu kan udah berani ngungkapin," jawab Karina
"Sekarang gini deh! Euhmm....gimana reaksi kamu kalau aku bilang aku suka sama kamu?"
"Hah?" Winter memang tidak bisa melihat raut wajah Karina yang duduk di belakang, tapi dari nada suaranya Winter tau kalau Karina sedikit terkejut.
"Kok diem? Kaget kan?"
"Y-ya gimana ngga kaget, kamu ngomongnya tiba-tiba. Aku kan juga udah sama Yunseong,"
"Nah, kamu aja kaget bingung gitu, gimana kalau dia?" ujar Winter
"Iya sih," gumam Karina, "Ciri-ciri orang yang kamu suka itu kayak gimana emang?"
"Orangnya cantik, lucu, ceroboh, senyumnya cantik tapi sayang jarang senyum. Sekarang udah agak mendingan sih, dia udah sering senyum sama ketawa, terus orangnya juga tinggi, jago bela diri, lumayan pinter sama ngga bisa naik sepeda," jawab Winter yang di selingi dengan tawa diakhir kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If It Is You[✔]
Fiksi PenggemarApa jadinya jika kamu jatuh cinta pada anak dari musuh bebuyutan orang tuamu sejak dulu? Yang tadinya juga sering berseteru dan saling pamer kehebatan untuk saling memanas-manasi tapi tiba-tiba saja malah jatuh cinta? Present! Karina aespa Winter ae...