💫 N i n e 💫

4.4K 635 7
                                    

Hari minggu seperti ini biasanya di gunakan Winter buat bersih-bersih kamar, secara kebetulan juga orang rumahnya sedang gotong royong membersihkan rumah kecuali kakaknya yang pergi ke gereja untuk ibadah.

"Dek, kamu ngga ikut kakak ke gereja?" sahut Ibunya dari depan pintu kamarnya.

"Ngga, aku agak sorean aja ke gereja. Masih nanggung bersihin kamarnya," balas Winter

"Oh yaudah, asal gak bolos aja ibadahnya,"

"Iya Ma,"

Jessica tersenyum melihat anak bungsunya lalu melanjutkan kegiatannya.

Winter berjalan menuju balkon kamar dan menjemur karpet bulunya di besi pembatas balkon sambil sesekali memukul karpetnya agar debunya hilang. Matanya terpaku menatap Karina yang sedang bersiap-siap, sepertinya dia akan pergi ke gereja juga. Tapi sepertinya tebakannya salah karena tepat di depan rumah Karina dia melihat beberapa teman Karina datang dengan pakaian serba hitam dan bunga di genggaman mereka.

"Ah bener juga, hari ini 1 tahunan murid yang meninggal itu kan yah?" gumam Winter menatap tamu-tamu Karina di halaman rumah Karina.

"Masih pagi ngapain bengong!" celetuk Karina yang sekarang berdiri di balkon kamarnya.

"Suka-suka aku lah," dengus Winter kembali memukul-mukul karpetnya.

"Ngga ke gereja?" tanya Karina

"Ngga, udah nitip doa sama kak Nayeon,"

Karina menggelengkan kepalanya mendengar balasan Winter. Bisa-bisanya ada manusia seperti Winter.

"Karina! Temen-temen kamu udah di depan tuh, cepetan turun sayang!" teriak Tiffany, sang Ibu yang bisa di dengar oleh Winter juga.

"Iya Ma, aku turun!" balas Karina. "Jangan lupa ibadah, dosa tau ngga ninggalin ibadah,"

"Itu mah aku juga tau," ujar Winter.

Tadinya Winter mau ngucapin hati-hati di jalan atau sekedar ngasih dia kalimat penyemangat tapi Winter terlalu malu mengucapkannya yang berakhir dengan dia hanya menatap Karina yang mulai menghilang dari pandangannya.

"Kenapa juga aku harus repot-repot? Temennya kan ada banyak," gumam Winter.

Winter menggelengkan kepalanya lalu masuk ke dalam kamar melanjutkan kegiatan bersih-bersih sebelum turun untuk makan.

•••

"Rin, kalau emang belum bisa tunggu di mobil aja deh ya, gue nih yang khawatir," seru Yeji

"Ngga apa-apa Ji, jahat banget aku kalau ngga dateng ke makamnya," balas Karina

"Tapi beneran gak apa-apa nih?" tanya Jisung

"Iya, ayo ah nanti kesiangan kita ke gereja-nya," Karina berjalan mendahului teman-temannya yang terlihat khawatir di belakang.

"Yaudah lah ayo, nanti kalau ada apa-apa kan ada kalian yang cowok cowok," ucap Seoyeon

Tepat di salah satu makam yang terpampang foto seorang gadis, beberapa remaja itu menaburkan bunga-bunga yang mereka bawa tadi. Beberapa dari mereka juga meletakan bucket bunga di atas makam itu.

"Sel, kita udah nepatin janji loh ya, jadi jangan nemuin gue lagi di mimpi! Takut gue tau ngga," canda Sunwoo yang di balas pukulan dari Chaeyoung di bahunya.

"Neng, kemarin aa' di omelin sama Nakyung, omelin balik dong," ucap Haechan

"Haechan! Gue pukul beneran lo yah," omel Nakyung

"Tuh tuh, liat kan? Aa' di omelin neng,"

Karina tertawa melihat kedua temannya itu.

"Maaf ya sel, Haechan sama Nakyung akhir-akhir ini emang suka berantem terus," ujar Heejin

Setelah itu semuanya kembali hening, tidak tau apa yang harus mereka lakukan lagi. Tepat saat Karina berjongkok pandangan mereka semua langsung tertuju padanya.

"Yaudah, kita doa menurut kepercayaan dan agama kita masing-masing aja. Sehabis ini kalian yang lain mau ke gereja kan?" sahut Seungmin

"Oke lah, yang muslim di pimpin sama Seungmin aja doa-nya, kita yang non doa sendiri-sendiri aja," balas Hwall.

Setelah itu semuanya tenggelam dalam sesi doa sesuai agamanya masing-masing termasuk Karina yang berjongkok di makam temannya itu.

"Sel, maaf kalau aku baru dateng sekarang. Jujur aku takut dateng kesini sendirian, kadang aku suka ngerasa bersalah karna waktu itu gak bisa dateng tepat waktu, kalau aja aku tau waktu itu kamu punya banyak masalah mungkin kamu masih disini bareng sama kita semua. Kalau aja waktu itu aku lari dan ngeraih tangan kamu pasti kamu gak bakal berakhir disini, maafin aku Giselle maafin aku,"

"Rin! Karina!" seru Lia "Ayo balik," Karina mengangguk seraya menatap nisan makam temannya.

Selepas dari makam Karina bersama dengan teman-temannya pergi menuju gereja, selagi menunggu mereka yang sedang beribadah di gereja sebagian dari mereka pergi mencari minum dan cemilan untuk di makan bersama nanti.

Selama berada di dalam gereja Karina berusaha menahan agar air matanya tidak jatuh saat itu juga karna biar bagaimanapun dia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menangis lagi, sesulit apapun masalahnya dia tidak ingin menangis tapi semua itu sia-sia. Tepat setelah dia kembali ke rumahnya dia menangis di balkon kamarnya, bahkan kali ini lebih deras daripada saat Winter melihatnya menangis di taman belakang sekolah.

Winter yang sedang bersantai di kamarnya itu bergidik ngeri mendengar suara tangisan seseorang padahal sekarang sudah malam. Di tatapnya jam di dinding kamarnya,

21.30 WIB.

"Bisa-bisanya ada setan yang nangis jam segini, biasanya kan jam 12 malem," gumam Winter sambil memeluk gitarnya dengan erat.

Semakin lama di dengar Winter merasa seperti mengenal suara tangisannya.

"Ya masa anaknya nangis jam segini? Biasanya juga goleran di kasurnya," ujar Winter yang kemudian memutuskan pergi menuju balkon kamar.

Di bukanya pintu balkon kamarnya dengan pelan-pelan berharap tidak ada hantu yang tiba-tiba muncul di depannya. Tapi seketika pemandangan di depannya saat ini membuat dirinya terdiam.

"Beneran nangis anaknya," lirih Winter menatap Karina yang terduduk di lantai balkon dan bersandar di besi-besi pembatas balkonnya sambil menangis.

Tanpa berniat mengganggu Winter duduk di lantai balkon kamarnya menemani Karina yang sedang menangis dan menunggu hingga Karina selesai menangis, sambil terus menatap tetangganya itu.

"Selalu aja pura-pura kuat di luar, emang ngga sakit apa nahan semuanya selama itu," gumam Winter

Winter perduli? Tentu saja. Sekalipun mereka berdua sering bertengkar ada masanya di mana mereka juga saling peduli satu sama lain walaupun jarang terlihat dengan langsung.




















〰️〰️〰️〰️

If It Is You[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang