Empat puluh tiga

3K 473 91
                                    

Siapa tokoh favorit kamu di cerita Sean?

Sean kembaliii
JANGAN LUPA KASI VOMENT YAW BEBEP!
BIAR BERKAH

Jangan lupa follow Author untuk tau info ceritaa! 🖒 PfAu__
Jangan lupa follow ig author juga
(at) fau12__

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

SELAMAT MEMBACA

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬






























| Jangan bilang semua rencana kita sama Anary. Gue masih nyari tau tentang masa lalunya.

| Gue serahin masalah ini sama lo, Sean. Jangan sampai Anary tau semua rencana kita. Kalau Anary tau, gue jamin kalau semuanya bakal rumit.
Gue cuma butuh waktu sedikit lagi. Setelah itu, kita bicarain semuanya ke Anary

| Masalah tentang Tanisa sahabat lo itu, kita bicarain di sekolah besok.

Helaan napas panjang terdengar saat Sean baru saja selesai membaca pesan dari Keano.

Tadi, tiba-tiba Anary datang saat Keano dan Sean akan membicarakan masalah tentang Tanisa di teras. Tapi untungnya, Sean dan Keano berhasil membuat alasan yang sedikit masuk akal.

Walau mereka yakin, kalau Anary tidak sepenuhnya percaya dan menaruh rasa curiga pada mereka.

Beberapa saat yang lalu ...

"K-kalian barengan?"

Sean dan Keano menengang saat melihat Anary berdiri di depan pintu dengan wajah kagetnya.

"T-tadi--

Ucapan Sean di potong oleh Keano. "Gue di suruh buat dateng ke sini sama guru sejarah wajib. Katanya temuin Sean Danantya dari kelas MIPA 1 yang pinter banget di bidang sejarah. Gue di suruh pinjem catatan-catatannya."

Keano mengatakan itu dengan lancar. Kata-katanya tidak sedikit pun terdengar gugup seperti orang berbohong.

Untuk mengimbangi kebohongan Keano, Sean mengangguk. "Dia datang buat pinjem buku gue."

Anary hanya berdiri terdiam di tempat yang sama. Menatap Sean dan Keano dengan curiga.

"Gue pulang dulu. Makasih," kata Keano. Setelah itu, dia melangkahkan kaki ke luar rumah melewati Anary yang menatapnya tajam.

Sedangkan, Sean memilih untuk kembali duduk di sofa. Dia berusaha menetralkan dadanya yang bergemuruh karena gugup.

Kebohongan yang tadi Keano buat sedikit masuk akal. Namun, terdengar sangat bodoh.

***

"Aa."

Suara panggilan di sertai tepukan di bahunya membuat Sean yang sedang diam melamun tersentak kaget. Dia menoleh, mendapati Mama Ana berdiri di belakangnya.

"Ada apa, Ma?"

Ana ikut duduk di sebelah Sean. Mengusap tangan putranya lembut, lalu tersenyum. "Lagi ada masalah, ya?"

Sean mengangguk perlahan. Jika dia sedang dalam masalah, pasti Mamanya akan tahu walau dia diam tak mengatakan apa-apa.

"Mau cerita sama Mama?"

SEAN DANANTYA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang