Lima

5.2K 697 106
                                    

Hai guys!!
Sebelum baca Mari kita vote
Setelah itu

KOMEN YANG BANYAKK YAA😍


Dan ini adalah hari terakhir aku update pagi ya guys
Karena mulai besok mau update sore sesuai persetujuan!!👍😍

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

SELAMAT MEMBACA

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬






























"Mama!"

Sean berteriak memanggil mamanya saat baru saja masuk ke dalam rumah. Dia melempar sepatu ke rak dan melangkahkan kakinya menjauh dari pintu.

"Kalau masuk rumah itu jangan teriak-teriak A, simpen sepatunya jangan dilempar," ucap Ana--Mama Sean dengan lembut.

Sean menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil terkekeh. "Maaf, Ma. Aa suka lupa hehe," katanya. Dia menyalimi tangan Ana yang sudah berada di depannya.

Ana menggeleng-gelengkan kepala. "Ya udah, Aa bersih-bersih dulu. Udah itu Aa makan, Mama udah siapin di meja makan," ucapnya.

Sean mengangguk, lalu mengecup pipi mamanya. "Siap Mama cantik."

Ana terkekeh. "Untung gak ada papa di sini, A. Kalau ada, kamu bisa di pites karena cium pipi mama sembarangan."

Sean mendengkus. "Papa itu terlalu cinta sama Mama atau udah dasarnya cemburuan sih? Masa cemburu sama anak sendiri?"

"Udah sana, cepet bersih-bersih," suruh Ana sambil mendorong badan putranya alih-alih menjawab pertanyaan Sean.

"Iya, Ma."

Sean melangkah menuju kamarnya. Dia langsung melempar tasnya ke kasur dan mengambil handuk yang di gantungkan di dekat kamar mandi.

Tak butuh waktu lama, Sean sudah selesai bersih-bersih. Dia keluar dari kamarnya dengan kaos putih dan celana Trening berwarna abu.

"Ma!" panggil Sean setengah teriak saat sudah berada di meja makan, tapi tidak melihat keberadaan Mamanya di sana.

Satu jitakkan Sean dapatkan di kepalanya, dan sontak membuat Sean buru-buru menoleh ke belakang.

"Ish," desis Sean saat tau kalau yang berdiri di belakangnya adalah Papanya. "Papa apa-apaan sih jitak pala Sean," kesalnya.

Arsel--Papanya Sean mendengkus. "Kalau panggil mamanya jangan teriak-teriak, A," ucapnya.

Sean menarik kursi di depannya, lalu mendudukkan badannya disana. "Iya, Pa."

"Mama kemana Pah?" tanya Sean sambil menoleh ke papanya yang sudah duduk di kursi sebelah.

"Lagi siapin perlengkapan Papa," jawab Arsel.

"Lah? Papa mau kemana? Ada kerjaan di luar kota?"

Arsel mengangguk. "Heem, di Jakarta. Tapi gak lama sih, cuma dua harian."

Sean ber 'oh' lalu mengambil piring yang ada di depannya.

"Papa mau makan di rumah?" tanya Sean lagi.

Arsel menggeleng. "Papa udah makan tadi. Kesini cuma mau bawa perlengkapan aja."

"Mas, kamu taro berkasnya dimana? Aku gak tau tempatnya."

SEAN DANANTYA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang