Dua puluh satu

3.9K 561 116
                                    

jangan lupa vote sama komen yaa♡

Tim #SeanAnary kan?😋

Kata Sean sama Anary, mereka gak bakal muncul kalau vote sama komennya sedikit.

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

SELAMAT MEMBACA

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬












































Sean memberikan satu botol minuman pada Anary yang sedari tadi terus saja memegangi ujung hoodienya. Mereka masih berada di pameran.

"Minum dulu, Ry," kata Sean.

Anary membuka tutup botol tersebut. Lalu, dia meminumnya.

"Makasih," ucap Anary sambil menutup botol. Wajahnya masih terlihat tegang. Tetapi, tidak setegang tadi.

"Duduk dulu disana, yuk," ajak Sean. Dia menuntun Anary sampai badannya terduduk.

"Ada apa, Ry? Kenapa lo takut kayak tadi?"

Anary diam, dia tidak menjawab. Memikirkan harus menjawab apa pada Sean. Dia tidak mungkin menceritakan kalau dia bertemu pria masa lalunya. Karena, Anary menutup rapat tentang itu.

Banyak hal yang belum Sean tau tentang dirinya. Dan, tidak mungkin kalau Anary menceritakannya.

"Ry, kenapa?" tanya Sean sekali lagi. Kali ini, sembari menepuk bahu Anary.

Anary menggeleng cepat. "En-enggak ad-ada apa-apa. Tadi, gue takut karena ada co-copet yang mau ngambil tas gue," jawab Anary.

Sean mengerenyitkan dahi. "Serius?"

Anary mengangguk.

"Ya, udah. Mending sekarang kita pulang aja, ya? Gue liat muka lo tegang kayak ketakutan gitu. Pucet lagi," kata Sean.

"Masa pulang, sih. Kan kita mau gangguin Tanisa sama pacarnya."

"Nanti lagi, aja. Sekarang pulang aja. Gue takutnya, lo kenapa-napa."

Anary beranjak dari duduknya. Dan, langsung menarik tangan Sean agar berdiri juga. "Gue gapapa. Jadi, ayo cari Tanisa sama pacarnya sekarang."

"Lo yakin, Ry?"

Anary mengangguk. "Yakin. Jadi, ayo!"

Sean tersenyum. Lalu dia mengenggam tangan Anary. "Gue pegang tangannya, ya. Biar gak ada copet lagi," kata Sean.

Anary mengigit bibir bawahnya. Bagaimana ini? Sean membuat dadanya menggila. Apalagi, cowok itu masih saja tersenyum.

"Se-sean, Le-lepas dulu tangan gue," kata Anary.

"Kenapa?" tanya Sean dengan pandangan yang masih menatap kejalan.

"Gatel," jawab Anary cepat.

Sean segera melepaskan genggaman tangannya. "Cepetan garuk! Udah itu, pegang tangan gue lagi," katanya.

Anary mendengkus. "Lo mau modus, ya!" sewotnya.

Sean menoleh, lalu menggeleng. "Soudzon, lo! Gue tuh, mau jagain elo. Biar gak di culik om-om atau copet!"

"Yee, Malih! Lo kira gue anak kecil, apa? Pake takut di culik lagi. Bilang aja, kalau lo tu mau modus!"

"Heh! Gue tuh mau jagain elo, Markonah! Lo lecet dikit, gue bakal di coret dari KK sama Mama!"

SEAN DANANTYA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang