Lima puluh tiga

3.2K 494 529
                                    

Sebelum baca, mari vote dulu!!
Setelah itu jangan lupa komen ya, Sayang😺

Udah makan belum kalian?

Jangan siders, ya!

Komen lebih dari 500 untuk next
Xixi

Follow PfAu__

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

SELAMAT MEMBACA

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

























Sudah berhari-hari berlalu, satu minggu lebih dua hari setelah Laksa berbicara dengan Anary di rumah sakit. Sekarang, semuanya jauh lebih baik. Bibi Anary sudah mendekam di bui penjara akibat ulahnya.

Jian sudah lebih baik, walaupun anak laki-laki itu tiba-tiba menangis dan minta di peluk seharian. Tetapi, Anary rasa dia lebih mensyukuri keadaan Jian yang sekarang di banding dengan beberapa hari yang lalu. Tak mau makan, bahkan tak mau bertemu orang kecuali Tante Ana.

Ya, anak kecil itu sangat dengan dengan Mama Sean di saat dia sakit. Bahkan, dia tidak mau lepas dari pelukan Ana. Untung saja, Tante Ana dengan senang hati menemani Jian tanpa ada beban.

Kondisi Laksa juga sudah mulai pulih. Laki-laki itu sudah keluar dari rumah sakit dua hari yang lalu.

Perlu di ketahui, Laksa sudah meminta maaf dengan caranya sendiri pada semua orang. Walaupun, dia bilang, dia tidak menyesali perbuatannya. Karena dengan perbuatannya itu, dia sedikit lebih lega perihal bundanya.

Tak apa, semuanya akan baik-baik saja. Mungkin Laksa perlu banyak waktu untuk menyadarinya. Yang terpenting, sekarang semuanya sudah baik-baik saja. Dan rencananya, dia akan pergi ke Belanda setelah dia ujian kenaikan kelas.

"Mau ambil jurusan apa, lo?"

Pertanyaan itu terlempar dari mulut Keano. Sekarang, dia dan Sean sedang duduk di taman belakang sekolah menunggu gerbang di buka. Hari ini, adalah hari terakhir ujian Nasional.

"Kepikiran buat ambil jurusan kedokteran, sih. Cuma kayaknya kemampuan gue bukan di sana. Jadi gue mau ambil jurusan managemen bisnis," jawab Sean. "Kalau lo?"

"Gatau, belum kepikiran. Mungkin hukum."

Sean terkekeh mendengar jawaban Keano. "Bisa-bisa udah selesai ujian, tapi lo belum kepikiran mau ngambil jurusan apa."

"Kalau boleh, setelah ujian ini, gue mau berhenti belajar. Gak mau kuliah." Keano menghela napas. "Tapi gue cowo, harus punya pendidikan yang tinggi biar mampuni nantinya."

"Ya lo pikir aja, orang yang udah sarjana aja susah buat nyari kerjaan. Apalagi orang yang cuma lulusan SMA." Sean melipat kedua tangannya di dada. "Walaupun, banyak juga lulusan SMA yang bisa sukses ngelebihin yang kuliah."

"Skip. Jangan bicarain tentang itu lagi. Otak gue udah ngebul sama soal-soal Ujian," rengek Keano.

Sean hanya menanggapinya dengan kekehan. Setelah itu, beralih menatap lurus ke hamparan lapangan taman yang kosong. Ada yang membebani pikirannya saat ini.

"Sean," panggil Keano.

Sean menoleh. "Apaan?"

"Hubungan lo sama Anary gimana?" tanya Keano sambil beranjak dari kursi yang sedari tadi dia duduki. Lalu, mendekat ke arah Sean yang menyenderkan badannya di tiang. "Dia udah mulai bisa nerima semua kenyataan, kan?"

SEAN DANANTYA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang