Tiga puluh sembilan

3K 502 180
                                    

Haii aku kembalii dengan 1618 kata, wkwk

Kalian udah makan belum pas baca ini??😃

Em, jangan lupa kasih voment, yaa! Kalau mau kasih duit juga boleh, xixi.

Jangan lupa follow Author untuk tau info ceritaa! 🖒
Btw, aku fast update lagii huhu😭

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

SELAMAT MEMBACA

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬








































Sean Danantya

| Ry, gue anter Jian ke sana sorean, ya. Soalnya dia mau ikut Mama Ana dulu ke undangan.

Satu pesan masuk saat Anary baru saja selesai membereskan rumahnya. Sudut bibirnya naik ke atas. Lalu, mengetikan balasan

Oughey. |

Setelah mengirimkannya, Anary segera masuk ke kamarnya dan mandi, sebentar lagi temannya akan datang.
Ya, Prisila akan datang karena dia menawarkan diri untuk membantu Anary dengan memberikan catatan dan tugas.

Tadi, saat Prisila menelepon, dia mengatakan seperti ini. "Gue ke rumah lo setiap hari, ya? Biar lo gak ketinggalan pelajaran. Terus biar lo bisa tetep ngumpulin catetan tugas selama lo gak sekolah 1 minggu."

Awalnya Anary menolak, karena dia merasa akan merepotkan Prisila. Namun, temannya itu bersikeras untuk datang ke rumahnya.
Katanya, sekalian dia membuang waktu. Karena di rumahnya selalu sepi tak ada siapa-siapa.

Drtt .. drtt

Saat baru saja selesai menganti pakaiannya, suara panggilan dari ponselnya berbunyi. Dengan segera, Anary berjalan menuju ranjang tempat gawainya tergeletak. Ternyata telepon dari Prisila.

"Halo, ada apa, Sil? Lo jadi kerumah gue, kan?"

"Gue udah ada di depan rumah lo, Ry. Bukain gerbangnya."

Anary segera mematikan sambungan teleponnya, lalu dia melangkah ke luar rumah untuk membukakan gerbang.

"Kenapa gak lo pencet aja bel nya, sih," kata Anary sambil membuka gerbang. "Pake nelepon segala."

"Hehe, kebiasaan, Ry. Soalnya kalau gue mau bertamu ke rumah orang, pas ada di depan rumahnya nelepon, bukan ngetuk atau mencet bel," timpal Prisila.

Anary memutar bola matanya jengah. "Ya udah, ayo masuk."

Mereka melangkah masuk ke dalam rumah bersamaan. Dan Anary menyuruh Prisila duduk di sofa ruang tengah.

"Gue buatin minum dulu," kata Anary. Namun, baru saja dia ingin melangkah ke dapur, tiba-tiba Prisila memberhentikannya.

"Gak usah, Ry. Gue baru aja beli jus di depan tadi," katanya.

"Beneran, nih?"

Prisila mengangguk. "Mending bawa buku pelajaran ke sini. Lo salin catentan sama tugasnya, biar besok di kumpulinnya bareng sama gue," ujarnya. "Soalnya yang gue belum di kumpulin karena mau di contekin sama lo."

SEAN DANANTYA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang