Empat puluh lima

3K 494 274
                                    

Sean kembaliii
Update pertama di tahun yang baruu

RAMEIN JANGAN LUPA! XIXIXI

JANGAN LUPA KASI VOMENT YAW BEBEP!
BIAR BERKAH

Jangan lupa follow Author untuk tau info ceritaa! 🖒 PfAu__
Jangan lupa follow ig author juga
(at) fau12__

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

SELAMAT MEMBACA

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬
































Rasa penasaran, di gantikan oleh gemuruh sakit yang menyesakkan. Seperti itulah keadaan Sean sekarang. Telinganya seakan ingin tuli karena enggan mendengar lebih jauh.

Dia memejamkan mata sekejap, lalu membuka dan menatap wanita paruh baya yang duduk di depannya dengan wajah yang tidak bisa di jelaskan. Wanita paruh baya itu baru saja memperjelas tentang masa lalu.

Masa lalu yang membuat gadis bernama Anary harus merasakan sakit dan menanggung semuanya sendiri.

"I-ibu?"

Keano juga kelu. Walau datang ke sini hanya memperjelas apa yang sudah dia cari tahu, tetapi mendengar kejelasannya tetap menimbulkan rasa sakit.

Dia merasa menjadi orang yang sangat jahat karena pernah ikut andil dan memperumit keadaan sampai sekarang.

Rasanya, kata maaf tidak akan pernah mampu membuat kesalahan-kesalahannya termaafkan.

"K-kalian bisa pergi dari sini. Saya sudah menjawab apa yang kalian tanyakan. Sekarang, silakan ke luar," kata wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu Anary.

"I-ibu belum jawab pertanyaan Keano yang terakhir. Kenapa Ibu nyembunyiin masalah besar ini dari Anary?" Keano mengusap wajahnya gusar. "Gak seharusnya kayak gini ...," lirihnya.

"Pergi sekarang. Saya sudah tidak mau menjawab pertanyaan kalian lagi. Kalian sudah memaksa saya untuk menjawab pertanyaan kalian sejak awal. Dan perlu kalian tau, kalian sudah terlalu jauh masuk ke dalam masalah orang lain," ucap Ibu Anary tajam.

"Kita perlu satu kejelasan lagi, Tan. Biar semuanya beres ...," lirih Sean.

Ibu Anary memejamkan mata. "Saya tidak akan memberi tahu kalian apa-apa lagi. Kalian bukan siapa-siapa!"

"Saya pacar Anara, Bu. Ibu inget itu, 'kan?"

Sean menatap Keano yang berusaha menyakinkan wanita paruh baya di depannya. Sekarang dia tahu kenapa Ibu Anary tidak marah sama sekali pada Keano. Padahal, dia tahu jelas kalau Keano lah yang menabrak Anara.

Ternyata, Ibu Anary bisa sebodoh itu. Atau mungkin, bukan bodoh. Hanya saja dendamnya terlalu besar. Sehingga, dia melupakan fakta penting demi membuat dirinya puas dengan menyalahkan orang yang selama ini dia anggap sebagai benalu.

Sean akan memukul wajah Keano sampai wajah laki-laki di sampingnya ini bisa sedikit merasakan sakit atas apa yang telah dia perumit.

"Pergi!"

Bentakkan membuat Sean dan Keano menghela napas panjang. Sepertinya, mereka tidak akan mendapatkan jawaban dari pertanyaan terakhir mereka.

"Okey, saya tidak akan memaksa lagi Ibu untuk menjawab." Keano menerbitkan satu senyumnya. "Saya rasa, Anary perlu tau masa lalu dan semua kebenaran ini. Terima kasih atas waktunya. Saya dan teman saya akan pergi."

SEAN DANANTYA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang