Empat

5.7K 734 122
                                    

Hai guys!!
Sebelum baca Mari kita vote
Setelah itu

KOMEN YANG BANYAKK YAA😍
Btw, vote+komennya nembus 50 ke atas bisaaa?? Atau lebihh😎
Bisaa?

Pokoknya sayang bangett sama kalian

OIYA DEAR MAU TANYA
MENDING UPDATE PAGI, SIANG, SORE ATAU MALEM??

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

SELAMAT MEMBACA

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬


































Anary masuk ke dalam rumah dengan senyum yang merekah di bibirnya. Namun, tiba-tiba senyumnya pudar saat melihat rumah yang sudah berantakan. Bahkan, sangat berantakan.

Anary menghela napasnya. Pasti ibunya kembali berulah.

Dengan langkah cepat, Anary melangkah menuju lantai atas dan masuk ke dalam kamar ibunya. Terdengar suara isakan dari dalam, dan itu membuat Anary lagi-lagi menghela napas.

"Bu ...," panggil Anary sambil mengetuk pintu kamar ibunya.

Tidak ada jawaban, hanya terdengar lagi isak tangis yang begitu memilukkan di telinga Anary. Sampai akhirnya, Anary memilih memutar knok pintu dan masuk kedalam kamar ibunya.

"Bu ...," Anary memanggil lagi sambil mendekat ke arah ibunya yang terduduk di sudut kamar sambil membenamkan kepalanya di kaki.

Anary berjongkok dan memegang bahu ibunya. Tetapi, secara kasar tangannya langsung di tepis.

"Jangan pegang-pegang!" sarkas Ibunya.

Anary tersenyum hambar. "Mau sampai kapan, Bu? Mau sampai kapan Ibu kayak gini sama Anary?"

Tiba-tiba rasa sakit yang selalu Anary sembunyikan di dalam hatinya terbuka lagi.

"ANAK SIALAN! KALAU AJA KAMU GAK BEGO, ANARA GAK AKAN PERGI! ANAK KESAYANGAN IBU GAK AKAN PERGI!"

Ibunya berteriak tepat di depan telinga Anary. Dan lagi-lagi Anary hanya bisa tersenyum hambar.

"Dengan Ibu nangisin Kak Anara kayak gini, Kak Anara bakal balik lagi? Dengan Ibu acak-acakin rumah ini, Kak Anara bisa seneng?! Iya Bu?!"

Ibunya menatap Anary dengan penuh kebencian. Matanya yang merah karena habis menangis memelotot dan tangan Ibunya bergetar kuat.

Plak!

Satu tamparan Anary dapatkan di pipi kanannya. Tetapi tenang saja, ini sudah sering Anary dapati dari Ibunya.

"Kenapa Bu? Yang di bilang sama Anary bener? Iya?!"

"Anak gak berguna!" desis Ibunya.

Anary menghela napas panjang, berusaha menetralkan degup jantungnya yang cepat karena tersulut emosi. Anary bukan anak yang cenggeng. Dia cenderung akan melawan jika Ibunya seperti ini.

Anary hanya ingin Ibunya tidak terus menyalahkan dirinya atas kematian Kakaknya.

"Kalau aja sekarang Anara masih hidup ... dia udah berhasil masuk ke universitas Impiannya! Tapi apa?! Itu semua hancur gara-gara anak gak tau di untung kayak kamu!"

Anary berdiri dari duduknya.

"INI BUKAN SALAH ANARY BU! INI BUKAN SALAH ANARY! Anary juga gak tau kalau Kak Anara bakal tolongin Anary! Dan Ibu juga jangan lupa ... Kak Anara meninggal dalam keadaan hamil! Bisa aja Kak Anara sengaja nabrakin dirinya sendiri!" bentak Anary.

SEAN DANANTYA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang