Delapan

4.9K 681 42
                                    

Haii!!
Ketemu lagi sama Aku!

Gimana kabarnya di hari selasa tanggal 29 September 2020 ini?
Gak kerasa ya, udah akhir bulan lagi:(

Aku harap kalian semua di lindungi sama Tuhan. Sehat-sehat dan bahagia pastinya ehehe

AKU NGINGETIN YAA
jangan lupa
VOTE DAN KOMENNYA.

karena itu bener-bener berpengaruh buat kelangsungan cerita ini😊

karena itu bener-bener berpengaruh buat kelangsungan cerita ini😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
































"Tante Ana ... Sean ... ini terlalu berlebihan," ucap Anary sambil mengeleng-gelengkan kepalanya. "Anary gak bisa nerima semua ini."

"Berlebihan apa sih, Ry? Ini tuh sama sekali gak berlebihan. Kita ikhlas bantu lo," kata Sean.

Anary lagi-lagi menggeleng. "Udah cukup Sean. Udah cukup kita repotin lo sama Tante Ana. Gue sama Jian mungkin bakal balik ke rumah aja sekarang."

"Ry? Ini sama sekali gak bikin kita repot," ucap Ana.

"Lo liat adek lo yang lagi tidur di sofa, Ry. Lo tega biarin dia mentalnya ke ganggu karena selalu liat orang di sakitin? Terus, lo juga mau badan lo rusak karena dapet perlakuan kasar dari Ibu lo terus? Ini jalan terbaiknya, Ry. Lo terima bantuan ini ya?"

"Tapi kita udah --

"Gak ada tapi-tapian, Sayang. Tante bener-bener gak mau kejadian kayak kemarin ke ulang lagi. Tante udah bilang, kan? Kalau Tante bakal bantu sebisa Tante."

Anary menghela nafas. "Ary gak enak sama kalian," lirihnya. "Ary baru aja kenal Tante Ana sama Sean. Tapi, Ary udah bikin kalian masuk ke dalam dunianya Ary."

Ana mengusap kepala Anary lembut. "Ini emang takdir Tuhan, Ry. Tuhan sengaja bantu kamu lewat kita. Buktinya sekarang. Kalau aja waktu itu HP kamu gak ketinggalan di rumah ... kamu bisa jadi lebih parah dari ini," kata Ana.

Sean mengangguk. Membenarkan perkataan Ibunya. "Yang di bilang Mama bener, Ry. Jadi lo jangan mikir kalau semua ini bakal bikin kita repot atau apalah. Karena ya, semua ini juga udah di diskusiin sama Kita. Apalagi, Mama juga udah ngomong sama Papa. Dan, Papa pun setuju."

Anary tidak tahu harus bagaimana lagi. Kebingungan benar-benar menguasai pikirannya.

Orang-orang di depannya ini benar-benar baik. Bahkan, Anary pun menjadi canggung untuk menerima kebaikan mereka.

Bayangkan saja. Sean dan Mamanya menawarkan Anary untuk tinggal di salah satu rumah yang kosong milik Papanya Sean.

Mereka bilang, tempat itu bisa jadi tempat sementara untuk Anary dan Jian tinggal.

SEAN DANANTYA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang