Empat puluh sembilan

2.9K 479 635
                                    

Vote terlebih dahulu!

KOMEN BARBAR, YUK! BIAR FAST UPDATE TEROSSS! KALAU MAU, DI SETIAP PARAGRAF KOMEN JUGAAA

JANGAN SIDERS DONG SAYANG😍

BIAR BERKAH

Komen tembus 500 bisa?

Jangan lupa follow Author untuk tau info ceritaa! 🖒 PfAu__
Jangan lupa follow ig author juga
(at) fau12__

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

SELAMAT MEMBACA

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬




















































"D-dari P-prisil ...."

Semuanya tampak serius memperhatikan Anary yang baru saja menekan tombol hijau di ponselnya. Ekspresi Anary sudah tidak bisa terbaca lagi. Wajahnya begitu sembab. Apalagi, dengan rambut yang sudah tak tertata berserakan memenuhi muka.

Beberapa saat kemudian, Pupil matanya membesar di barengi dengan suara panggilan yang terputus. Badannya seakan tak bertenaga lagi.

"Ada apa, Ry?" tanya Sean yang ikut berjongkok.

"Gue harus temuin Jian sekarang."

Setelah mengatakan kalimat itu, Anary berdiri dari tempatnya. Dia mengambil tas yang masih tergeletak di lantai dan memasukkan ponsel yang masih di gengamnya ke sana.

Dia menatap sekilas ke arah Om Rey dan Laksa. Lalu berdesis, "Jian bukan siapa-siapa kalian!" Setelah itu, tanpa aba-aba dia langsung melangkah pergi dari ruang tengah menuju pintu keluar.

Sean dan Keano saling pandang. Sampai akhirnya, keduanya mengikuti Anary dengan langkah lebar mereka.

"Biar gue anter," kata Sean sambil berlari mendahului Anary

Tanpa basa-basi, dia mengunakan helm dan langsung menyalakan mesin motornya yang terparkir di depan gerbang rumah Laksa.

"Naik," perintah Sean.

Tanpa kata, Anary naik ke atas motor Sean.

"Kemana?" Sean membuka suaranya lagi.

"T-taman deket rumah," jawab Anary.

Sean melirik kearah Keano yang berada di belakang Anary. Laki-laki yang sedang menggunakan helmnya mengangguk. Seakan memberi isyarat kalau dia akan pergi menyusul mereka.

"Buruan!" kata Anary dengan nada tak sabar di campur rasa cemas.

Sean mengangguk. Dia segera melajukan motor memecah jalanan kota Bandung yang panas. Jam masih menujukkan pukul dua siang sekarang. Tetapi, tenaga mereka seakan di kuras banyak dengan masalah ini. Semuanya terjadi begitu cepat dan tak seperti yang di bayangkan.

Tadinya, Sean dan Keano memang ingin memberitahukan semua kebenarannya pada Anary. Tetapi, mereka tak menyangka kalau semuanya menjadi rumit seperti ini.

Bukan Sean dan Keano yang memberitahukan kebenaran tentang Anary. Tetapi, malah orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Sungguh, semua ini membuat kepalanya berdenyut jika terus di pikirkan.

SEAN DANANTYA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang