Lima puluh

3.1K 530 1K
                                    

Aku update! Gak ingkar janji xixi
Terimaaci yang udah spam komen di part kemarinn! Lopyu selangitt

Sebelum baca, mari vote dulu!!
Setelah itu jangan lupa komen ya, Sayang😺

Absen sini, tim nya #SeanAnary mana tangannya?

Jangan siders, ya!

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

SELAMAT MEMBACA

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬


















"INI SEMUA GARA-GARA KAMU! DIA KAYAK GINI GARA-GARA KAMU!"

Tanisa terus saja meraung di depan ruang ICU. Api kemarahan sangat terlihat jelas di matanya yang sembab. Seperti orang yang kesetanan, dia terus saja menunjuk-nunjuk tubuh Anary yang terduduk kaku sambil menatap pintu ruangan di depannya.

"PERTAMA, KAMU BERHASIL BIKIN SEAN PERGI DARI AKU! DAN SEKARANG? KAMU MAU BUAT LAKSA PERGI JUGA DARI AKU?!"

Prisila tak tahan mendengar caci makian yang di lontarkan Tanisa pada Anary. Dia tak suka dengan cara gadis yang berstatus sebagai pacarnya Laksa ini menyalahkan Anary. Sedangkan, Anary hanya diam seperti patung yang tak bernyawa.

"DIEM!" desis Prisila. "Lo gak tau apa-apa, tapi mulut lo bicara seakan lo tau semuanya!"

Setelah mengatakan itu, Prisila menatap kaca ruangan ICU dengan mata sembabnya. Melihat sahabat tercintanya terbaring lemas dengan perban di kepala dan juga selang-selang yang menempel di badannya.

Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Laksa dengan cepat menolong Jian. Laksa muncul dari arah kanan dan mendorong tubuh Jian. Lalu, berakhir dengan dia yang tertabrak oleh mobil hitam.

Semua terekam jelas di dalam kepala Prisila. Bagaimana Laksa tertabrak dalam hitungan waktu beberapa detik sebelum dia kira kalau yang akan tertabrak adalah Jian.

Sean dan Anary pun melihat dengan mata kepala mereka sendiri. Ah tak lupa, Bibi Anary juga ada di sana. Bahkan, mungkin dia yang paling kaget saat yang tertabrak bukan Jian.

"Kalau aja kamu gak dateng di hidupnya Laksa sama Sean, semuanya bakal jalan kayak dulu!"

Prisila jengah, dia benar-benar menyesal karena sudah mengangkat telepon dari pacarnya Laksa dan mengatakan bahwa Laksa berada di rumah sakit.

Pacarnya Laksa ini adalah tipe orang polos dan bodoh. Dia belum tau apa-apa, tapi mulutnya berkata seakan dia tau semuanya. Dia menyalahkan Anary, padahal dia belum tahu bagaimana dan apa penyebab semuanya terjadi.

"Mulut lo bisa diem?!" bentak Prisila. "Jangan bikin suasana jadi tambah keruh! Lo ngomong seakan-akan lo tau apa dan kenapa ini kejadian! Lo nyalahin Anary seenaknya! Lo gak tau apa-apa!"

Tanisa menatap tajam Prisila. Merasa tersudutkan dengan apa yang di katakan Prisila tadi. Dia menyalahkan Anary karena dia punya keyakinan kalau semua ini gara-gara gadis itu. Apalagi, dia melihat Anary terus diam mematung tanpa mengubris atau melirik ke arahnya.

Ah, inilah satu sifat buruk Tanisa.
Terlalu cepat menyimpulkan sesuatu. Bahkan, tanpa tau apa-apa, dia memaki Anary sekarang.

Yang dia tahu hanyalah, Anary adalah benalu di semua hubungannya. Dia mengetahui alasan kenapa Anary dan Sean bisa dekat. Tetapi, dia sama sekali tidak mengetahui apa hubungan Anary dan Laksa.

SEAN DANANTYA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang