Empat puluh delapan

2.9K 515 415
                                    

Vote terlebih dahulu!

Sean kembaliii karena komenan kalian di part sebelumnyaa bener-bener barbar!😭✋

GILAA 1,58K komenn dari kaliann yang jarinya tidak kenal lelah untuk ngespam!😭😨

AKU SAYANG BANGET SAMA KALIAN UEE😭✋

KOMEN BARBAR KAYAK KEMAREN LAGI, YUK!😭 BIAR FAST UPDATE TEROSSS! KALAU MAU, DI SETIAP PARAGRAF KOMEN JUGAAA⚠

JANGAN SIDERS DONG SAYANG😍

BIAR BERKAH

UNTUK PARA SIDERS👇

Canndaaa bundddd✋😭Tapi, lebih enakan jadi readers aktip loh, moms✋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Canndaaa bundddd✋😭
Tapi, lebih enakan jadi readers aktip loh, moms✋

Jangan lupa follow Author untuk tau info ceritaa! 🖒 PfAu__
Jangan lupa follow ig author juga
(at) fau12__

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬

SELAMAT MEMBACA

▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬














































"Mau sekeras apa lo lawan kenyataan, lo gak bakal pernah bisa menang!"

Laksa mencekram bahu Anary, menatap tajam gadis yang terus mengeluarkan air matanya. "Kenyataanya, lo gak punya siapa-siapa! Lo gak punya orang yang bener-bener bisa di jadiin sandaran! Bahkan, orang yang lo anggap adik lo sendiri, nyatanya cuma orang lain!"

"Di-dia adik g-gue ...," lirih Anary. Rasanya, cengkraman kuat tangan Laksa di bahunya sama sekali tidak menyakitinya. Dia hanya merasakan gemuruh perih, sakit, di hatinya.

Sean dan Keano tidak tinggal diam saat Laksa terlihat semakin kuat mencekram bahu Anary. Mereka berjalan mendekat dan mendorong tubuh Laksa bersama. Lalu, Sean membawa tubuh Anary yang seakan mati rasa ke sisinya.

"Banci!" desis Sean. "Semua ucapan lo tadi gak guna bangsat! Jian emang gak punya hubungan darah sama Anary! Tapi, mereka udah punya hubungan batin yang kuat! Jian bakal ngerasain sakit pas liat Anary kesakitan, begitupun sebaliknya!"

Sean menatap tajam Laksa yang menyeringai. "Dan harus lo tau, Laksamana. Anary masih punya banyak orang yang sayang sama dia! Dia masih punya orang yang bisa di jadiin sandaran!" lanjutnya.

"Di mana lo sembunyiin Jian?!" Keano angkat bicara. "DI MANA LO SEMBUNYIIN JIAN?!"

Wajah Laksa mengrenyit, tetapi buru-buru dia mengubah mimik muka dan menjawab, "Gua gak tau."

SEAN DANANTYA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang