His name is Loren

1.8K 306 27
                                    

"Berhenti memandangiku seperti itu." Kesal si perempuan dengan rambut pink panjang bergelombang. Kelima perempuan Federal itu memang sejak berhasil masuk ke dalam apartemen dan berhasil pula mendudukan bokong mereka di sofa terus saja mengeluarkan tatapan setajam laser.

"Are you crazy? Bercinta di depan pintu masuk. Kau lupa gunanya kamar ya? Bagaimana kalau bukan aku yang masuk?" Balas Joy. "Hey chill sist, hanya kau yang tau passwordnya."

"Siapa kau?" Suara Seulgi berhasil mengalihkan perhatian Joy dan si perempuan berambut pink. "He's my boyfie."

"Diam Rose!" Ujar Joy kesal, Rosa hanya mendengus kesal karena geraman tajam Joy.

"Dia agen FBI."

"What?!" dan "Sorry?" Adalah kalimat yang dikeluarkan kelima perempuan lainnya menanggapi pernyataan Seulgi.

"Dia? FBI? Are you kidding?!" Seru Wendy.

"Are you serious Seul?" Ujar Irene. Berbeda dengan Wendy yang seolah tak percaya, Joy dan Katie hanya saling pandang setelah seruan kagetnya tadi. Irene, Joy dan Katie jelas sudah mengetahui bahwa Seulgi bisa mengakses informasi-informasi agen Federal lainnya.

"Aku pernah melihat datanya disalah satu misi kita, aku juga beberapa kali melihat dia."

"Wow, kau memang sejenius rumor itu ya." Ujar satu-satunya pria yang sejak tadi duduk di sebelah Rose.

"Apa yang kalian bicarakan? FBI? Siapa yang FBI? Dia? Loren? Si musisi punk jalanan?" Histeris Rose.

Perempuan berambut pink itu tak mengetahui pekerjaan Joy yang sebenarnya. Rose hanya tau Joy salah satu polisi yang ditempatkan di Washington DC. Jadi saat keenam manusia itu membicarakan Federal, otaknya seakan buntu.

"Apa yang kau lakukan disini?" Selidik Katie. "Dia hanya teman sepermainan Rose ternyata." Katie menjawab pertanyaanya sendiri setelah memperhatikan tiap gerakan Loren dan mata pria itu.

"Honey, bisa tunggu aku di kamar. Mereka klien ku." Pinta si pria dengan penampilan urakannya.

"Klien?" Kelakar Rosa tak percaya, "Mereka bilang kau Federal."

"Aku buronan, jadi aku harus berbisnis dengen mereka supaya bisa terbebas dan hidup bahagia bersamamu, baby." Katie berlagak memuntahkan sesuatu saat melihat raut Rose tersipu malu. "Okey, aku tunggu dikamar. Raurrrr."

"Dasar sinting." Gumam Irene.

"Aku tak menyangka Joynya sama dengan Joy FBI." Ujar Loren. "Senang bertemu kalian." Lanjut Loren menampilkan senyumnya.

"Bagaimana FBI?" Tanya Katie lagi, Loren mengangkat bahunya tak tahu. "Aku cuti sejak misi terakhirku."

"Sial! Bagaimana kita bisa tau kondisi di sana." Geram Katie. "Sampai kapan cutimu?" Loren memandangi Katie penuh minat saat perempuan itu mengajaknya berbicara, sejak Katie— ah tidak. Sejak kelima perempuan itu mendudukan bokongnya di sofa Loren terus saja memandanginya bergantian, tetapi fokus lebihnya memang hanya pada Joy dan Katie. Dalam kepalanya yang masih kotor tervisualisasikan tubuh perempuan itu tanpa sehelai benangpun. Kelompok mereka menjadi satu-satunya kelompok dengan keseluruhan anggota berjenis kelamin perempuan. Sudah banyak gosip yang beredar bahwa kelima perempuan itu terkenal amat dingin tetapi hangat diranjang. Entah dari mana dan siapa gosip itu bermula, tetapi hampir seluruh agent berjenis kelamin pria memimpikan untuk bisa tidur bersama mereka setidaknya satu kali sebelum mati—inginnya. Tetapi karena rumor mereka yang lainnya, agent-agent itu mundur dengan teratur. Kelima perempuan ini terlalu cerdik dan berbahaya.

end | G E N I U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang