Get back

1.9K 315 47
                                    

Sepanjang kaki kelima perempuan itu melangkah, sepanjang itu pula pandangan para manusia yang dilewati oleh mereka terperangah takjub. Dengan dagu yang diangkat, tatapan lurus tajam dan dingin. Kelima perempuan itu tak memusingkan bisikan orang-orang itu. Tak ada pilihan lain, hanya pakaian itu yang berserakan di tiga lemari besar Rose. Hanya beberapa pakaian yang masuk kategori sopan, dan yang dikenakan kelima perempuan itu termasuk dalam kategori sopan didalam lemari Rose. Celana dan kemeja yang dimiliki Rose seratus persen berbahan tembus pandang. Celananya pun hanya bermodelkan skinny slim fit yang sudah pasti tak bisa digunakan kelima perempuan itu. Tinggi badan ketiga perempuan itu terlalu jauh dengan Rose. Lalu Seulgi yang masih juga tenggelam menggukan celana milik Rose. Joy sebenarnya pas, tetapi celana itu bahkan tas sampai pada pahanya. Tubuh Rose terlalu slim jika dibandingkan dengan tubuh kelima perempuan itu.

"Oh hai Katie!" Pria lainnya muncul dihadapan mereka— Johnny, pria asli Chicago yang mengisi keterampilan yang sama seperti Katie. "Kalian tak bisa dihubungi sejak kemarin." Lanjut Johnny. "Dan kalian luar biasa, aku tak pernah melihat kalian dalam tampilan seperti ini."

"Apa yang kau lakukan di pusat Johnny?" Tanya Katie.

"Ahh.. aku dan Yuta memenuhi panggilan." Johnny memberikan senyum yang terlihat ganjil pada akhir kalimatnya. Yuta, salah satu yang terbaik setelah Seulgi. Kelima perempuan itu mulai bisa menyimpulkan sesuatu. "Kurasa tugas kalian gugur. Kalau begitu aku permisi. Kami harus melapor." Johnny mengangguk singkat dan menyingkir dari jalan yang menutupi akses kelima perempuan itu.

Mendapatkan sambutan yang sama saat mereka sampai didepan ruang melapor, pasangan perempuan dan pria disana mempersilahkan mereka masuk setelah berbasa-basi singkat.

"Sir." Kelima itu memberikan hormatnya kepala pria paruh baya di balik meja. Si pria paruh baya mendongak dan memberikan anggukan kecil. Kelima perempuan itu menurunkan tangan dan mengubah sikap siap hormat mereka menjadi istirahat ditempat. Mata mereka masih terbuka tajam dan datar, terlihat menakutkan.

"Kalian gagal menyelesaikan tugas."

Menyempurnakan posisi berdiri tegak, "Yes, Sir." kelimanya menjawab dengan serempak dan kembali ke posisi sebelumnya. Siap mendengarkan hukuman atau informasi yang sudah mereka prediksi sebelumnya.

"Kalian terselamatkan karena akan dilaksanakan seremoni pemindahan tanggung jawab dan serah terima jabatan." Matthew William— pria paruh baya yang mengisi jabatan direktur pada FBI menyandarkan tubuhnya santai. "Senang bisa menjadikan kalian sebagai bawahan. Kalian memiliki bakat, hanya power yang tidak kalian miliki."

"Kalian bisa kembali nanti pukul 7. Akan dilaksanakan seremoni disini. Jangan kembali ke markas, karena kalian akan terlambat."

"Yes, Sir."

"Kalian bisa keluar." Mengganti sikap istrihatanya, kelima perempuan itu memberikan hormat pada Matthew. Pria paruh baya itu kini bangkit dari kursinya dan memberikan penghormatan yang sama. "Selamat menjalani tugas yang baru." Matthew mengulurkan tangannya, dengan gerakan yang teratur dan tegas kelima perempuan itu berjabatan tangan dengan Direktur. Dimulai dari Joy, lalu Seulgi, Irene, Katie setelahnya Wendy.

Berbalik dengan gerakan tangkas, kelima perempuan itu keluar dari ruang melapor—Direktur, dengan menghela nafas lelah.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Joy tetapi tak mendapat jawaban apapun. "Ah, aku lupa." Joy melangkan kakinya mendekati meja petugas didepan ruang Direktur.

"Sorry, jam berapa sekarang?"

"18.14." Joy menyungkingkan senyum ramahnya, "Thank you."

"Bagaimana kalau makan?" Tanya Joy setelah kembali ke kumpulan empat karibnya. "Uangku sudah habis." Ujar Wendy.

"Minta pada kenalan kalian." Jawab Joy santai. Keempatnya hanya mendengus malas. "Hidupku berputar kebawah hanya dengan membutuhkan 29 jam." Keluh Joy.

end | G E N I U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang