Joy menghentikan mobilnya di depan rumah besar yang dijadikan markas oleh kelima perempuan itu. Tepat saat mesin berhenti Katie menjadi orang pertama yang keluar dari mobil. Matanya berpendar memeriksa sekitar, sudah menjadi kebiasaannya sejak awal dilatih diantara kelima perempuan itu, Katielah yang bertugas untuk memastikan tempat yang akan mereka datangi aman. Berjalan dengan derap yang tak terdengar, Katie memasuki pekarangan rumah. Memeriksa tiap sudut depan dan samping rumah, setelah aman barulah tangannya terangkat dan melambai pada karibnya didalam mobil.
Ibu jarinya menempel pada sensor yang terpasang di pegangan pintu, bunyi tanda kunci pintu terbuka terdengar cukup nyaring. Membukanya lebar, Katie melemparkan kembali pandangannya, memperhatikan sekitaran di dalam rumahnya sebelum melangkah masuk.
"Home sweet home." Gumamnya, Katie membawa bokongnya menduduki sofa tepat di depan pintu utama. Tangannya dengan lemas melepaskan earpeace di telinganya. Wendy masuk diikuti dengan Seulgi, Irene dan Joy yang membawa tas di satu tangannya. Saat berjalan masuk, keempat perempuan itu melepaskan earpeace yang terpasang pada telinga mereka dan membiarkannya tersampir bebas diatas bahu.
"Wendy, bisa buatkan aku masakan andalanmu? Sejak menghampiri Joy tadi aku belum makan siang, bahkan aku belum sarapan. Dan sekarang sudah jam 3 sore." Pinta Katie, kepalanya di istirahatkan pada sandaran sofa. "Aku juga, tolong buatkan." Seulgi mengeluarkan jurus andalannya pada Wendy yang kini terkekeh lucu di posisinya.
"Baiklah anak-anakku, Ibumu ini akan membuatkan makanan special. Tapi memang kita punya persediaan? Rumah ini sudah hampir satu tahun tidak kita tempati." Katie melemparkan atensinya pada Joy. "Sial! Aku selalu menyesal menjadi manusia yang pandai berkendara kalau sedang bersama kalian."
"WOW berarti kau menyesal setiap hari Joy, bahkan tiap detik karena kita selalu bersama." Ujar Irene. Tak membantah Joy kembali bangkit, membuka sabuk dan segala peralatan yang melekat ditubuhnya. "Seharusnya kita tak perlu menggunakan pengaman seperti ini, rumah ini jauh dari peradaban dan berjarak lebar dengan rumah lainnya."
"Kita hanya mengikuti prosedur Joy, kita tak akan tau bertemu dengan siapa di perjalanan menuju rumah." Ujar Irene lagi.
"Ayo." Joy melempar kunci mobil yang dipegangnya pada Wendy. "Kau saja yang bawa." Wendy mengangguk, ia melangkah keluar dari rumah lebih dulu karena Joy masih melepaskan atributnya. Seulgi dan Katie bangkit bersamaan, Katie menghampiri pintu sedangkan Seulgi berlari kearah Joy.
"Jangan tekan-tekan tombolnya oke." Joy menyergit bingung saat Seulgi kembali memasang earpeace miliknya. "Ada yang ingin kami bicarakan. It's a secret, jangan bertindak mencurigakan di depan Wendy, jangan sekalipun memegang telinga, jangan berpisah atau mengalihkan matamu dari Wendy, dan jangan terkejut." Joy mengangguk patuh.
"Kau boleh pergi sekarang." Joy berlalu pergi keluar.
"Ada apa?" tanya Irene akhirnya, Seulgi dan Katie sudah duduk di sofa yang mampu menampung 3 orang. "Wendy.." mulai Katie.
"Ku pikir aku saja yang mencurigainya." Gumam Irene pelan.
"Aku melihatnya bersama mereka. Dua kali, pertama saat aku tak sengaja melihatnya dengan Suga, Jullian dan Monie disalah salah satu lobby hotel di New Jersey. Dan kedua kalinya aku melihat Wendy saat aku melihat Justin dan Suga berbincang. Aku mendengar keseluruhannya. Aku melihat Wendy masuk ke ruangan Christian sebelum yang lainnya datang." Jelas Katie. "Sebelum itu, mereka hanya membicarakan tentang hal yang tidak aku mengerti. Justin hanya menyuruh Suga untuk cepat menemukannya. Dia juga bilang mereka harus bergerak cepat karena hari itu bertepatan dengan hari dimana Seulgi memberitahu kita bahwa ia berhasil masuk ke situs mereka. Dan itu memperkuat fakta bahwa Wendy pelakunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
end | G E N I U S
FanfictionSeries I | end Series II | end Series III | end Series IV | end