Setelah 13 jam 23 menit mengudara, akhirnya pasangan manusia berserta 6 orang pengawal turun dari tangga pesawat Jet. Cerahnya matahari menyambut kedatangan Katie dan Justin. Perbedaan waktu lebih 6 jam dari waktu Washington DC menjelaskan mengapa ditempatnya berpijak kini matahari telah terbit. Katie yang belum beradaptasi dengan waktu sekitarnya, masih berusaha membuat dirinya tetap sadar karena sejak 3 jam lalu dirinya jatuh tertidur di dalam pesawat Jet. Mengikuti waktu di tempat asalnya yang masih menunjuk pada pukul 01.27 dini hari, jelas saja ini adalah waktu untuk beristirahat. Sedangkan di Roma, sudah pagi —pukul 07.27 (GMT +1).
"Watch your step." Tegur Justin saat dianak tangga terakhir Katie melompatinya lunglai.
Di depan mereka kini sudah berjajar 6 mobil ford edge berwarna hitam dan satu mobil ford flex yang dapat di pastikan milik Justin. Menuntun lebih dulu masuk ke kursi penumpang depan, Justin memastikan seatbeltnya terpasang sempurna. Sebelum beranjak, si pria memberikan kecupan cepat di kening Katie yang matanya mulai memejam. Masuk ke kursi kemudinya dan segera menyalakan mobil, Justin menjalankan mobilnya dengan iring-iringan pengawal. 2 didepan, 2 di belakang dan masing-masing satu di sisi kanan dan kiri mobil Justin. Formasi pengawalan seperti ini tak pernah Justin gunakan seumur hidupnya, tetapi karena kini ia sedang bersama Katie—yang mana setelah berita itu tersebar ke seluruh dunia, Justin perlu mengantisipasi atas kejadian yang tak mampu ia prediksi.
Benar saja. Baru berbelok keluar dari landasan dan bersiap menuju jalanan utama, kilat lampu kamera menghujani kaca mobil depannya. Padahal ia sudah menyuruh anak buahnya untuk mengurus para paparazi itu, tetapi karena beritanya sudah lebih dulu tersebar. Pencegahan apapun tak akan ada artinya.
Menarik turun sun visor serta membuka jaketnya dengan cepat, Justin menyampirkannya pada kepala si perempuan yang melenguh terganggu.
"Banyak flash menganggu, tutupi matamu." Ujar Justin menahan gerakan tangan Katie yang ingin menurunkan jaket didepan wajahnya. Menurut, Katie akhirnya memilih menyamankan posisi. Si pria yang peka segera memberhentikan mobilnya mendadak dan beranjak guna menurunkan sandaran mobil agar nyaman untuk Katie berbaring.
Membutuhkan waktu lebih lama dari seharusnya, mobil yang di kemudikan Justin masuk kedalam garasi setelah 53 menit berdesakan di jalan raya. Sebelum dirinya keluar, para pengawal dengan sigap membuat barikade diluar gerbang garasi. Salah satu rumahnya di Roma berada di kawasan padat penduduk, itu jugalah yang menyebabkan Justin meminta tambahan orang pada Jack.
Membuka pintu sisi kursi yang ditempati Katie, Justin mengangkat si perempuan kedalam gendongannya tanpa berniat membangunkan si perempuan—walaupun gagal karena kini si perempuan dengan perlahan membuka matanya di balik jaket yang menutupi wajahnya.
"Aku bisa berjalan sendiri." Ujarnya dengan suara serak. Tidurnya memang nyenyak—salahkan jaket yang harumnya menenangkan, tetapi karena dirinya cukup peka, pergerakan lembut yang dibuat Justin mampu menarik dirinya di dasar alam mimpi.
"Ya. Tak ada yang mengatakan kau tak bisa berjalan sendiri." Tak menanggapi, Katie memilih melanjutkan tidurnya. Kantuk dan rasa tak nyaman di perutnya sungguh bukan kombinasi yang sempurna untuk memulai perdebatan.
Terus melangkah hingga melewati ruang tamu, lorong menuju tangga dan sampai pada kamar yang akan keduanya tempati, Justin membaringkan Katie dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
end | G E N I U S
FanfictionSeries I | end Series II | end Series III | end Series IV | end