Mengabaikan tatapan para hadirin rapat, Justin bangkit dari kursi dan meninggalkan ruang rapat tanpa memperdulikan jika dua orang petinggi perusahaannya sedang presentasi. Menarik pintu ruangan dengan tergesa, Justin berlari melewati lorong lantai teratas gedungnya setelah mendapati panggilan masuk dari Suga. Karibnya menghubungi untuk memberitahukan padanya tentang kekacauan yang sedang terjadi di sebuah restaurant dekat markas pusat FBI. Yang mana maksudnya adalah tempat Katie dan keempat karibnya makan siang.
Masih berlarian guna mencapai lift yang hanya berjarak 3 meter darinya, Justin mengeluarkan kembali ponselnya dan memilih ikon telepon pada layar ponsel yang masih menyala, si pria menghubungi para pengawal agar segara memberikan pengawalan pada Katie—jangan lupakan makian panjang betapa tidak becusnya mereka bekerja. Ingatkan Justin untuk tetap waras setelah sampai disana. Si pria nyatanya sempat terpaku beberapa waktu saat menerima panggilan dari Suga. Begini, Justin tak mengetahui tentang kepergian Katie yang ternyata amat jauh—versi Justin dari markasnya. Suga hanya memberi tahu bahwa Wendy dan Katie berniat makan siang di dekat markas—yang sengaja Suga tutupi karena Wendy sudah memohon padanya agar izin Katie lebih mudah turun, dan Suga menjamin keamanan para perempuan karena ia mengatakan sudah menurunkan satu lusin pengawalan. Justin memberikan izin karena berpikir benar-benar hanya Wendy dan Katie juga tempat yang mereka tuju masih di sekitaran markas sekaligus kantor tujuh kepala. Jika saja ia tahu Irene, Joy dan Seulgi ikut serta, Justin akan menurunkan pengawalnya pula. Irene dan Katie ditempatkan pada satu tempat dan waktu yang sama sungguh kombinasi yang sempurna bagi para pemburu berita.
Keluar dari kotak besi yang membawanya turun ke lantai dasar, Justin berlari dengan langkah lebar ke pintu keluar. Dan lagi-lagi dirinya berhasil menjadi pusat perhatian. Tak pernah manusia-manusia itu melihat Justin berlarian dengan wajah panik dan dengan teriakan penuh kemarahan pada para pengawalnya.
"Sir." Menyambar kunci mobil dari uluran salah satu pengawalya, Justin melompat naik ke dalam mobil dan dengan cepat membawanya keluar dari pelataran lobby kantornya.
Dengan satu tangan memegang kemudi, Justin menggunakan tangan yang lainnya untuk mengoperasikan ponselnya sebelum setelahnya ia meletakkannya pada tempat yang telah tersedia. Di layar tertera bahwa ia mencoba menghubungi Jack.
"Justin. Katie sudah aman." Kalimat pembuka dari Jack tak mampu menenangkan Justin. "Pengawalku ada disana, kau tak perlu khawatir."
"Apa mereka berhasil keluar?" Justin menginjak pedal gasnya semakin dalam.
"Ya berhasil. Kau tak perlu ke restaurant. Mereka berlima sudah berada di mobil."
"Bawa Katie pulang, Jack. Aku tak ingin mengambil resiko lebih banyak." Balas Justin yang kedua tangannya kini sibuk memutar kemudi dengan tajam. Setelah pemberitahuan Jack tentang keadaan istrinya, tujuannya bukan lagi ke restaurant tetapi menuju rumahnya.
"Ya. Aku akan mengarahkan mereka ke sana. Dan aku sedang mencari satu orang yang memmacing semua keributan ini."
"Aku akan mengirimkan juga orangny. Thanks Jack." Menutup sambungannya, Justin membawa mobilnya melewati jalanan yang ramai lancar dengan tekanan klakson berulang-ulang.
Hanya membutuhkan waktu 15 menit, Justin menginjak remnya dengan kuat setelah sampai tepat di pekarangan rumahnya yang ramai dengan mobil Lincoln Navigator L. Melompat turun dengan tergesa, para pengawal dengan setelan formal menunduk hormat menyambutnya.
"Sayang." Justin sampai dengan nafas menderu. Di ruang tamu dalam, yang berada di samping belakang dua buah tangga besar yang melingkar terlihat Katie, Irene, Joy, Wendy, Seulgi, dan Suga duduk mengisi masing-masing space kosong. Si pria yang melihat istrinya duduk bersebelahan dengan Seulgi membuat langkah lebar menghampiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
end | G E N I U S
FanficSeries I | end Series II | end Series III | end Series IV | end