One step closer

2.4K 301 19
                                    

Menyibak selimut yang menyelimuti tubuhnya, Katie bangkit dari ranjang yang hanya diisi oleh dirinya. Jam digital di kamar Justin sudah mencetak angka 08.34, terlwat 1 jam 15 menit dari waktu matahiri terbit. Berniat melangkah ke kamar mandi, Katie menghentikan langkahnya saat melihat berkas dan laptop yang terbuka di sofa. Mengarahkan kakinya ke arah sana, Katie memeriksa lembaran berserakan itu dengan tenang. Keningnya beberapa kali mengkerut karena tak memahami isi pada kertas-kertas itu—selain perjanjian kerja Katie tak mengetahui maksud kalimat panjang di dalamnya.

Meletakkan kembali kertas, Katie melanjutkan niatnya ke kamar mandi. Di dalam dirinya tak menemukan Justin, berpindah ke ruang pakaianpun Katie tak menemukannya disana. Seingatnya pukul 3 pagi saat ia ke kamar mandi Justin masih tertidur di sampingnya. Mengangkat bahunya acuh, Katie membawa serta tas kecilnya yang sudah berisi ponsel dan dompet—semuanya dari milik Justin. Sejak kepulangan mereka 2 hari lalu dari Brooklyn, keduanya tak bicara. Justin tak mencoba mengajaknya berbicara, begitupun Katie. Si perempuan di buat bersyukur karena itu. Tak perlu mengeluarkan tenaga berlebih untuk menghadapi Justin yang selalu mengajaknya bertengkar setiap berbicara.

Setelah turun dari kamarnya, Katie tak mendatangi dapur. Dirinya bergegas keluar dari rumah. Mobil yang selalu sama—berbeda dengan pengawal yang selalu berganti mengantarnya sudah siap didepan sana.

"Ma'am." Hanya membalas sapaan ramah si pengawal dengan anggukan, Katie menaiki mobil dengan gerakan gesit. "Dan ini.." Katie mendongak saat melihat map disodorkan padanya, "Berkas dari Mr. Chim, Ma'am." Mengangguk mengerti, Katie menerima dan membukanya dengan santai. Sebelum pulang kemarin, Christian memang menyampaikan pada Katia bahwa ia akan mengirimkan berkas bahan-bahan terbaru untuk terobosan senjata baru mereka.

Keningnya menyerngit heran saat jemarinya membuka halaman ke lima, satu foto terselip disana. "Kau sudah memeriksa berkas ini?" Tanya Katie tanpa mendongak.

"Yes, Ma'am. Apa Mr. Chim memberikan berkas yang salah?" Katie menggeleng perlahan, memindahkan foto itu agar tak terjatuh saat ia membawanya nanti.

"Hari ini aku akan pulang agak terlambat." Ujar Katie, tak ingin membuat pengawal itu menunggunya susah payah. "Yes, Ma'am." Mengangguk singkat, Katie kembali melanjutkan kegiatan membacanya. Memperhatikan tiap kalimat dan foto-foto yang terprint di dalam berkas yang dikirimkan Christian—bukan foto yang beberapa menit lalu ia selipkan.

Tak membutuhkan waktu lama, mobil yang membawanya berhenti tepat di depan pintu masuk utama Markas. Keluar dengan pintu yang sudah dibukakan oleh penjaga pintu, Katie memberikan anggukan singkat dan melanjutkan langkahnya. Langsung menuju lantai 4 dimana kandangnya berada, kembali mengabaikan perintah Justin. Katie di buat jatuh cinta dengan ruang penelitian tempatnya bekerja. Si perempuan selalu menghabiskan waktunya disana—bukan diruangan Justin di lantai 5.

"Morning, Olzen." Jennie Ruby menyapanya, salah satu rekan kerjanya di lantai 4.

"Kau datang lebih pagi." Balas Katie yang di balas tawa manis Jenny.

"Berkunjung ke tempat kekasihku dulu." Katie melemparkan tatapan menggodanya pada si perempuan, kembali berperan sebagai mantan polisi divisi sosial yang ramah. Katie agaknya mulai terbiasa melemparkan senyum ramahnya dengan sering. Padahal baru terlewat 6 hari kerja, tetapi suasana dan orang-orang di ruang ini berhasil membuat senyum Katie lebih banyak muncul.

"Kau sudah membaca berkas yang Mr. Chim berikan?" Katie mengangguk menjawab pertanyaan Jennie. "Itu rancangan dari Mr. George loh!" Katie menaikkan alisnya sanksi.

"Serius! Mr. Chim yang memberitahuku kemarin." Ujar Jennie meyakinkan.

"Makanya lihat.." Jennie mengeluarkan map miliknya. "Rankaian ini, hanya Mr. George dan Mr. Ranner yang bisa membuatnya. Hanya senjata tertentu yang menggunakan ini dan mereka berdualah yang menjadi perancangnya." Katie hanya membalasnya dengan anggukan-anggukan kecil.

end | G E N I U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang