Katie tak juga membuka mulut sejak ia mendudukan bokongnya di sofa apartemen Wendy. Ruang depan yang biasanya terlihat rapi kini di hiasai banyak lampu. Dan Katie jelas tau siapa pelakunya—tentu saja Joy. Karena sejak kedatangan Katie dan Justin yang mana menjadi tamu terakhir, Joy terus memberitahu pada hadirin bahwa ia yang menghias ruang depan Wendy.
Disebelahnya duduk Seulgi yang juga sama diamnya seperti Katie. Lalu di sofa yang lebih panjang, Justin, Monie dan Genie duduk disana dengan saling berdekatan. Hanya memandangi jengkel suasana redup dan lampu berwarna-warni yang membuat matanya sakit.Sedangkan Irene, Joy dan Wendy terlihat sibuk didapur dengan Jullian, Moon, Christian dan Jack. Suga tak diketahui keberadaannya setelah menyambut tamu terakhirnya.
"Coba kau bicara dengan Katie. Kalian bakal jadi cousin? Atau apa ya kalau kau menikahi Kakak temanmu?" Jullian yang berdiri tepat di samping Moon disenggol dengan keras oleh Christian. Tetapi keduanya bersyukur karena ketiga perempuan itu mengabaikannya.
Jack memperhatikan dalam diam, tak bisa memihak atau membela salah satunya setelah semua rahasianya terbongkar. Dulu ia berusaha keras tak membunuh Justin saat mulut kurang ajar pria itu mengatakan ingin membawa Katie ke atas ranjangnya. Dan dirinya semakin di buat geram saat ternyata di hari yang sama ia memprovikasi Justin, pria itu berhasil meniduri adiknya.
"Kulihat Katie jadi lebih diam." Joy. "Maksudku dia memang diam dan selalu serius. Tapi Katie tak pernah menjauhi perkumpulan kami." Lanjut Joy meluruskan. Christian dan Jullian dengan cepat melemparkan tatapannya pada Jack. Reve tak mengetahuinya, kecuali Seulgi. Karena itulah mereka juga belum mengetahui penyebab Katie menjadi agak pendiam malam ini.
Lalu Christian dan Jullian saling pandang dan bersamaan mengangkat bahunya. "Ku lihat juga wajah Katie agak pucat tadi." Ujar Wendy yang berhenti melakukan kegiatannya mengiris steak daging besar di atas piring. "Apa mungkin Katie sakit?" Jack dan Irene menoleh cepat ke tempat dimana Katie berada. Dari jarak pandang 7 meter, Jack maupun Irene melihat posisi duduk Katie yang sudah berubah. Si perempuan itu kini menyandarkan kepalanya di sandaran sofa.
"Aku akan memeriksanya." Melepaskan potato masher pada pegangannya, Joy melangkah menghampiri perkumpulan di sofa yang sepi.
"Katie?" Menangkupkan salah satu telapak tangannya pada pipi Katie, Joy menyerngit saat merasakan permukaan pipi Katie menghangat. "You Ok?"
Mengangguk tanpa membuka matanya, Katie mendorong turun telapak tangan Joy dari pipinya.
Justin yang memperhatikan sejak tadi akhirnya bangkit dari sofa dan menghampiri Katie dalam satu langkah besar. Kedua telapak tangannya menangkup pipi si perempuan. Seperti Joy yang mengkerutkan keningnya, Justin pun melakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
end | G E N I U S
FanfictionSeries I | end Series II | end Series III | end Series IV | end