Bonus | Ice Cream Cake

2.4K 286 65
                                    

Satu pasangan yang telah menikah itu sibuk saling melemparkan tatapan tajamnya. Sejak 15 menit lalu tak ada satupun yang berniat mengalah. Baik Katie maupun Justin. Kedua manusia itu tak lelah mengeluarkan tatapan super tajam dan lurusnya.

"Ekhem." Lim yang memang berada disana akhirnya berdehem salah tingkah. "Sir. Sudah waktunya anda ke ruang rapat." Ingatnya sekali lagi. Justin akhirnya memutus tatapan itu lebih dulu. Berdiri dan merapikan jasnya, si pria melemparkan tatapan dinginnya pada Lim.

"Tetap disini. Jaga matamu dan pastikan istriku tak keluar dari ruangan ini selangkahpun." Lim mengangguk patuh dengan jakun yang bergerak gelisah.

"Jika kau berani berulah.." Justin mengembalikan maniknya pada Katie, "..kau akan tau akibatnya." Lanjut Justin. Setelahnya si pria melangkah menjauhi sofa di depan meja kerjanya ke arah pintu ruangannya. Mengabaikan Katie yang menggeram murka di tempatnya sana.

"JUSTIN FUCKING SEAGULL BASTARD!" Teriak Katie penuh kemarahan. "Ini semua karenamu!" Todong Katie pada Lim yang hanya mampu berdiri kaku tepat di posisinya. "Lagi pula seharusnya kau mendukungku sialan!" Ujar Katie lagi dengan kejam.

"Semua rencananya gagal karenamu! Dan kau akan mendapatkan akibatnya!" Katie berdiri dengan susah payah dari posisi duduknya. Kemarahan berhasil membuat sepanjang tulang leher sampai tulang ekornya menegang. Ditambah perutnya yang sudah membesar. Padahal baru berusia 5 bulan, tetapi tetap mampu membuat Katie terengah hanya dengan emosi yang bergejolak. Jangan tanyakan jenis kelaminnya. Katie memilih merahasiakannya—walaupun sebenarnya Justin sudah mengetahuinya tanpa sepengetahuan si Istri, hingga anaknya lahir. Dan ia yang melihat sendiri apakah anaknya perempuan atau laki-lagi.

"Mrs. George, anda tidak di perkenankan meninggalkan ru—"

BRUK.

Lim yang tidak menyangka mendapatkan serangan terkapar jatuh dengan posisi terburuk. Bagaimana tidak, Katie menendang bagian wajah kirinya dengan amat keras. Jika perempuan biasa, Lim tak akan merasa terlalu sakit. Tetapi ini seorang Katie Adams George. Mantan agen terbaik milik FBI. Berdoa saja semoga rahangnya tidak patah atau bergeser.

"Rasakan itu!" Ujar Katie penuh dendam.

Dirinya lalu melanjutkan langkah, bukan menuju pintu tetapi menuju kursi kebesaran Justin. Sebenarnya Katie memang tidak berniat pergi kemanapun, ia hanya terlalu kesal dan jengkel dengan Lim. Karena itu ia menghadiahkan tendangannya pada Lim.

"Lim.." Mode Katie kembali berubah. Suaranya tak lagi penuh kebencian, dirinya yang datar telah kembali dengan cepat.

"Ya, Nyonya?" Lim yang sudah bangkit berdiri menjawab dengan patuh.

"Tolong belikan aku ice cream cake." Lim mengkerutkan keningnya berusaha memahami nama makanan yang baru saja masuk ke pendengarannya. "Rasa red velvet." Lim meneguk salivanya getir.

"Siap Nyonya. Pesanan anda akan sampai secepatnya." Jawab Lim tanggap. Tangannya lalu mengeluarkan ponsel dan mengirimkan perintah tegas pada anak buahnya untuk mencari makanan yang diinginkan Nyonya besarnya.

Sedangkan Katie, memilih menyandarkan tubuhnya dengan nyaman di sandaran kursi kebesaran Justin. Salah satu spot favoritnya dari ruangan Justin. Kursi si suami amat nyaman. Besar dan terasa amat empuk. Punggung Katie selalu terasa pas jika bersandar disana, rasanya seperti Justin sedang memeluknya erat.

Tangannya yang sudah menggengam ponsel ia naikkan menjadi sejajar dengan dadanya. Kepalanya ditundukkan guna memperhatikan layar ponselnya.

Tampilan ponsel pintarnya menunjukkan kolom percakapan dengan nama kontak Joy Cooper. Isinya berputar pada rencana yang seharusnya ia jalankan sekarang. Mengetikkan balasan disana, Katie mengakhirinya dengan kata sorry. Lalu Ibu jarinya menekan lama pesan yang baru saja ia kirimkan, mengkopi isinya, Katie berpindah ke percakapan yang lain.

end | G E N I U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang