Meet again

2.1K 324 41
                                    

Justin dan Monie berdiri bersedekap memandangi jeep didepannya yang tak kunjung terbuka pintunya. Si pria yang lebih muda mendecih kesal dan siap membuka paksa mobil tetapi gagal karena di tahan oleh Suga.

"Jangan melakukan hal bodoh." Ujarnya datar.

"Lalu kau memintaku menunggu seperti orang tolol lebih lama?" Balas Justin tajam.

Tak kalah tegang dengan suasana di luar, di dalam mobilpun sama. Irene serta Jackson sejak tadi sibuk memamdangi keadaan di luar dan sesekali beradu pandang. "Keluar saja." Entah sudah yang keberapa kalinya Jackson menyampaikan hal yang sama. Irene menggeleng cepat, perasaan takut mulai menghantuinya. Ia hanya sendiri, empat karibnya tewas. Dan ia tak ingin membawa Jackson kedalam malah mereka.

"Uhh!"

"Sial! Kau punya kantung?" Irene bangkit dari duduknya, menyembulkan tubuhnya kedepan. Terlalu hafal dan paham, Irene dapat dengan cepat mengindentifikasi keinginan Katie.

"Uuhh!" Katie meminta kantung dengan tangan yang menutupi mulutnya.

"Aku tak punya." Jawab Jackson. "Sial! Telan Katie! Jangan mengeluarkan muntahanmu atau ku bunuh kau!" Geram Irene.

"Hey, itu terlalu kejam." Sela Jackson, kepala tampannya tiba-tiba memvisualisasikan cairan muntahan yang ditelan kembali. Membuat bahunya bergedik ngeri bercampur jijik.

Katie menggeleng-geleng, tangan satunya yang bebas berusaha membuka mobil yang di kunci oleh Irene tadi. "Ada manusia sialan itu di depan!" Ujar Irene memperingati. Katie mendongak kaget, walaupun mabuk. Anehnya, kelima karib itu masih bisa diajak serius saat berbicara—jika tidak tidur.

Lewat kedua matanya, Irene dan Katie seolah berbicara. Jackson hanya diam memperhatikan. "Sial Katie! Kenapa kau menarik perhatian Justin!" Geram Irene tak suka. "Buka kuncinya Jackson." Perintah Irene, dirinya yang duduk tepat di belakang bangku Katie membuka pintu di sampingnya tepat saat terdengar bunyi kunci pintu yang dibuka.

Mengabaikan Justin yang melangkah mendekati, Irene bergerak cepat dan membantu Katie seefesien mungkin. Perempuan itu berjongkok dan memuntahkan kembali isi perutnya. Sungguh keberuntungan Joy dan Wendy selalu terlelap saat mabuk dan baru membuat kekacauan keesokannya.

"Miss Olzen." Mengabaikan panggilan super datar dan dingin milik Justin, baik Irene dan Katie sibuk dengan urusannya.

"Uhh! Alcohol brengsek!" Geram Katie di sela muntahannya. Perutnya sudah teramat perih karena terkuras habis. "Kau lebih brengsek karena membiarkanku sadar sendirian." Balas Irene tajam.

Jackson yang memang menurunkan kaca jendela sebelah kanannya menyodorkan sekotak tissue yang diambil tanggap oleh Irene.

"Sudah.." Irene membantu Katie membersihkan sekitaran mulutnya. "Dan sekarang aku tak sanggup berdiri." Bisik Katie pelan, tepat di telinga Irene. "Kalian memang selalu menyusahkan."

"Jackson." Panggil Irene tanpa menoleh, hanya suaranya yang dinaikkan. Jackson melompat ke kursi yang awalnya diduduki Katie. Mengeluarkan tubuhnya dari pintu kanan, Jackson siap mengangkat Katie saat tiba-tiba suara dalam dan dingin Justin terdengar.

"Don't touch her."

Dengan tubuh kaku, Jackson menegakkan kembali tubuhnya. "I'm sorry Sir. Tapi saya harus membawanya ke dalam rumah Irene."

"Menjauh." Tanpa perintah dua kali, Jackson memundurkan tubuhnya.

Justin melangkah mendekati, membungkuk dan membawa tubuh lemas Katie dalam dekapannya.

"Hello Irene Fanning." Irene membuang wajahnya tak peduli, beralih kembali ke pintu mobil. Dirinya berusaha membawa Seulgi keluar dari kursi penumpang tengah agar Jackson bisa mengeluarkan Wendy dan Joy.

end | G E N I U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang